wansyut

605 33 2
                                    

Mahkluk mitologi Liyue kuno hingga sekarang masih berkerja secara konsisten baik itu di siang hari, maupun di malam hari ketika manusia mulai tenggelam dalam tidurnya. Tidak perduli bahwa sistem pertahanan Liyue sudah semakin bagus, dan mutakhir. Mereka tetap aktif menjaga keamanan tanah subur titipan dari Lord Geo.

Selama makhluk berkonotasi negatif berkeliaran di sepanjang dataran Liyue, para Adeptus termasuk Yaksha akan suka rela membasmi mereka. Bahkan tanpa kenal lelah mereka tetap menumbangkan musuh mereka satu persatu. Demi menjaga keamanan Liyue. Sesuai kontrak mereka ke Lord Geo.

Mereka juga berpikir dengan matinya mereka di dalam medan perang jauh lebih terhormat daripada apapun di muka bumi ini. Itu prinsip yang sudah menjadi harga mati bagi mereka para yaksha.

Meskipun sekarang para manusia sudah menegaskan bahwa para Adeptus tidak perlu khawatir dengan keadaan Liyue, itu tidak membuat sang yaksha terakhir berhenti bertugas. Barang sehari pun hingga sekarang.

Sang yaksha terakhir menyimpan polearmnya ketika semua slime ia basmi dari ladang jagung milik petani miskin di ujung barat daya wilayah guyun. Baru hendak pergi, juniornya. Separuh Adeptus telah menyusul langkahnya dengan tergesa-gesa.

"Adeptus Xiao." Panggil nya sebelum terengah-engah karena kecapekan.

"Ada apa?"

"Rex lapis ingin anda beristirahat sejenak dari tugas anda, Adeptus Xiao." Ucap Yanfei untuk kesekian kalinya ke Adeptus murni berumur panjang di depannya. Gadis itu tahu, betapa kuat dan perkasa nya senior Adeptus di depannya. Tapi pasti ada di titik tertentu bahwa mereka butuh istirahat bukan?

"Tidak bisa. Meski Manusia sudah bersumpah menjaga Liyue. Aku tidak percaya mereka 100%. Mereka hanya mahkluk fana yang terlalu naif, dan rapuh." Seperti biasa, Adeptus yang lebih tua menolak saran siapapun jika berisikan dia harus istirahat.

"Meski itu Rex Lapis sendiri berkata anda butuh beristirahat?"

Yanfei menatap Xiao dengan seringaian kemenangan ketika kedua bahu Adeptus lebih tua itu turun. Membuat gestur pasrah, dan tidak akan membantah lagi.

"Haa... Baiklah. Aku akan beristirahat untuk malam ini saja."

"He-heh! Bukan itu maksud saya--"

Tapi Adeptus yang lebih tua bergelar vigilant Yaksha sudah menghilang begitu saja di balik kabut dark anemo yang ia ciptakan. Kekuatan angin yang sudah ternoda karma dari manifesta dendam para dewa yang kalah perang.

"Kapan dia mau mendengarkan ku?" Ucapnya kesal sambil menghentak hentak kakinya ke tanah. "Haa, ya sudahlah." Gumamnya akhirnya pasrah dengan keputusan keras kepala Adeptus seniornya itu. Memilih segera pergi untuk mencari makan malam, sebelum malam semakin larut.

_

Meski Xiao menurut untuk tidak bekerja seperti biasa, kakinya tanpa ia komando sudah mengarahkan untuk berkeliling di sekitaran komplek perumahan elit ini. Tentu saja, ia memakai busana jauh lebih berbau manusia fana. Tidak mencolok, hanya berkamuflase dengan mereka. Meski dia sulit terbiasa dengan kerumunan manusia.

Manik Xiao mendadak menajam ketika ia merasakan hawa tidak biasa di ujung gang sempit yang ia lewati ini.

Ia tidak perlu untuk mencari tahu apa yang akan ia temui karena mahkluk itu sudah muncul tepat di depannya. Meski berpakaian layaknya manusia, dia bukanlah manusia.

Bahkan ketika mereka berselisih jalan pun. Mahkluk itu hanya menatap sekilas. Memilih tidak perduli mengacuhkan Xiao, atau mahkluk jahat itu tidak tahu siapa Xiao?

Karena pada titik ini biasanya mereka akan membuat gestur siaga. Atau, kabur ketika mereka bertatapan. Mahkluk satu ini tidak menunjukan salah satu reaksi itu. Ia bahkan mengacuhkan keberadaan Xiao meski kedua manik mereka sempat beradu untuk persekian sekon.

If ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang