Park Chanyeol dengan lantang bersenang-senang bersama teman-temannya sedang merayakan kelulusan di sekolah menengah mereka,dan itu juga menandakan mereka telah memegang umur legal untuk melakukan sesuatu yang lebih dewasa. Mereka terlihat senang bukan karena bisa mendapatkan usia legal itu,karena sebelumnya mereka juga sudah sering mencicipi hal tersebut. Namun hari ini menandakan kebanggaan mereka,setidaknya mereka tak lagi harus memakai menipu umur hanya untuk membeli rokok dan alkohol di mini market.
"Yaaaaaaaaak...kita sudah dewasa sekarang"
"Tak ada lagi yang bisa melarang-larang dan menggurui hal yang ingin kita lakukan"
"Tooooos" Teriak Chanyeol bersemangat sambil melakukan gerakan bersulang antara botol-botol minuman beralkohol bersama teman-temannyaMereka berteriak senang sambil mendengarkan dentuman musik keras di sebuah ruangan basemen yang mereka jadikan studio sekaligus basecamp mereka.
"Selamat hari kebebasan"teriak salah satu temannya dan disambut dengan teriakan seakan-akan mereka seorang pejuang yang berhasil melawan penjajahan.
Dalam hiruk pikuk ruangan tersebut,tiba-tiba Chanyeol tersenyum sinis,dia teringat akan setiap larangan kedua orangtuanya yang selalu meminta dia untuk menjalani hidup sesuai standart anak atau remaja yang baik. Bukannya dia selalu menuruti mereka,namun sekarang dia merasa punya kendali sendiri.
============================
Chanyeol merasa kepalanya berat karena alkohol yang cukup banyak diminumnya hari ini,namun dia tetap memaksakan pulang dengan mengendarai sendiri sepeda motor kesayangannya. Hari di pertemuan antara siang dan malam,hingga pandangan Chanyeol yang memang sudah buyar menjadi tambah remang. Matanya menyipit di sebuah jalanan sepi namun laju sepeda motornya tetap tak kunjung dikuranginya.
Tiba-tiba Chanyeol terbelalak kaget dan tubuhnya limbung karena merasa menabrak sesuatu. Dihentikannya sepeda motornya untuk melihat,dan benar saja seseorang sudah terkapar di jalanan dengan wajah berlumur darah.
"Too~toolong" suara orang itu lirih pelan meminta pertolongan Chanyeol
Suara lirih,wajah berlumur darah itu membuat tubuh Chanyeol bergetar hebat. Kaki dan tangannya lemas, dia dalam keadaan bingung. Namun terdengar suara sirine polisi dari kejauhan, pikiran Chanyeol langsung jauh kemana-mana,dan jiwa pengecutnya bangkit tersengal menuju arah motornya dan meninggalkan orang yang ditabraknya tadi sendirian terkapar di jalanan sepi itu.
=========================
Sesampai di rumah Chanyeol berlari menuju ke kamarnya, di terduduk di lantai sambil menekuk kedua kakinya,badannya bergetar,pikirannya bingung.
"Yeol..kamu kenapa Nak" Ibu Chanyeol bertanya dan sudah cemas semenjak melihat gelagat Chanyeol saat masuk tadi,namun Chanyeol seperti linglung tak menjawab.
"Yeol..Yeol,sadar,kamu kenapa?" Giliran ayah Chanyeol sambil menepuk-nepuk pundak Chanyeol
"Eoomma,Appa, aku harus bagaimana?" Tanya Chanyeol pelan
"Kau kenapa Nak?" Ayahnya bingung
"Aku menabrak seseorang"
"Apa dia mati"
"Aku takut sekali" jawab Chanyeol bergetar,dan kedua orangtuanya pun shock,mereka tau Chanyeol bukan anak baik dan nakal,tapi mereka juga tau kalau Chanyeol tidak bisa menyakiti orang lain."Tenang Nak,Appa akan mencari tau semuanya"
"Appa janji tidak akan terjadi apa-apa" ayahnya mencoba menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind
FanfictionKenakalan masa remaja Park Chanyeol mengalami titik balik setelah sebuah kecelakaan yang dia sebabkan, masa-masa perenungan dan perubahannya membawa dia bertemu dengan seorang pemuda manis yang selalu optimis dalam hidup walau dalam keadaan tak bisa...