RUMAH

7 0 0
                                    

Ada Tempat yang ku sebut'Rumah'namun isinya tidak Ramah

Jika orang lain pulang untuk'Tenang' maka aku pergi untuk tetap Waras

Depresi , yang dulu hanya kutau dari buku,film,dan guru , sekarang Dokter memvonis ku mengidap gangguan mental itu. Tidak menyakitkan namun menyiksa dan bahkan diri sendiri pun tidak dapat mengontrol.Menampung aku yang terbuang dan yang gila ini membuat Tante yang kusebut malaikat memperlakukan ku selayaknya pembantu rumah tangga.Mungkin memang seharusnya aku berhutang budi dengan melakukan pekerjaan rumah,namun ini sudah dibatas wajar . 'Aku tidak gila ,aku hanya butuh suport,kasih sayang,dan kata-kata baik dari kalian'. Inginku berteriak demikian namun aku hanya bisa menangis tanpa henti dipojok ruangan gelap dengan kasur tipis tanpa selimut.Malaikatku datang membawaku ke ruangan yang lebih terang namun aku menggigil karena kucuran air yang mengalir seiring air mataku menetes .Ya ,aku dibawanya ke kamar mandi , dibuatnya basah kuyup dan mengunciku sendiri disana .

Psikologku yang harusnya menenangkanku malah ikut menangis bersama ku mendengar cerita ku . " Bu aku tau kamu bisa tau mana kebohongan, halusinasi dan kebenaran .Dengarkan aku!" Itu yang hanya bisa aku katakan kepadanya di pertemuan terakhir ku , karena tabungan ku tak lagi dapat membayar jasanya .

Ku berdiam dibalkon rumah menatap lagit dari biru hingga berubah kelabu , selama itu aku juga merenungi sampai aku pikir masih ada harapan . Tuhan jika Engkau bisa membuat lagit biru menjadi kelabu ,aku percaya kalau Engkau bisa merubah kesedihanku menjadi bahagia kataku sembari menangis diatas sejadah dengan mukena putih yang tak lagi putih. Setelah itu kurapihkan alat solatku dan saat ku lipat mukena kupandangi ada yang melingkar dijariku cincin emas dari umi ku , kutau jika tiada ibu yang tidak menyayangi anaknya .Umiku sebenarnya sangat menyayangiku hanya saja dia takut dengan suami nya jadi memperlakukanku seakan dia membenciku . Kubuka lemari bajuku kulihat ada tas yang sudah lama tak aku buka , tas yang enam tahun selalu aku gendong ke sekolah dari SMP sampai SMA dengan penuh semangat belajar agar menjadi orang sukses.Namun lagi dan lagi membuat aku kembali menangis karena menyadarkanku jika aku harus mengubur dalam dalam harapanku itu .

"Ini pasti kerjaan adikku".Ya,adik laki-laki ku yang mendapatkan perlakuan berbeda dari orang tua ku . Dia selalu diam melihatku dimarahi , dan mungkin jarang juga aku bertegur sapa dengan nya karena aku yang sibuk dengan sekolah ku.Namun lihat,ternyata dia tidak seperti yang lain dia paham akan aku , buktinya dia tidak lupa dengen barang yang tidak bisa jauh dariku bahkan yang aku sendiri lupakan.Laptop, Handphone,Binder,dan pulpen bertuliskan Universitas Padjadjaran nama kampus yang seharusnya jadi tempat aku menuntut ilmu kedokteran.Sudahlah lupakan,itu aku dulu yang sangat ambis bukan aku yang sekarang yang tidak punya lagi mimpi.Jangankan memikirkan cita-cita memikirkan besok aku masih hidup aja nggak.

Ku masukkan baju baju ku dan perlengkapan ku yang seadanya ini kedalam tas ransel ku . Untung Abangku membelikanku tas ransel yang besar waktu dulu bisa muat untuk semuanya.Ku buka dompet ku dengan ada foto masa kecil ku yang tidak pernah tersenyum dikamera , ada uang 50 ribu ,aku ingat itu uang pemberian om Anggara satu minggu yang lalu.Dengan uang lima puluh ribu itu aku memutuskan pergi dari rumah tanteku.Berjalan sejauh 2km sampai akhirnya menemukan angkot , entah mau kemana yang pasti jauh dari yang namanya Keluarga Pramahdi .

Selama ini aku hidup dalam kebohongan ,dimana aku baru tahu jika aku bukan bagian dari Keluarga Pramahdi,pantas saja marga itu tak tertulis di akta kelahiran ku ternyata bukan kesalahan tapi kenyataannya aku memang bukan bagian dari mereka.Aku mengetahui kebenaran yang sangat membuatku keterpuruk,aku bukan anak kandung pak Wahid Pramahdi tapi anak dari Pak Hardi Wijaya . Dan yang sangat mengagetkanku ternyata Papahku sudah meninggal disaat aku masih bayi .Dan sampai akhirnya aku keluar dari rumah aku tidak diberi tahu makam Papahku itu dimana.

Bingung dan gak tau mau kemana kalo ke rumah sodaraku yang lain ku sudah tau apa yang akan aku dapatkan . Ku berpikir dari mana bisa mendapatkan uang ? Jika kujual laptop dan handphone mungkin akan lama untuk terjual , kupandangi cincin emas yang melingkar dijariku dan terpikir untuk menjual nya mungkin tak seberapa setidaknya bisa buat bayar kost sambil nunggu dapet kerjaan . Ku pergi ke toko emas dan menjualnya laku 600rbu , setelah itu pergi mencari kost yang murah dan bisa ditinggali .

Sampai satu minggu tak sedikit pun aku mendengar ada yang mencariku , mungkin mereka senang atas kepergian ku si 'Beban keluarga' . Ku mulai melakukan apapun sendiri ,mulai melupakan kalau ada kekecewaan besar ku alami.Sebatangkara itu sebutan yang pantas untukku ,namun tidaklah aku menyerah begitu saja .Hari demi hari aku mulai berdamai dengan diri sendiri ,melawan rasa takut yang tertanam dalam hati tidak gampang untuk bisa menerima keadaan yang bahkan diluar ekspektasi.Bukan pergi dari masalah hanya saja masalahnya adalah diriku sendiri yang harus diselesaikan.Dan semenjak hari itu dimataku manusia adalah sumber kekecewaan , sekarang aku berserah diri kepada Allah SWT atas segalanya .

Sdikit demi sedikit aku mulai bisa bangkit dari keterpurukan , orang akan berpikir ini hal sepele 'Lebay' kata mereka yang hanya melihat tanpa mencari tau.Tak ada lagi orang yang bisa kusebut keluarga, teman ,sahabat,ataupun kekasih , karena semua orang hanya bisa menghakimiku saja tanpa bisa mengerti keadaanku.

PROMISE SERIES 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang