12 - problem

2.2K 276 76
                                    

— Aksara Milik Sean

****

WARNING ⚠
- Chapter ini mengandung unsur kekerasan fisik yang tak patut di contoh-!!

****

Ayana berada di luar rumah, menatap risau ke arah langit yang sudah mulai gelap, ia menggigit bibir bawahnya, berjalan ke sana kemari

Sampai Satya datang menghampiri "ngapain ma? Gak masuk? Udah mau ujan, nanti dingin" ucap Satya pada Ayana

"Tapi.., Sean belum pulang juga" ucap Ayana, risau

"Bentar lagi juga pulang, ma.., udah masuk dulu aja" ucap Satya, remeh

"Nggak, Sat. Tadi dia bilang mau pergi sebentar, tapi nyampe sekarang belum pulang juga" bantah Ayana


Satya menghela nafas "Seterah mama aja" lalu pergi meninggalkan Ayana sendirian di luar

Sementara Ayana masih risau menunggu kepulangan Sean di luar, langit pun sudah berwarna kelabu dan menurunkan gerimis kecil

Sampai akhirnya ada satu mobil yang berhenti depan rumahnya, ia melihat ke arah mobil itu, tampak seseorang turun dari sana, Sean.

"Sean.." ucap Ayana pelan

Mengetahui itu adalah putranya, ia langsung berlari ke arahnya.

"Sean, kamu dari mana aja, nak?" tanya Ayana pada Sean, lalu memeluk tubuh lelaki itu dengan erat

Sean tak menjawab pertanyaan yang di lontarkan Ayana, ia hanya bungkam, tapi Ayana tidak mempermasalahkan itu, yang terpenting adalah, sosok yang sedari tadi ia tunggu kehadirannya sekarang ada di hadapannya

"Sean, masuk yuk, udah mau hujan" ucap Ayana, lalu membawa masuk Sean ke dalam rumah

Sesampainya di dalam, ia di sambut oleh sosok Satya yang menatap nya, Sean berdiri di hadapannya

"Sean, kamu ganti baju dulu sana, baju kamu basah, nanti mama buatkan teh untuk kamu" ucap Ayana, lalu berlalu dari Sean dan pergi ke dapur untuk membuat secangkir teh manis hangat untuk Sean

"Darimana aja lo?" tanya Satya, dingin

Sean masih bungkam, rasanya ia sedang tak ingin banyak omong sekarang, entah apa yang ia pikirkan, sehingga ia tak seperti Sean yang biasa

"Lo tau gak?! Mama dari tadi khawatir banget sama lo! Kasian noh! Lo gak liat apa bajunya basah kena hujan?! Cuma karena nunggu lo pulang!"

"Emang lo gak kasian?!" ucap Satya, yang terus melontarkan semua ucapan yang ada di lisannya

"Kak, Sean capek, Sean mau istirahat" jawab Sean, lalu pergi dari hadapan Satya

Jika boleh jujur, Satya benar-benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada adiknya, sangat berbeda dan aneh baginya, ia berkali-kali harus menggaruk-garuk kepalanya meski tak gatal

"Aneh" celetuk Satya, lalu pergi dari tempatnya berdiri dan kembali duduk di sofa untuk menonton televisi.

Sementara Sean ia memasuki kamarnya yang gelap, ia tak bisa melihat apa-apa, ia mendekati stop kontak untuk menyalakan lampu kamar nya

Sean menghela nafas, melempar tas yang semula ada di bahu nya entah kemana, Sean terduduk di tepi ranjang, melihat sekeliling kamar, entah apa yang harus ia lakukan sekarang

 [✔] Aksara Milik SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang