Ana Uhibbuka

0 0 0
                                    










Tidak pernah kusangka
Cinta akan datang
Tanpa peringatan


Hanya dengan satu tutur kata santun
Kau telah berhasil membuat hati melantur

Berjalan dengan wibawa
Seorang pemuda yang bertakwa
Harum tubuhnya dan rambut sebahunya
Tentang dia sang A'lim yang tampan

Dagu dengan bulu tipis tidaklah terangkat
Namun juga tidak tertunduk takut
Mata indah menatap tajam lurus kedepan
Saat pertama kali aku melihatmu
Hanya segumpal rasa kagum yang sanggup tuk dikatakan

Dibawah langit fajar
Di kala rasa kantuk yang mengejar
Kudengar suara serak membaca tafsiran dari kitab-Nya
Membuat mataku menggelenyar terbuka
Seakan mengenal sebongkah suara entah darimana

Lalu, kau ceritakan kisahmu
Membuat jantungku bersemu
Bertambah kagumku
Kepada seorang pejuang ilmu

Itu hanyalah kagum biasa
Pada pejuang kuat yang tak putus asa
Yang terus berjuang
Pada apa yang dicitakan

Matamu mungkin berkilat takut
Tapi itu tidak membuatmu mundur


Keterbatasan tidak membuatmu berhenti
Dengan teguh kau terus berlatih


Kesulitan membuatmu belajar
Bahkan setelah kau menjadi pengajar


Dan disana...
Awal kusadari adanya cinta


Kala itu,  aku tertawa mendengar gurauan kecil kawan
Lalu tawa renyah berhasil membuatku mengalihkan pandang
Kau ada disana dengan sebuah cengiran

Namun seketika, itu semua luntur
Saat mata kita saling bertemu

Aku merasakannya
Jantung yang berdetak kencang
Membuatku tak nyaman
Lama kita saling pandang
Lalu kau menunduk dan menghindar


Sore itu,  aku hanya bisa menunduk malu
Berlari mencoba memulihkan pipi yang bersemu


Ana Uhibbuka
Kenapa aku baru menyadarinya?
Saat semuanya sudah terlambat
Hatiku telah terjerumus sangat dalam
Hingga sulit untuk melupakan

Jantung ini terus berdebar tak menentu
Saat aku mendengar namamu
Saat aku melihatmu
Bahkan walau hanya sehelai ujung rambutmu
Atau secuil batang hidungmu
Cukup untuk membuatku tersenyum


Fabiayyi Aala irobbikuma tukadzziban
Ucap hatiku lantang
Ingin aku berteriak
“Ana Uhibbuka”
Mengapa segala hal tentangmu terdengar begitu sempurna?

Ingin aku memilikimu
Namun apakah aku mampu?
Kau yang terlalu sempurna untukku


Terlalu sempurna untuk ku dapatkan
Kadang terlintas dalam benak,
Mampukah aku meluluhkan?
Meluluhkan hatimu yang telah terpaku pada seseorang


Aku sudah tahu jawabannya adalah tidak
Jawabannya adalah tidak, tidak, dan tidak


Selamanya mungkin kita takkan pernah bersatu
Aku paham posisiku
Dan aku paham posisimu dalam hidupku
Cinta ini terlalu tabu
Untuk bisa dipersatukan oleh waktu
Maka aku hanya bisa menunduk


Memendam segalanya dalam diam
Sungguh sangat menyakitkan
Menyimpan Cinta untuk dia yang tak mungkin kau dapatkan
Melupakan pun sakit karena tidak kunjung juga menghilang
Dirimu selalu terlintas dalam khayal


Kau berdiri menjulang
Begitu dekat untuk ku genggam
Tapi, mengapa tanganku tak bisa ku gerakkan?


Jarak kita terpaut dekat
Tapi mulutku terlalu kaku untuk sekedar berucap
Ana Uhibbuka


Nyatanya, aku terlalu gugup untuk mendekat
Terlalu takut untuk sebuah penolakan


Matamu membuatku gemetar
Dirimu sanggup untuk mengundang canggung


Jujur, aku lelah dengan semua ini
Ingin ku merasa bebas saat bersamamu seperti yang lain

Namun hatiku telah terjebak
Terikat kuat tak bisa terlepas
Aku telah jatuh hati
Pada seorang pemuda manis yang baik

Ku mengharapkan segala yang terbaik untukmu
Biarkan aku terjebak rasa cinta yang pilu
Aku tahu,  aku cinta kamu
Izinkan aku mempersembahkan ini padamu





















Ana Uhibbuka
By: ~goresanpena_K~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ana Uhibbuka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang