One

4 1 0
                                    

Hai, namaku Tania. Nama panjangku Tania Alysha Vera. Atau teman-temanku biasa memangilku Caca. Aku adalah seorang anak SMA kelas 2 yang populer di sekolahku.

Di dunia ini ada 2 hal yang membuatku bingung. Satu, temanku Liana. Liana adalah salah satu sahabatku yang paling sering bersamaku. Dia itu suka sekali memuji kakak kelasku yang menjadi idola semua cewek di sekolah, yang tidak lain adalah Kak Leon. And part yang bikin aku bingung adalah... bahwa Leon adalah kakak kandungnya si Liana. Hahaha, ada gitu adik yang suka puji-puji ketampanan kakaknya sendiri padahal mereka satu rumah.

Hal kedua adalah diriku sendiri. Seperti yang aku bilang tadi, aku adalah siswa populer di sekolahku dan pastinya banyak siswa cowok yang tertarik denganku. Tapi aku merasa tidak satupun dari mereka bisa membuatku jatuh cinta.Hingga akhirnya pada suatu hari aku bertemu dengan seorang cowok tampan yang bisa memikat hatiku.

Ceritanya berawal dari saat aku pertama kali masuk SMA. Pada saat masa pengenalan lingkungan sekolah, ada suatu ketika dimana aku merasa kesal dengan kakak-kakak Osis yang ada di sekolahku pada saat itu. Terutama si cerewet Vellia. Kalian pasti pernah kan bertemu dengan kakak Osis cewek yang banyak omong?terus kerjaannya hanya ngomelin adik kelas dan selalu cari - cari setiap kesalahan yang kita lakuin. Persis seperti Kak Vellia.

Pada saat itu aku lupa membawa bekal makan siang karena tertinggal di rumah saat aku ingin berangkat ke sekolah. Saat jam makan siang, kakak Osis menyuruh kami para siswa baru untuk mengeluarkan kotak makan yang kami bawa masing-masing dari rumah. "Adik-adik, sekarang semua keluarkan bekal makan siang yang sudah kalian bawa dan letakkan diatas meja!"suruh Kak Jovan.

Lalu para kakak Osis lainnya berkeliling diantara para siswa baru untuk mengecek bekal yang kami bawa. Aku sudah berdoa dalam hati agar kak Vellia tidak menghampiri mejaku. "Pliss.., jangan Vellia dong, Kakak chubby itu aja gapapa deh..."harapku dalam hati. Aku sangat berharap yang mendekati mejaku adalah kak Bimo si kakak Osis yang memiliki pipi Chubby dan menggemaskan itu. Lalu tiba-tiba kak Bimo berjalan mendekat ke arahku. Aku sudah mulai merasa senang dan lega. Tapi ternyata kak Bimo hanya ingin mengambil pulpennya yang tidak sengaja jatuh ke arahku.

Saat aku sedang melihat ke arah kak Bimo, aku tidak menyadari bahwa kak Vellia sudah berada di samping kiriku, hingga ia menggebrak mejaku. "Heyy Tania!!, mana bekal makan siangmu?"tanya kak Velia sambil menggebrak mejaku dan membuatku kaget sekaligus takut. "Mm-maaf kak, aku lupa membawa bekalku hari ini.."jawabku dengan gugup dan ketakutan. "Lupa?!kamu bilang lupa??"tanya kak Velia dengan nada yang mulai naik dan suara yang mengeras. "Vell, udah dong!telingaku sakit nih denger kamu teriak. Kalau aku tuli gara-gara kamu emang mau beliin telinga baru?"ucap kak Bimo yang berusaha mencairkan suasana. "Bim, diem aja kamu!gak usah ikut campur urusanku sama dia!"tegas si bawel Vellia. "Udah Vell, kalau kamu mau ajak dia ribut gak disini tempatnya. Disini urusan kamu dan dia jadi urusan kita juga. Ini sekolah bukan hutan, ada aturan yang harus diikuti."ucap seseorang dengan suara yang tenang datang dari arah kananku dan perlahan mendekat ke arahku. Seketika semua diam dan kak Vellia pun pergi dari hadapanku. "Udah, gak usah dipikirin lagi, nih ada roti, makan aja."ucapnya sambil memberiku sebuah roti coklat lalu ia pergi begitu saja. Setelah itu, kak Jovan menghampiriku dan berkata "Leon memang begitu, makan aja rotinya."

Setelah makan siang, kami diberi waktu untuk berkeliling sekolah agar lebih mengenal lingkungan di sekolah. Lalu ada seorang siswi baru yang sangat cantik menghampiriku. "Hai, namaku Liana Kirana Artha, panggil aja Liana."sapanya mengajakku berkenalan. "Aku Tania, panggil aja caca."aku menjawab sapaannya. "Ohh iya, kamu ingat kan sama kakak yang tadi kasi kamu roti?"tanya Liana. Lalu Liana bercerita kalau Leon itu adalah kakak kandungnya sendiri. "Tau gak sih, kak Leon itu kalau dirumah rapi banget, bersih, terus yaa, dia itu suka banget bantuin mama papa, pokoknya nihh kak Leon itu bener-bener suami idaman banget dehh, kalau dia bukan kakakku sih udah aku pacarin ya."kata Liana memuji kakaknya sambil tersenyum sendiri. Aku hanya mendengarkan ceritanya dan mengiyakan saja.

Pada saat kami sedang bercerita, datanglah kak Jovan menghampiriku. "Tania, kamu weekend sibuk gak?"tanya kak Jovan dengan senyumnya yang ramah. Ohh iya, aku lupa bilang ke kalian. Kak Jovan adalah salah satu kakak Osis yang sangat disegani oleh para siswa di sekolah. Dia adalah ketua Osis di SMA ku. Orangnya tampan, baik, dan ramah. Dia juga adalah anggota band disekolahku. Okey back to the story, aku menjawab bahwa aku free weekend ini dan dia langsung mengajakku untuk pergi jalan berdua saat weekend. Aku menerima tawaran itu dengan tersipu malu karena kak Jovan adalah cowok pertama yang bisa buat aku jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya bermain gitar pada waktu aku pertama kali mendaftar ke sekolah ini. Aku bukan orang yang mudah jatuh cinta, tapi entah mengapa saat melihatnya aku merasa tidak bisa berhenti menatapnya.

Okey, cerita akan aku lanjutkan di chapter selanjutnya ya, next bakal ada cerita seru tentang kencanku dengan Kak Jovan yang tidak berjalan sesuai bayanganku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

For LeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang