Part 2

768 74 2
                                    

Baekhyun POV

"Iya. Kita impas. Tadi pagi kau melempariku dengan batu kirikil dan tadi siang aku tidak sengaja menumpahkan minumanku keatas kepalamu". Kataku sedikit kesal. Bisa-bisanya dia mencariku sampai kesini. Oh tidak bus sebentar lagi akan pergi. Dan tiang bodoh ini masih saja menahanku disini.

"Sebenarnya kau mau apa? Tiang jelek?!" kataku kemudian karna dia masih saja menahanku disini.

"Dasar pendek. Sudah pendek menyebalkan pula".

"Apa kau bilang? lepaskan tanganku sekarang juga, bodoh". Dengan sekuat tenaga aku langsung menghempaskan tanganku dan akhirnya terlepas juga dari cengkraman tangan raksasa miliknya.

"Gara-gara kau aku ketinggalan busku dan aku harus berjalan kaki sampai rumahku. Dasar tiang jelek, bodoh". Kataku dan langsung pergi meninggalkannya.

"Hei Pendek, kau mau kemana. Aku belum selesai". Teriaknya.

Terserah kalau mau meneriakiku terus. Aku tidak akan berbalik dan dengan senang hati menawarkan diriku untuk disiksa. Bisa-bisa eyeliner milikku ini bisa rusak.

Sialan gara-gara tiang jelek itu aku pulang jalan kaki.

.

.

.

.

Seperti biasa pagi ini aku berangkat kesekolah. Pertama kali aku mendengar akan dipindahkan ke EXO High School, aku sudah merasa tidak enak dan sebenarnya aku juga tidak mau pindah ke sekolah ini dan harus meninggalkan teman-teman lamaku. Sangat berat meninggalkan teman-temanku karena bersama merekalah aku sering menceritakan kehidupanku dan keluh kesahku. Sedangkan di sekolah ini aku belum mendapat teman dan malah sebaliknya aku mempunyai musuh. Park Chanyeol. Tiang jelek itu. Menyebalkan. Kenapa juga ada orang seperti dia?

Setelah turun dari bus yang aku naiki. Dan sekarang tinggal beberapa meter lagi aku sudah sampai di gerbang sekolah. Aku sempat melihat jam yang ada dipergelangan tanganku sudah menunjukkan pukul 08.45 menit. Itu artinya 15 menit bel masuk berbunyi.

PLETAKK

Sebuah batu kerikil kecil mengenai bagian belakang kepalaku. Sontak aku langsung membalikkan badanku dan melihat tiang jelek itu telah berdiri di belakangku.

"TIAP PAGI KAU MELEMPARIKU DENGAN BATU KERIKIL. APA KAU SUDAH GILA?! HAH!" teriakku.

"Oh. Apa kau kena lagi?"

"MENURUTMU?!"

"Hei apa kau tidak serak tiap pagi meneriakiku seperti itu?"

"ITU JUGA KARNA KAU!" teriakku lagi.

Buru-buru aku membalikkan tubuhku dan berjalan menuju gerbang sekolah. sebentar lagi bel akan berbunyi.

.

.

.

KRINGGG KRINGGG

Bunyi bel masuk yang membuat beberapa siswa terkejut dan buru-buru duduk ditempatnya begitu juga denganku dan tiang jelek itu.

"Selamat pagi anak-anak. Pagi ini saya akan mengadakan ulangan Matematika". Kata Jung Songsainim begitu memasuki ruang kelas.

Oh untung saja tadi malam aku sempat belajar matematika. Jadi ya tidak masalah. Beda dengan orang yang ada disampingku ini, sepertinya dia nampak gelisah.

Lalu dengan cepat guru Jung langsung membagikan soal-soal ulangan. Dan terlihat ada 50 soal yang sudah menunggu untuk dikerjakan. Dengan segera aku langsung mengerjakan soal-soal itu. Sedangkan tiang jelek itu hanya bergerak gelisah dan sesekali menengok kebelakang. Oh ya, aku baru ingat kalau Kyungsoo sangat pintar matematika. Buktinya kemarin saja dia mendapat nilai terbaik dikelas. 95.

"Kyung, bisa perlihatkan hasilmu? Aku tadi malam tidak belajar". Bisik tiang bodoh itu sambil menengok kebelakang.

Waktu sudah hampir habis dan untung saja aku sudah menyelesaikan pekerjaanku. Tiang jelek itu masih saja Nampak gelisah. Sepertinya di belum selesai mengerjakannya. Aku jadi kasian melihatnya. Meskipun dia menyebalkan tapi melihatnya gelisah seperti ini aku jadi kasihan.

Berhubung waktunya sudah hampir berakhir aku langsung saja membuka pekerjaanku dan aku taruh pekerjaanku didekat soal tiang jelek itu.

"Eh?" respon tiang jelek itu. Malah terkaget.

"Sudahlah cepat tulis. Sebentar lagi waktu habis dan kau belum menyelesaikan pekerjaanmu" kataku sedikit berbisik takut guru Jung mendengarnya.

"Gomawo" bisik tiang jelek itu. Kemudian dengan cepat dia langsung menulisnya.

Entah kenapa mendengar dia mengucapkan terima kasih padaku aku merasa senang. Dan detak jantungku juga. Kenapa seperti ini? Berdetak cepat sekali.

KRINGGG KRINGGG

Bel istirahat berbunyi dan guru Jung langsung mengambil pekerjaan tiap murid. Dan untung saja Tiang jelek itu sudah selesai menulis dan tidak ketahuan guru Jung.

"Sebagai ucapan terima kasih. Aku akan mentraktirmu makan dikantin, ayo cepat". Kata Chanyeol dan dengan segera menarik tanganku.

Terlihat Kai dan Kyungsoo tengah menatap Chanyeol heran. Tiba-tiba saja dia menarik tanganku dan mentraktirku di kantin.

Terus saja aku menatap punggung Chanyeol yang ada didepanku ini. Punggungnya yang lebar dan terlihat... ehm mempesona, tak mampu membuatku untuk memalingkan pandanganku kearah lain. Entahlah, kali ini aku merasa punggung Chanyeol terlihat lebih menarik dari apapun.

Apa aku sudah gila? Kenapa aku tidak bisa memalingkan wajahku dari punggung Chanyeol yang saat ini tengah menarik tanganku. Dan juga rasanya ada yang aneh denganku. Jantungku. Ada apa dengan jantungku? Kenapa berdetak seperti ini. Oh tidak, apa aku terkena serangan jantung? 'aku tidak mau mati muda'. Batinku.

"Sampai. Kau duduklah dulu disini aku akan mengambilkan makanannya". Kata Chanyeol dan kemudian menyadarkanku dari lamunanku tadi. Bahkan aku tidak sadar kalau sudah sampai di kantin.

Aku langsung duduk ditempat yang Chanyeol telah pilih. Beberapa menit kemudian Chanyeol telah kembali dengan makanan yang ada dikedua tangannya. Lalu meletakkannya diatas meja. Yang satu ditaruhnya didepanku dan yang satunya dibawa olehnya.

"Cepat makanlah. Aku yang akan membayarnya nanti". Kata Chanyeol yang sekarang sudah duduk dihadapanku.

"Ehm gomawo"

"Seharusnya aku yang berterima kasih padamu. Entah apa yang akan terjadi padaku nanti kalau tidak ada kau"

"ahaha, tidak apa-apa. Lagipula kalaupun terjadi apa-apa padamu mungkin kau Cuma akan disuruh membersihkan toilet sekolah ini". Kataku sambil tertawa ringan.

"Kau senang ya, aku mendapatkan hukuman karna nilaiku jelek?"

"iya" kataku datar.

"hahh kau menyebalkan. Dasar pendek". Desahnya pelan.

Batu Kerikil (ChanBaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang