Di sebuah gedung yang sedang mengadakan rapat sesama rekan bisnis. Terlihat (name) yang sedang menodongkan katana nya pada pemimpin rapat tersebut.
"Apa apaan ini .. bukan kah kau kaki tangan Veto, kau berhianat?" (name) yang mendengar itu pun hanya memutar bola mata nya malas.
"Kau pikir aku tidak tahu? Kau yang berkhianat pada bos, bos sudah tau semua kebusukan mu, kau membocorkan informasi kami, dan kau hanya memanfaatkan kami untuk melindungi mu kan"
"Tunggu .. tidak -"
(Name) pun tanpa basa basi langsung menebas leher pria tua tersebut. Semua orang yang melihat kejadian itu menegang, tidak bisa berkata apapun, mereka tahu siapa Akari (name) meskipun wajahnya yang sengat sangat sempurna tapi dia benar benar gadis yang bengis, sangat mudah bagi (name) hanya untuk membunuh seekor tikus penghianat. (Name) menoleh, melihat semua orang yang ada disana, lalu semua anak buah pria tadi menyerang (name). Namun apa hasilnya? Mereka sama saja seperti menyerahkan diri pada (name).
(Name) menghabisi semua orang yang ada diruangan itu, termasuk rekan rekan yang bekerja sama dengan pria penghinat tadi.
"Sudah selesai Aneue?" Sambut sang adik yang menunggu kakak nya.
"Sudah .. ehhh apa ini, kau menghabisi semua ini sendiri? Ahh tidak mungkin, pasti ada yang membantumu" Ledek (name)
"APAAA?!! kau pikir aku selamah itu, di bantu hanya untuk menghabisi 50 ekor cucunguk ini?" Kesal sang adik.
Bagi (name) menjahili adik nya adalah suatu kesenangan tersendiri, dia suka melihat adik nya merajuk. "Hahaha yosh yosh .. aku hanya bercanda, kerja bagus Nara chan~." Ucap (name) Dengan nada menggoda sang adik.
"Sudah kubilang berhenti memanggilku dengan akhiran chan~, aku benar benar terlihat seperti adik yang lemah" dengus Nara. Dirinya paling tidak suka jika (name) sudah memperlakukan nya seperti bocah berusia 5 tahun.
_
"Kalian memang hebat" ucap Benjiro Veto alias bos dari kedua bersaudara tersebut. "Kalian berdua sudah mengerjakan pekerjaan nya dengan baik, untuk hari ini mungkin itu saja, terimakasih" ucap nya lalu meninggalkan ruangan tersebut.
(Name) dan Nara pun meninggalkan mansion Veto dan kembali ke apartment mereka. "Nara pergilah bersihkan dirimu, aku akan menyiapkan makan malam untuk kita." Titah sang kakak, Nara pun langsung memasuki kamar mandi dan bergegas membersihkan dirinya.
"Sudah selesai? Kemarilah" ucap (name). Nara pun menghampiri (name) dan duduk di bangku yang berhadapan dengan (name). Meraka dengan tenang memakan hidangan yang (name) buat. Setelah selesai makan Nara pun membuka obrolan terlebih dahulu "Aneue .." ucap Nara ragu, "Ada apa? Katakanlah "jawab sang Kakak, sambil mencuci piring kotor mereka "Apa Aneue tidak mau berhenti bekerja dari tempat itu?" Tanya sang adik dengan raut khawatir "maksudku, uang yang kita hasilkan dari Veto sudah sangat cukup, dan aku juga khawatir Aneue tertangkap orang lain"
"Tidak apa apa Nara, aku sendiri yang memutuskan untuk bekerja di club tersebut, lagi pula aku hanya menjadi bartender, aku tidak melayani mereka menggunakan tubuhku, dan lagi aku bisa menjaga diriku Nara. Kamu tidak perlu khawatir, pakailah uang dari Veto sesukamu, itu juga hasil dari kerja mu." Nara yang mendengar itu pun hanya menghela nafas pasrah, bukan hanya sekali nara membahas hal seperti ini, dan bukan hanya sekali nara mendengar jawaban yang sama dari sang kakak."Hahhhh .. baiklah, terserah Aneue saja, aku sudah bosan memberitahu mu" ucap sang adik, "apakah masih ada yang harus di bereskan?" Tanya Nara "tidak ada, pergilah tidur Nara."
_
Nara sangat bosan sore ini, dia hanya berdiam diri diapart sambil bermain game di pc nya. Dan hanya sendirian, (name) sudah pergi ke club untuk bekerja, dan pulang paling lambat dini hari.
Di sebuah club yang sangat amat ramai dan dipenuhi hiruk pikuk orang orang penuh dosa (name) sedang melayani seorang pria yang sangat menyebalkan
"Berikan aku satu gelas wine lagi." Ucapnya, dan (name) pun mengisi lagi gelas kosong tersebut.
"Hei ayo tidur denganku .. tubuh mu bagus, aku menyukainya" kata pria tersebut sambil menelisik tubuh (name) dari atas sampai dada nya, karena terhalang meja bar.(Name) yang mendengar itupun langsung mengepalkan telapak tangannya, sebenarnya bukan pertama kali (name) menerima ajakan seperti ini, yang (name) takutkan dia tidak bisa menahan lagi amarahnya seperti kala itu
"Maaf tuan, pekerjaan saya hanya melayani untuk memberi minuman, bukan untuk tidur dengan pengunjung".
"Cihh sombong sekali, aku akan membayarmu dua kali lipat lebih besar dari gaji mu." Ucap nya memandang remeh (name) "terimakasih tuan, tapi tidak perlu" ucap (name) yang coba sekuat tenaga menahan amarahnya. Pria tersebut yang geram pun langsung menarik tangan (name) secara paksa, saat (name) yang sedang di tarik paksa tiba tiba datang pria lain."Oi buatkan aku satu gelas wiski" Ran hanya melirik sekilas pada pria yang sedang memegang pergelangan tangan (name), tidak mau tahu bagaimana pun caranya (name) terlepas dari pria tersebut, yang Ran inginkan hanya segelas Wiski.
(Name) pun melepas paksa tangannya dari cengkraman pria tersebut, pria tersebut yang merasa terganggu pun melihat siapa yang berani beraninya mengganggu aktivitas dirinya. "Apa apaan kau, kau mengganggu aktivitasku, jalang ini akan ku sewa" serkasnya
Ran yang mendengar itu tidak menoleh sama sekali, hanya mengabaikan ocehannya, merasa omongannya tidak didengar oleh ran, "Oi apa kau tidak dengar, dasar keparat!" Sentak pria tersebut.
Pria tersebut jatuh tersungkur dan pingsan setelah menerima tonjokan di hidungnya dari ran."Ini tuan minumannya, selamat menikmati" ucap (name) yang telah selesai membuatkan segelas wiski pesanan Ran tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling in love with my rival x Haitani ran
FanfictionMenghalalkan apapun memang buruk, tapi bukankah dengan menghalalkan semuanya sudah menjadi hal biasa untuk bertahan hidup. "Apa maumu ... Berhenti mengikutiku, aku tidak punya masalah apapun denganmu" "Haitani Ran .. namaku, ingat itu" (Name) hanya...