01. Kissing?

14 5 4
                                    

Jangan lupa vote dulu🤗

HAPPY READING

Lessya mengeluarkan kotak bekalnya, gadis itu memang sudah berencana tidak akan ke kantin dan memilih untuk menghabiskan bekal yang dibawanya di dalam kelas saja.

Sandwich dengan sekotak susu coklat menjadi bekalnya hari ini, matanya tampak berbinar melihat susu coklat kesukaannya itu. Tangannya yang sudah ia cuci mulai meraih roti berlapis telur itu dan kemudian melahapnya.

  Baru saja mengigit roti itu, Lessya dikejutkan oleh seorang siswa yang sudah ia tandai tadi. "Roti gue!"

Bibir gadis itu mengerucut sebal, padahal ia sudah memastikan kalau cowok itu sudah keluar kelas tadi. Matanya menatap kesal cowok yang tengah mengunyah roti lapis dari tangannya.

"Gue mau makan aja gak bisa tenang, yaampun!" Ujar gadis itu frustasi. Ia meletakkan sisa roti itu tempat bekalnya. Tak berniat untuk memakannya lagi.

Tanpa malu, cowok itu mengambil roti lapis itu dan melahapnya sampai habis. Melihat itu Lessya melototkan matanya, gadis itu berusaha untuk merebut kembali rotinya dan tentu saja usahanya gagal.

"Makanya jangan pelit, makan kok gak bagi-bagi sama temen." Lessya tak menyahuti ucapan itu lagi. Percuma ia berbicara, cowok dihadapannya ini memang bukan tipe orang yang mengerti bahasa manusia.

Melihat tak ada respon dari lawannya, cowok itu semakin berinisiatif untuk menganggu gadis dihadapannya itu. Matanya tertuju pada sekotak susu coklat yang masih berada dikotak bekal yang ia ambil tadi.

"Lo gak mau susu kotaknya juga kan? makasih Sya," Lessya langsung merebut susu kotak itu dari tangan kekar cowok itu. Ia langsung meminumnya hingga tandas.

"Udah habis, jangan mimpi lo!" balas gadis itu sambil menampilkan senyum yang ia buat buat. Cowok dihadapannya itu terkekeh pelan melihat tingkah Lessya.

Menggemaskan!

"Btw, sandwichnya enak." Ujar cowok ber-name tag Arziel Exander, tentu saja Lessya mendengarnya dan membuat raut wajah gadis itu berubah.

"Terus gue harus apa? Bilang  'makasih Ziel, besok gue bawain lagi' gitu maksud lo?" Gadis itu mendekatkan wajahnya pada Ziel.

"Pencuri," bisiknya. Ziel menatap wajah indah didepannya sekarang ini,  satu sudut bibirnya terangkat kemudian ia juga semakin mendekatkan wajahnya.

Lessya bisa merasakan deru nafas Ziel yang kini tak berkedip menatapnya, matanya spontan tertutup ketika cowok itu menyunggingkan senyumnya. "Manis," Ujarnya tepat didepan wajah Lessya.

Melihat kedua mata gadis itu tertutup, Ziel menahan dirinya untuk tidak tertawa. Gadis didepannya ini sangat unik, dan hanya dia yang berani melawan seorang Arziel.

Gadis yang ia temui sewaktu ia masih duduk di taman kanak kanak, ia tak pernah terbayang bahkan sampai mereka duduk dibangku kelas XI Sekolah Menengah Atas, mereka satu sekolah.

Hal itu sangat menarik bagi Arziel, tak ada kata absen bagi dirinya untuk menjahili Lessya dan membuat gadis itu kesal. Baginya satu hari tanpa menjahili Lessya sama aja makan tanpa adanya lauk, gak enak.

Jari jempolnya mengusap lembut sudut bibir Lessya yang terkena saos, gadis itu bahkan tak berani untuk bergerak. Itu membuat Ziel semakin tertarik untuk menggodanya.

"Mata gue!" Teriak Andra di depan pintu. Kedua insan itu terkejut dan menalingkan saling memalingkan wajahnya. Andra menghampiri keduanya dengan tatapan tajam.

"Ndra, i-ini gak seperti yang lo pikirin." Ujar Lessya cepat, ia tak ingin sepupunya itu salah paham dan mengadukan hal yang tidak-tidak nantinya kepada kedua orang tuanya.

My first loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang