T (1)

1 0 0
                                    

nghh..
Lenguhan itu terdengar jelas di sebuah kamar bernuansa hitam gelap, seorang wanita baru saja kembali ke alam sadarnya.
Ia mengerjakan mata indah nya sebentar lalu melihat ke samping di mana sebuah jam tertata rapi di samping sebuah handphone.

Retina pada matanya menyesuaikan cahaya yang masuk, dia turun dari tempat ternyaman dalam hidupnya, pasti kalian tau lah apa itu. Dia menuju kamar mandi, dan bersiap untuk pergi hari ini. Walaupun hari ini hari Minggu tidak membuat semangat nya berolahraga berkurang.

dia mengenakan celana olahraga yang biasa ia pakai serta atasan tanktop nya yang di lapisi jaket se pinggang.
Iya turun melewati beberapa maid yang sedang sibuk, dari arah tangga ia melihat ibunya sedang sibuk menata meja makan dibantu para maid.

'males ah nyapa mama, ntar aja mama suka banyak omong'  kira kira begitu lah pikiran Mala saat ini, dia sedikit mengendap endap melewati ruang tamu dan akhirnya sampai di pintu utama dia berlari dan akhirnya dapat keluar, walau sebelumnya sempat ketauan oleh salah satu maid rumahnya.

"Cape juga, gas aja lah lanjut." Mala melanjutkan lari nya, saat ini tujuan nya taman yang lumayan jauh dari perumahannya, bukan tanpa alasan dia berharap tidak bertemu seseorang yang dia benci nantinya.

"Yang jauh aja sekalian males aku liat dia, ganggu aja berharap ga liat deh."
berbicara sambil berlari tidak membuat nya mengurangi kecepatan dia sudah terbiasa, tubuh nya yang bagus juga terbentuk dari cara dia berolahraga setiap hari.

"TAMALAA CANTIIKK, TUNGGU GUAAA WOYYY." suara itu, suara yang Mala hindari.

" Akhhh kenapa si."

" Males lah aku lari aja, males juga layanin." Mala mempercepat larinya berharap lelaki itu tidak mengikuti nya.

"Cepet amat mba larinya, santai kali." Tanpa disadari lelaki itu sudah berada di sampingnya, Mala melupakan sesuatu saat ini, disampingnya ini adalah satu satunya manusia tercepat yang pernah Mala temui, ntah apa yang membuatnya secepat itu.

"Akhh kamu kenapa si? ganggu aja aku mau olahraga dengan tenang damai aman tentram tanpa seorang Adnan bisaa ga sihh."

"Santai aja kali Ta, aku cuma mau temenin kamu, kenapa salah?" Adnan lelaki yang banyak berbicara, hanya di depan Mala pastinya.

"Terserah kamu akh aku cape." Mala melanjutkan larinya dengan ditemani Adnan pastinya.

DORR

DORR

dua suara tembakan terdengar di taman itu, Mala dan Adnan yang mendengar saling berpandangan, Adnan tanpa pikir panjang membawa Mala kepelukannya, dia berlari ke arah mobilnya. Bukan sebuah kebetulan dia membawa mobil.

"Kamu tunggu di sini, jangan kemana mana, aku ga akan lama oke?"

Mala hanya bisa menganggukan kepala nya ia merasa sesak, dua berusaha mengatur pernafasannya, terkadang dia berfikir kenapa dia seperti ini, setiap mendengar suara keras dia merasa lemas, dan tanpa ia ketahui terkadang sifatnya nya juga berubah, seperti sekarang.

"BACOT LO, MINGGIR!" Adnan yang mendengar nya tidak aneh ini lah Mala eh Tamala.

"ADNAN ANJ MINGGIR, BIAR GUA URUS." Tamala bangkit dan berjalan menuju dimana arah tembakan tadi terdengar.

Adnan hanya pasrah dan memperhatikan Tamala dari jauh, tatapan nya menyiratkan kekhawatiran, bukan bukan kekhawatiran pada Mala, tetapi pada orang yang tadi menembakan peluru nya.

"Semoga Lo baik baik aja dah bang, mba atau siapa lah itu, gua ga bisa jamin."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAMALA [ darkness girl ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang