#01-Awal

11 8 8
                                    

Namaku jihan...jihan az-zahra.aku anak dari seorang penegak hukum,papa bekerja sebagai pengacara, dan mama seorang dokter psikologi,terbiasa hidup dengan banyak material dan fasilitas yang diberikan papa padaku membuat ku menjadi angkuh dan sombong.

Tapi itu tak berlangsung lama kok.setelah bertemu dengannya,pria alim dengan hati yang baik membuat aku sadar kehidupan dengan bergelimang harta memang menyenangkan,terlebih saat bisa membeli apapun yang diinginkan,dan juga aku tak memiliki keluhan tentang kasih sayang keluarga.

Aku sadar jika semua yang kupunya tak ada harganya di mata tuhan,dan juga dimatanya.

Ar-Reyhan pria baik itu bernama Reyhan, selain baik ia juga tampan. begitu mandiri dan juga punya sikap sopan serta perhatian kepada semua orang.

Siapa yang tidak jatuh hati dengannya.untuk seketika aku merasa iri dengannya yang hidup serba sederhana,namun tak merasa jika ia merasa kekurangan dengan apa yang sudah diberikan.

Aku mendadak mengubah prinsip hidupku saat ia mengatakan "kamu yang orang baik saya tau itu,orang yang baik akan bertemu dengan orang yang baik pula"

Seketika aku melihat diriku ke cermin "benarkan aku orang yang baik?lantas sikapku selama ini ke orang-orang apa bisa dikatakan baik?"

Aku tertegun.mendengar kata-katanya membuat darahku berdesir,cukup gila memang. Baru kali ini ada yang mengatakan aku baik,dan itu seorang pria.

Semuanya berlangsung baik setelah hari dimana ia mengatakan hal itu. aku mengubah total semuanya,mulai dari cara berpakaianku,sikapku dan cara ku berbicara juga.

Kasih sayang orang tuaku membuatku lupa dari mana aku berasal,kasih sayang orang tuaku juga salah ku gunakan.

Reyhan banyak membantuku untuk berubah,mulai dari aku suka semena-mena terhadap orang,menjengkal orang lain dengan harta, sombong dan pelit.

Aku juga belajar hidup lebih baik setelah bertemu dengan rey.

Begitu berpengaruh kah dia untukku? Iya ia begitu berpengaruh untuk segala yang aku lakukan dulu.

Pria baik dengan banyak sisi itu sudah membuatku jatuh cinta,dan itu yang di ketahui oleh keluargaku, terlebih mama. Mama tau jika aku sudah serius dengan hidupku sendiri.

Seperti sekarang, aku merebahkan tubuh ku diatas tempat tidurku,dan juga disini ada mama yang sedang mendengarkan aku bercerita dengan pahanya yang menopang kepalaku.

"Jadi...? Adek tau kalau mas reyhan itu punya saudara?" Tanya mama dengan raut wajah yang menenangkan.

"Engga.dulu kan adek engga tau mas rey punya saudara,adek kira mas reyhan anak tunggal" Tutur ku sembari memainkan tangan boneka moomin milikku.

"Adek engga mau bawa mas reyhannya main kerumah? Engga lama lagi kan puasa,ajak buka puasa bareng nanti"

"Tapi ma...malu" Jihan menutup wajahnya dengan boneka yang berada di pelukannya.

"Kamu malu?sejak kapan anak mama jadi pemalu begini?" Ledek mama kepadaku.

"Isshh... Mama ih"

"Nanti biar mama aja yang ngomong ya,adek hubungi reyhan aja nanti biar mama yang bilang soal undangan buka puasa bareng"

"Beneran ma?"
Aku memekik senang setelah mendapat anggukan dari mama.

"Udah mau zuhur.sholat dulu,habis itu turun kebawah ya kita makan siang bareng"

"Siap ibunda ratu"
Mama pergi tak lupa menutup kembali pintu kamarku.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Surat Terakhir Ar-Reyhan | RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang