Jika bercerita bagaimana Artha mengenal Geo, itu semua berawal pada saat mereka memasuki kelas 3 sekolah dasar.
Waktu itu, Artha hanya lah seorang murid pindahan pemalu yang tidak dapat berbaur dengan teman sekelasnya sendiri.
Hari-hari nya disekolah selalu dihabiskan dengan duduk dipojok kelas seraya membaca buku yang ia bawa atau menulis buku harian.
Namun, semua keseharian itu berubah ketika seorang siswa baru masuk kekelas yang sama beberapa bulan setelah artha pindah sekolah.
Yang Artha tahu nama siswa baru itu Geo, Geonathan Adyatama.
Saat pertama kali melihat Geo ada sesuatu yang membuat Artha merasa tertarik pada siswa baru itu.
Ingin rasanya ia mengajak Geo berkenalan, sayang nya Artha terlalu malu untuk berkenalan dengan orang baru. Alhasil ia hanya dapat memperhatikan Geo dari jauh.
Kegiatan itu berlangsung sampai mereka menginjak kelas 4 sekolah dasar.
Dikelas 4 ini lah keinginan Artha untuk berinteraksi dengan Geo terwujud. Kala itu sistem bangku dikelasnya diatur menggunakan undian, jadi masing-masing siswa disuruh memilih sebuah kertas yang sudah digulung, dikertas itu sudah tertulis nomor undian berpasangan yang menjadi penentu dengan siapa mereka akan duduk selama 6 bulan kedepan.
Disaat semua murid sudah mendapatkan teman sebangku masing-masing, hanya Artha lah yang belum menemukan orang dengan nomor undian yang sama dengan nya.
“Siapa yang belum dapat teman sebangku?” tanya Bu Endang, wali kelas 4C.
Artha dengan cepat langsung mengangkat tangan nya. “Saya bu.” sahut nya.
Bu Endang lantas melihat kearah Artha. “Kamu dapat nomor berapa, nak?”
“8.”
“Bu, saya juga dapat nomor 8!” tiba-tiba saja sebuah suara menyeru.
Artha dan Bu Endang langsung menoleh kearah dimana seruan tersebut. Setelah mengetahui siapa yang bersuara tadi rasanya ia ingin bersorak kegirangan.
“Oke, berarti Artha sebangku sama Geo.” ujar Bu Endang.
Setelah itu semua siswa-siswi 4C duduk dikursi masing-masing, begitu juga dengan Artha dan Geo.
Hal pertama yang dirasakan Artha dihari pertama nya menginjak kelas 4 adalah perasaan canggung, Artha tidak henti-henti nya mengusap kedua tangan nya karena terlalu gugup.
‘Aduh, Ya Allah... Canggung banget, gak suka!! T_T’ jeritan hati Artha.
Geo yang menyadari keanehan dari teman sebangku nya pun menoleh keheranan. “Kamu lagi sakit?” tanya nya.
Tidak ada jawaban dari Artha, anak manis itu malah merutuki perasaan canggung nya dalam hati.
Merasa diabaikan Geo kembali bertanya seraya menepuk pelan pundak Artha. “Hey? Kamu lagi sakit? Muka kamu merah banget, ayo ikut aku ke UKS!” ucapnya.
“E-eh, enggak kok, aku gak sakit, cuman...” ucapan Artha tergantung karena ia bingung harus jujur atau berbohong.
“Kenapa?”
“Gugup...” jawab Artha dengan suara yang sangat kecil namun masih bisa didengar oleh Geo.
“Gugup? Kamu gugup?” Geo bertanya memastikan, dan Artha mengangguk pelan. “Oalah, gak usah canggung, lagian aku gak galak kok.” lanjut nya.
“Cuman... Tetep aja canggung,” Artha menunduk.
“Ya udah ya udah, biar gak canggung kita kenalan dulu deh. Kita sekelas dari kelas 3, cuman baru kenalan sekarang,” kata Geo.
“Yah...” Artha menggaruk tengkuk nya, gugup.
Geo mengulurkan tangan nya. “Nama ku Geo, nama kamu Artha kan? Yang suka ngeliatin aku diem-diem dari pojok kelas?”
Mendengar pertanyaan itu, Artha langsung membeku.
Geo tersenyum. “Bener kan?”
Artha masih membeku dengan ekspresi yang ntah lah, sulit dijelaskan. Pikiran nya langsung berisik karena di isi oleh rutukan serta makian yang dituju untuk dirinya sendiri.
Beberapa detik kemudian, Artha menggaruk tengkuknya. “Ketara banget, kah?”
“Ya gitu deh, aku cuman nebak-nebak aja, ternyata bener kalau kamu suka merhatiin aku dari pojok kelas 3D.” papar Geo.
“Ah, gitu toh,”
“Yah... Kalau buat sekarang kamu gak usah merhatiin aku dari jauh lagi, kan kita sekarang udah deket.”
“Hahaha, iya iya.”
Obrolan mereka berlangsung sangat seru, beruntung pada saat itu Bu Endang sedang pergi ke ruang guru karena para guru SDN 02 tengah mengadakan rapat.
Dan dari situ lah pertemanan singkat kedua nya dimulai. Setelah lebih 6 bulan berinteraksi dengan Geo, Artha jadi tahu kalau bocah yang menjadi teman sebangku nya merupakan teman yang sangat menyenangkan.
Selama setahun ia bersekolah, baru kali ini dia mendapatkan teman seperti Geo. Selain pribadinya yang menyenangkan, Geo juga ternyata pintar, Artha pun ikut belajar banyak dari anak itu.
Perasaan yang awalnya hanya tertarik berubah menjadi tak karuan, Artha sendiri pada saat itu tidak paham dengan perasaan nya.
Tapi dari yang dijelaskan oleh Hugo— kakak sepupunya, perasaan yang dialami nya adalah jatuh cinta. Namun, Artha terlalu denial untuk sekedar memvalidasi perasaan itu dan hanya menganggap nya angin lewat.
Tahun pun berganti, ditahun ke lima masa sekolah dasarnya, ada satu hal menyedihkan yang harus diterima olehnya, yaitu dia pisah kelas dengan Geo.
Jujur, Artha sedih mengetahui fakta bahwa dia berpisah dengan teman pertama nya. Tapi, ditahun ini juga ia bertemu dengan Sion dan Dipta.
Hanya dalam waktu beberapa jam Artha sudah bisa akrab dengan dua orang itu. yah walaupun Sion dan Dipta kerap bertengkar satu sama lain, sehingga menyebabkan Artha lah yang harus melerai keduanya.
Pertemanan nya dengan Geo sudah tidak sedekat dulu, itu lah yang menyebabkan Artha kembali gugup untuk berinteraksi atau menyapa kawan nya.
Mungkin karena berbeda kelas, kedua nya jadi susah untuk saling berinteraksi atau menyapa.
Perasaan Artha pada Geo juga masih sama, buram.
Sudah berbagai cara ia lakukan untuk menghilangkan perasaan nya, tapi itu semua sia-sia.
Hingga akhirnya, Artha mengaku bahwa ia memang menyimpan rasa pada teman pertamanya, Geo.
Tahun berganti dengan cepat, Artha memasuki tahun akhir disekolah dasarnya. Pada tahun ke 6 nya, ia satu kelas dengan kedua sahabat nya, namun kelasnya kembali terpisah dengan Geo.
Hubungan nya dan Geo sudah renggang, tidak ada lagi interaksi diantara mereka berdua. keduanya terlalu asik dengan urusan nya masing-masing.
Tahun ke 6 sekolah dasar pun menjadi tahun tersibuk bagi mereka berdua. Meskipun begitu, Artha masih sering menyempatkan diri untuk memperhatikan orang yang ia suka dari jauh.
Waktu berjalan sangat cepat, hingga tak terasa bahwa Artha sebentar lagi akan lulus SD dan berarti sebentar lagi ia sudah tidak memiliki kesempatan untuk memperhatikan Geo.
Acara perpisahan kelas 6 menjadi kesempatan terakhir untuk Artha melihat Geo.
![](https://img.wattpad.com/cover/309506739-288-k495294.jpg)
YOU ARE READING
Prequel: Before 6 years
Short Storyini tentang bagaimana mereka bertemu sebelum akhirnya kembali dipisahkan