Baju Baru
Happy reading guys
.
.
.
.
.
.Hinata menatap baju misi dengan ragu, berfikir sejenak, 'apa tidak terlalu terbuka!' Sebuah kimono tanpa lengan dengan obi melilit di perut serta celana yang sangat pendek hingga menampilkan jenjang kakinya yang mulus. Dan ini merupakan ke tiga kalinya dia mengganti pakaian misi, saat kecil dulu ia memutuskan untuk memakai jaket kebesarannya dengan celana di bawah lutut serta model rambut yang sangat pendek, sengaja biar tidak terlalu ribet saat latihan. Begitu pun dengan pakaian misi ke dua sama saja dengan yang pertama yang membedakan hanya warna jaket serta rambut yang di biarkan panjang-terukur dengan penantiannya dengan cinta pertamanya. Tapi yang sekarang, rasanya ia berfikir cukup lama, menatap cerminan diri sembari meyakinkan diri. 'Ah tak mengapa! Toh Naruto-Kun tidak akan menganggapku! Ini untuk orang lain!' Berharap ia bisa move on meski dengan usaha gaya pakaian yang berubah. Bukanlah lagi Hinata yang gombrong, malu - malu, apalagi selalu bersembunyi di balik dinding. Untuk kali ini ia harus egois. Menampakan diri dengan percaya diri, apa yang ia kenakan adalah cerminan diri. "Aku pasti bisa!".
Ia mengenakan sendal misi dengan lilitan yang hanya sampai di mata kaki. Sementara sabuk paha ia gunakan yang garis tipis, sengaja agar hanya beberapa pisau kecil yang tersimpan disana. Dan menyimpan beberapa kunai ukuran sedang di tas mungilnya, tas kecil dengan tali kecil pula seakan ia tak terlihat menggunakan tas, yang juga di isi obat - obatan dan kebutuhan lainnya. Kali ini ia membawa kebutuhan dengan sangat mini bahkan bisa dikatakan hanya untuk dirinya sendiri, bukan tanpa alasan ia melakukannya hanya saja, misi pertama saat sesudah perang ini dilakukan dengan orang biasa yang mengelana, jadi ia merasa mungkin partnernya tidak akan membutuhkannya untuk kebutuhan kecil itu. "Yosshhh sudah selesei semua!"
Kembali ia menatap cermin, sembari berucap. "Jangan gagap!!" Mengepuk pipi tembemnya, dan merapikan rambutnya yang tergerai sangat panjang. "Aku pasti bisa!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sementara itu di kantor Hokage.
"Apa kau sudah bergerak Sasuke?"
"Belum"
"Kenapa?"
"A-"
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat Sasuke kembali bungkam, bahkan merasa lega. Setidaknya dia aman dari rasa kepo gurunya, jangankan bergerak maju ketemu Hinata saja belum ia lakukan padahal dia sudah menetap di Konoha selama 1 bulan dengan letak Apartemen yang dekat dengan kediaman Hyuga bahkan ia bisa melihat aktivitas Hinata dari kamarnya.
"Ada tugas baru dari Suna-" melirik sebelah kiri "ouh kau disini Sasuke!"
"Hn!"
'Suna lagi- semoga bukan sesuatu yang buruk!' Fikir Kakashi, sembari menautkan jemarinya. "Apa itu....."
"Beliau meminta bantuan kita untuk menyelidiki kasus bandit disana. Dan membutuhkan kekuatan Byakugan untuk melakukannya, dan aku sudah menyeleksi pengguna yang belum ada misi hari ini," ia maju satu langkah, menyerahkan sebuah surat tugas yang berisikan "aku rekomondasikan Hyuga Hinata yang akan bertugas!"
Duk
Sandaran tangan Kakashi tiba - tiba melemah dan membuatnya terbentur mejanya sendiri. 'Sialan Shikamaru benar benar cerdik!'. Fikirnya, setelah percakapannya beberapa bulan lalu yang menguras emosi, ia memutuskan untuk bertaruh dengan penasehatnya, jika ia memegang Sasuke maka Shikamaru memegang Gaara. Dan mereka akan menonton dua Shinobi hebat tengah memperebutkan kunoichi lugunya. Namun sampai saat ini Kakashi tak memberitahu Sasuke, jika Gaara juga tertarik dengan Hinata. Jelas hal buruk apa jika dia sudah mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
79
RandomLove and Effort Cinta dan Usaha . . . Baca aja Naruto milik Om masashi Kishimoto