Pahlawanku 🖤
Teringat masa kecil dulu, ayah membantu mengikat rambutku, hehe. Aku selalu merasa jengkel ketika ayah yang mengikat rambut ku. Karena apa? Karena ayah mengikatnya dengan lemah lembut serta tidak kencang. Katanya takut menyakiti kepalaku. Karetnya pun tidak terpakai sempurna. Biasanya aku dikuncir menggunakan karet kecil, aku sering menyebutnya dengan sebutan "karet Jepang" lalu karet yang mempunyai motif atau karakter untuk mempercantiknya.
Pagi itu aku murung, lalu meminta ibu untuk mengikat rambutku. Setelah semuanya selesai, entah tujuannya untuk apa, ibuku memberi bedak ke muka mungil ku. Aku pun nurut saja, tanpa membantahnya.
Waktu itu aku baru memasuki bangku sekolah dasar, sekolahku lumayan jauh dari rumahku. Aku berangkat ke sekolah di gendong ayah, aku masih sangat kecil, hal itu lupa-lupa ingat diingatan ku. Tetapi banyak tetangga yang menjadi saksi mata kejadian itu, "Nok, dulu pas kamu kecil berangkat sekolahnya digendong ayah kamu." kalimat itu terlontar tidak hanya dari satu orang, bahkan dari banyak orang. Mereka seolah-olah merasa kagum, aku sudah sebesar ini. Gadis kecil yang cengeng, gadis kecil yang sering di gendong ayahnya, kini sudah besar, bahkan sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat kuat.
Aku membalas perkataan mereka dengan senyuman tipis, sungguh aku merindukannya! Namun sangat mustahil, jika aku yang sebesar ini meminta ayah untuk menggendong ku lagi. Rasanya ingin kembali ke masa dulu, haha.
Ayahku sekarang sudah berusia puluhan taun, usia berkepala tiga hehe. Melihatnya bekerja keras untuk menghidupi keluarganya saja, aku sudah tidak kuat. Tubuhnya yang mulai rentan tidak menurunkan semangat bekerjanya.
Ayahku sosok yang sangat sempurna, dia bisa melakukan apa yang aku ngga bisa. Aku menyebutnya pahlawanku. Ayah memberikan banyak pelajaran berharga, terutama tentang kehidupan. Sekalipun aku tidak pernah melihatnya mengeluh, sekuat inikah dirimu? Bahkan aku sering bertanya kepada diriku sendiri, aku yang masih suka rebahan kadang ngerjain tugas aja sering ngeluh. Kenapa bisa, beliau yang bekerja seharian tidak pernah menampakkan keluhnya.
Jujurly, aku ngga bisa berkata banyak lagi. Apalagi menyangkut tentang sosok pelitaku, aku berharap kedua pelitaku akan tetap jadi pelitaku sampai kelak aku meraih kesuksesan.
Terima kasih, telah membaca coretan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUOTE
Teen Fiction"Teruntuk hati, mohon kerjasamanya ya. Saya suka aneh, jadi untuk menghilangkan dan mengobati ke-anehan, saya nulis di sini." Hahaha, tawaku keras.