The Bay

268 47 16
                                    

Tempat terbaik untuk menikmati indahnya malam pantai Haeundae adalah The Bay. Ibu Jongin selalu menyukai pantai, mengingat ibu yang lahir di kota Busan dan besar di sana. Haowen juga sangat menyukai pantai, namun tidak seperti ibu yang mengatakan riak air laut adalah musik terindah yang pernah ada.

Ibu Jongin selalu pergi ke The Bay saat masih remaja. Kata paman Jungkook mungkin untuk menarik para pria tampan, karena teman-teman ibu sangat-sangat genit dan tak pernah berhenti membicarakan tentang lelaki.

Tapi tidak! Faktanya Ibu akan pergi ke sana untuk melepas penat seorang diri.

Dan The Bay. Ya, itu tempat kencan pertama ibu dengan ayah. Saat itu ayah sedang melakukan perjalanan bisnis ke Busan. Dan mereka bertemu karena ayah adalah rekan bisnis dari atasan tempat ibu magang. Rasanya agak aneh, tapi soal cinta siapa yang tahu.

"Kau menunggu lama?"

Ayah menoleh dan mendapati ibu tengah tersenyum ke arahnya. Ayah ikut tersenyum, diingatnya lagi bahwa ini seperti de ja vu. Ibu untuk pertama kalinya datang dengan senyuman yang menawan dan gaun casual dengan lengan puff berwarna pink. Tampak sangat cantik dan membuat ayah merasa terlalu awal untuk dilahirkan saat itu.

"Tidak. Menunggu seharian pun tidak masalah."

Ibu duduk berhadapan dengan ayah. Restoran belut bakar favorit ibu. Ayah tahu ibu sangat suka belut bakar, begitu juga dengannya.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya ibu.

Ayah menjawab bahwa kabarnya setelah perceraian mereka berjalan cukup baik. "Yah, meskipun aku harus membiasakan diri bahwa aku bukan lagi suami Kim Jongin." Katanya, diselingi tawa yang renyah.

Ibu hanya tersenyum kecil. Ayah, apakah ayah tahu betapa sangat ibu mencintai dirimu?

"Oh Sehun." Kata ibu. Mereka berharap setelah bercerai semuanya berjalan baik-baik saja. Meskipun ini sangat berat untuk ibu. "Bagaimana kabar Baekhyun?"

Ayah menarik napas pelan.

"Dia semakin parah." Ayah menjawab. "Tapi dia tidak pernah mengeluh sedikitpun. Istriku itu memang perempuan yang tangguh."

"Betul." Kata Ibu. "Kau dikelilingi perempuan yang tangguh dalam hidupmu."

Ayah paham maksud ibu. "Meski ku katakan kau adalah segalanya bagiku, kau mana percaya."

"Siapa pun tidak akan percaya kalau yang mengatakan itu orang yang sudah beristri, Sehun." Ibu tertawa pelan.

"Aku dan Baekhyun menikah karena perjodohan. Ku tahu ini terdengar klasik."

"Betul. Cukup klasik."

"Tapi Sehun, pernahkah kau betul-betul mencintaiku saat pertama kali kau mengatakannya?"

"Kalau aku bilang kau adalah cinta sejatiku, apa kau akan percaya? Kau hanya akan mempercayai apa yang kau lihat. Aku bisa apa?"

"Aku akan percaya jika saat itu kau meninggalkan Baekhyun untuk hidup bersamaku." Kata ibu. "Kau tahu? Cinta tak pernah salah. Hanya terkadang kita mencintai orang yang salah. Manusia budak hormon, wajar bukan?"

"Jongin, bagaimana kalau aku bilang aku tidak baik-baik saja?"

"Itu cukup adil, Sehun. Mengingat selama 11 tahun kau membuat kami semua terluka." Kami yang dimaksud ibu adalah dirinya, Haowen, Luhan hyung, dan juga ibu Baekhyun.

"Aku cemburu saat melihat Baekhyun bersama mantan pacarnya saat itu." Kenang ayah.

Ibu yang sedang duduk di hadapannya hanya bisa terdiam. Sementara ayah menolehkan pandangannya ke arah hamparan laut dengan scene matahari terbenam di ufuk barat. Ayah tak berani menatap ibu, karena tak mau melihat kekecewaan yang lagi-lagi ia ciptakan.

Dear, Haowen (Hunkai Sad Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang