early story

17 3 0
                                    

seorang lelaki berjalan di koridor sekolah yang sepi, bagaimana tidak sepi jika dia saja berangkat ke sekolah pukul 06.00 pagi.

Sungguh niat sekali bukan berangkat jam segitu, tidak hanya sekali dua kali tapi setiap hari.

Laksaka Lembayu, lelaki tampan pengantar koran di pagi buta. Dia harus berangkat pukul 04.00 untuk mengambil koran di kantor surat kabar harian dan mengirimnya ke rumah pelanggan. Setelah itu, saka harus berangkat ke sekolah, butuh waktu setengah jam untuk sampai di sekolah, karena arah yang berlawanan dan saka yang hanya berlari.

Saka duduk di bangkunya yang berada di pojok kelas, mengambil earphone lalu memakainya. Menurut saka, suasana kelas yang sepi itu menenangkan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30 sekolah sudah mulai ramai, satu persatu teman kelasnya datang. Termasuk sahabatnya, Delvin Hanggara.

"Oi sak, kebiasaan banget lo berangkat pagi, kek gue dong santai" ucapnya sambil menaruh tas di bangku sebelah saka.

"Bentar ye gue mau ke kantin dulu, laper belum sarapan. btw mau nitip kaga nih"

"Ngga dulu deh, gue ga laper" mendengar jawaban saka, delvin hanya mengangguk lantas pergi ke kantin.

Selepas delvin pergi ke kantin untuk membeli makan, saka melipat tangannya diatas meja, menaruh kepalanya di atas lipatan tangan, dan memejamkan matanya, saka ngantuk.

Bruk

Saka tersentak kaget ketika ada yang menendang mejanya, dia mendongak menatap seseorang yang telah mengganggu tidurnya.

"Woi anjing, enak ya tidur sampai lupa ke kantin beliin makan buat gue" ucap Kenzie Amartha, seseorang yang menendang mejanya tadi.

Ken menarik kerah baju saka, membuat saka mau ngga mau harus berdiri menatap ken.

"Lo udah berani bantah gue hah, inget lo tuh babu gue ngga usah pake bantah segala njing, dasar jalang persis banget kek ibu nya yang jalang" tubuh saka dihempaskan begitu saja.

Bugh

"Kalau mau hina gue sini hina gue sepuas lo, tapi jangan pernah hina ibu gue dengan mulut busuk lo itu" saka berjalan pergi meninggalkan kelas.

Semuanya tercengang melihat seorang laksaka berani meninju wajah kenzie, yang notabenya adalah anak dari donatur terbesar di sekolah, dan ketua berandalan sekolah. Tidak ada yang berani terhadap kenzie, entah karena takut fisiknya terluka, atau takut dikeluarkan oleh sekolah.

Saka berdiri di pembatas rofthof, menatap langit memikirkan apa yang telah dia lakukan tadi, dia tau itu salah. Tapi anak mana yang diam ketika orangtuanya dihina?

Lebih memilih menghapus pikiran tadi, hari ini dia akan bolos, bodoamat dengan masalah yang akan datang nanti, sungguh dia lelah.

Bel pulang berbunyi, saka buru-buru ke kelas untuk mengambil tas nya. Setelah itu pergi kesebuah cafe, dia akan bekerja.

Cafe tempat saka bekerja lumayan rame pengunjung, banyak orang-orang kantoran dan remaja yang mampir untuk sekedar istirahat.

"Saka, akhirnya lo dateng juga. Buruan ganti baju terus bantu gue anterin pesanan kepelanggan"

Buru-buru saka mengganti baju, dan segera mengerjakan pekerjaannya.

Ketika cafe sudah mulai sepi, saka baru bisa istirahat sejenak. dia membasuh muka di toilet pegawai, menatap wajahnya yang lesuh pada cermin yang ada di toilet.

"Lo pasti cape banget tiap hari harus kerja dari pagi sampai malem" ucap bang idam, rekan kerjanya.

"Engga bang, gue biasa aja" bohong, sebenarnya saka lelah, dia hanya malas mengakui bahwa dirinya lelah.

"Lelah itu wajar, tapi gue yakin sih lo bisa tahan" setelah mengucapkan kata itu, bang idam menepuk bahu saka pelan, lantas pergi melanjutkan pekerjaannya.

Saka termenung, dia tahu lelah itu wajar, tapi apakah dirinya bisa tahan jika harus merasakan semuanya sendiri?

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00, cafe baru saja tutup, saka bersiap-siap untuk pulang.

"Bang idam, bang setya, adi, mbak monik, sama yang lainnya. gue pamit pulang dulu ya, permisi"

"Iya sak"

"Yoi"

"Hati-hati kamu"

Setelah berpamitan, saka bergegas pulang, berjalan sekitar 3 kilometer untuk sampai ke rumah.

Malam yang semakin larut tidak membuat saka mempercepat langkahnya, dia lebih memilih memelankan langkahnya karena dia pikir mau pulang cepat atau lambat dia juga akan tetap mendapat masalah.

Saka mendongak ke atas, gerimis mulai turun dan lama-lama hujan turun dengan derasnya.

Berdiri dibawah guyuran air hujan, saka menangis dalam diam, sungguh dia lelah, tidak sanggup jika harus bertahan, dunia saja tidak berpihak kepadanya.

seorang bergegas turun dari tangga, memakai jaketnya, tidak peduli lagi dengan tatapan seseorang yang menatapnya bengis.

"Mau kemana kamu" ucap Hary, kepala keluarga sekaligus ayah dari pemuda tersebut.

Pemuda itu tetap berjalan, tidak menggubris pertanyaan dari ayahnya.

"Varez diandra, jawab ayah mau kemana kamu" sepertinya Hary sudah naik pitam, jengah dengan kelakuan anaknya.

"Apa peduli ayah?" Varez berbalik menatap ayahnya, dia benar-benar muak.

Prang

Varez memekik tertahan, dia menatap gelas yang sudah tak berbentuk. Pecahan kaca nya berserakan, tapi itu sudah biasa.

"Kurang ajar kamu, beraninya berkata seperti itu pada ayahmu"

Varez tidak peduli dan lebih memilih melanjutkan langkahnya, dia harus bergegas, pikirannya berkecamuk.

Menaiki mobilnya, melaju dengan kecepatan tinggi, mencari seseorang yang dia khawatirkan.

Menyusuri jalan dibawah derasnya hujan, hingga matanya menangkap siluet seseorang, varez sangat mengenalinya. Segera dia menepikan mobilnya, keluar dan berjalan ke arah seseorang yang saat kini berada ditengah jalan duduk dibawah guyuran air hujan.

"Lo apa-apaan hah, kayak orang gila tau ngga, bangun cepet" varez mencengkeram kerah baju saka, memaksanya berdiri. Ya, anak yang varez khawatirkan itu saka, adik tirinya.

Saka ingin bangun namun kaki nya serasa kelu, tiba-tiba saja saka ambruk. Untung varez cekatan menangkap tubuh saka agar tidak jatuh ke aspal, dia menggendongnya.

Menidurkan tubuh saka di kursi belakang mobil, menyelimutinya dengan selimut yang sempat varez bawa tadi. Segera varez mengemudikan mobilnya ke rumah, adiknya butuh kehangatan.

_________

Hai, mimin kembali bawa cerita lagi nih!

Seperti biasa ya, budayakan meninggalkan jejak 🙏

Ditunggu part 2 nya!

Ditunggu part 2 nya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Come Home AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang