Ada seorang dukun terkenal di desa perdalaman lereng gunung zeus di pulau jawa bernama mbah bonanza. Usianya diatas 66 tahun. Badannya kurus sekali namun masih terlihat sehat bugar .
Ada seorang dukun terkenal di desa perdalaman lereng gunung di pulau jawa bernama mbah bonanza. Usianya diatas 66 tahun. Badannya kurus sekali namun masih terlihat sehat bugar .
Dia tak segan segan mematok harga yang tinggi sehingga membuat dia kaya raya. Itulah yang membuat banyak dukun iri dengannya. Dia akan kehilangan kesaktiannya bila berhubungan intim dengan wanita , namun kehilangan kesaktiannya tidak lama hanya sampai matahari tengelam hari berikutnya.
Oleh sebab itu selama bertahun tahun dia tidak pernah berhubungan intim dengan istrinya sehingga kesaktiannya makin kuat saja . Suatu hari mbah bonanza kedatangan seorang klien yang diketahui kalah tender karena saingannya menggunakan jasa dukun diluar pulau, pengaruh negative nya sudah sampai ke rumah klien nya yang menyebabkan performa orng dirumah itu turun. Alhasil mbah bonanza harus menginap dirumah klien nya selama 6 hari untuk memasang jimat nya, kliennya memberikan uang muka sebesar 50% karena sangat menguras tenaga.
Pagi Siang Sore digunakan mbah bonanza untuk memasang dan menyembahyangi jimat, sedangkan malam digunakan untuk mengajarkan pernafasan kepada anak nya klien nya yang bernama suti berumur 18 tahun karena kliennya merasakan anaknya sudah berani untuk melawannya belakangan ini . Diduga kliennya bahwa anaknya sudah mendapatkan pengaruh negative.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Proses pemasangan jimat akhirnya selesai,mbah bonanza meminta sisa pembayarannya dapat segera dilunasi namun terdapat kesalahpahaman antara mbah bonanza dan klien nya . Menurut klien nya bahwa sisa pembayarannya akan dilunasi bila dia sudah memenangkan tender nya dalam waktu 2 bulan ini untuk membuktikan apakah jimat nya mbah bonanza ampuh apa tidak. Dilain sisi mbah mengira akan dilunasi apabila sudah selesai memasang jimatnnya.
Mbah bonanza sakit hati karena merasa tertipu oleh kliennya , dan berniat membalas dendam kepada kliennya lewat anak kliennya. Seperti biasa ketika sesi pengajaran pernafasan mereka berbincang bincang , "Ternyata pernapasan begini ada manfaatnya juga ya Mbah. Suti sekarang jadi lebih tenang dibanding sebelumnya." "Memang betul, Nak. Tapi sebenarnya ada cara lain yang bisa membuat pikiran jadi lebih nyaman lagi loh Suti." "Gimana caranya Mbah?" "Prinsipnya kamu harus menghilangkan prasangka buruk di dalam pikiranmu sampai kamu tidak merasakan adanya ancaman bahaya dari luar. Dengan begitu maka pikiran otomatis akan menjadi tenang sekali." "Wah susah sekali itu Mbah, gimana caranya menghilangkan prasangka buruk di dalam pikiran karena datangnya tiba-tiba?" "Ya harus latihan Nak. Namun latihannya tidak mudah dan tidak cocok untuk gadis muda seusia kamu. Karena itu, lupakan sajalah." "Lho kok begitu, Mbah? Khan Mbah sendiri yang bilang kalau pikiran yang tenang dan nyaman itu bagus buat semua orang nggak peduli usia." "Karena untuk latihan ini, kamu harus menghilangkan semua prasangka buruk. Dan hal itu tidak mungkin karena saat ini pun tanpa disadari kamu telah punya prasangka buruk terhadap Mbah." "Ah, aku sama sekali nggak punya pikiran buruk kok terhadap Mbah." "Ah, masa? Kalau begitu, coba sekarang berani nggak kamu buka seluruh baju kamu di depan Mbah." "Ah, Mbah yang benar aja!" protes Suti sambil matanya melirik ke arah pintu keluar. "Nah, itulah. Sekarang kamu punya pikiran takut khan terhadap Mbah? Sebenarnya kenapa sekarang kamu memakai pakaian? Karena kamu malu dilihat telanjang bulat oleh Mbah. Padahal kalau pikiranmu tulus, kamu tidak akan mempunyai pikiran seperti itu." "Tapi kenapa harus sampai buka baju segala, Mbah?" "Karena itu adalah cara latihan yang paling praktis dan efisien untuk menghilangkan perasaan malu dan waswas yang timbul. Tapi sudahlah, lupakan saja. Makanya tadi Mbah bilang kalau latihan ini tidak cocok untuk anak gadis apalagi yang masih muda seperti kamu." "Ooh, jadi begitu toh. Terus kalau Suti mau coba sedikit dan sebentar aja, gimana Mbah?" tanya penasaran. "Ini bukan untuk coba-coba. Kalau kamu pengin latihan, kamu harus betul-betul manut (nurut) dengan Mbah tanpa prasangka apa-apa. Kalau tidak, mending tidak usah." Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya ...