"Nona? Non... ini hari pertama masuk sekolah,"
Suara lembut dan tepukan pelan pada bahunya tidak berhasil membangunkan gadis berambut pirang tersebut dari tidur pulasnya, "Nona Cania udah sampe, katanya mau antar nona Kim."
Tidak ada jawaban. Perempuan paruh baya tersebut masih berusaha memanggilnya sekali lagi namun yang dibangunkan masih terlelap, ia justru menarik selimutnya lebih tinggi dan berpindah posisi memunggunggi perempuan tersebut. Alih-alih membuka mata, Kim masih mengunci kelopak matanya rapat. Tidak ada pergerakan bahwa gadis itu akan tergugah.
"Biar saya aja," tanpa perlu izin dari empunya, gadis yang disebut Cania tadi memasuki kamar Kim begitu saja, menyibak gorden di sudut kamar, berharap sang pemilik kamar segera sadar. Sinar mentari begitu terang menerobos masuk menyilaukan isi ruangan yang semula gelap.
"Kim! What the hell time is it!?" suara nyaring Cania sontak mengagetkan Kim, "And you're still lazing in ur bed!? ur dumb fucking crazy!?"
Kim mengenal jelas pemilik suara tersebut tanpa harus repot menengok untuk memastikannya. Sahabatnya Cania berkacak pinggang di hadapannya. Kim yakin sahabatnya sudah berada di puncak kemarahan.
Perempuan paruh baya yang membangunkannya tersebut kemudian pergi setelah membereskan beberapa sampah yang tergeletak serta menaruh beberapa barang yang berserakan kembali ke tempat semula di kamar gadis bernama Kim itu. Tugasnya membangunkan nona muda telah selesai dan ia tidak ingin terlibat dalam adu mulut yang ia dapat pastikan akan segera terjadi diantara dua remaja tersebut.
"Ssst... shut up, lower ur voice. Stop yelling, still early in the morning...."
"EARLY!? HOW DARE YOU! What did u say!?" Gadis berambut cokelat alias Cania menghampiri dan mengambil alih pekerjaan perempuan tadi untuk membangunkan puteri tidur si pemalas itu. Ia menyingkap selimut yang membungkus hangat tubuh Kim lalu menarik paksa gadis itu untuk segera beranjak.
"IT'S 6 AM!" Cania menunjukkan jam yang berdetak di ponselnya tepat di depan muka Kim yang masih setengah sadar, setengah melek, "And you haven't prepared anything on ur first day of school."
"Cane, i got my jetlag," Kim mengelak untuk mendapat pembelaan.
"I dont care, I'll give u 15 minutes till 6.30, more than that i will go to school without you."
Tanpa mendengarkan penjelasan apapun dari Kim, Cania memilih langsung turun dan menunggu di ruang tamu bawah seperti yang tadi ia lakukan.
Kim mengerjap sejenak. Dilihatnya jam memang masih menunjukkan pukul enam. Sejak dulu sahabatnya memang tidak pernah berubah, Cania selalu buru-buru, begitu pikirnya. Ia meraih ponselnya di atas meja di samping ranjang tidurnya lalu menempatkan ibu jarinya untuk menekan tepat di layarnya sebagai pemindai kunci untuk membuka ponselnya. Terlihat 30 panggilan tidak terjawab dari sahabatnya tadi, Cania. Selain itu, ada beberapa pesan masuk yang ia sendiri enggan untuk membukanya apalagi harus membaca serta membalasnya. Kim menikmati waktunya bermain ponsel sejenak. Ia kembali menarik selimutnya lalu meringkuk bersama guling kesayangannya sembari jarinya aktif menjelajah laman twitter miliknya. "Hari-hari yang menyenangkan untuk bermalasan," ujarnya pelan dalam hati.
***
15 menit, waktu yang cukup untuk Kim bersantai sebelum ia memulai ritual mandi dan kecantikannya.
Cania Rosery : I'll go first, lo diantar pak yayan aja.
Pesan singkat yang dikirim Cania tepat pukul 6.15 saat dirinya hendak mandi. Sahabatnya itu memang selalu tepat waktu dan tidak suka terlambat. Sekarang waktu tepat menunjukkan pukul 7, Kim masih santai mengeringkan dan menyisir rambutnya. Hari ini hari pertama ia pergi sekolah. Kesan pertama untuk memulai semuanya. Ia tidak keberatan apabila terlambat asalkan penampilannya sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIMME THAT LOVE
Teen FictionKenyamanan yang dititipkan Tuhan kepada makhluk-Nya adalah cinta. Satu hal sederhana dan tulus. Perlu diingat tidak selamanya cinta tentang saling mencintai. Ini tentang mencintai dan dicintai. Subjek dan objeknya berbeda satu sama lain. Kita tidak...