"Mereka tinggal di hotel."
"Hotel?"
Rosie mengangguk, manik almond-nya masih menatap ke depan tanpa arah. "Dia bilang Youngdae-ssi memaksa mereka tinggal di sana sampai dia menemukan tempat tinggal yang aman."
Taehyung hanya diam mendengarkan cerita Rosie. Dia dapat melihat jika sudut mata istrinya telah digenangi cairan bening. Netranya juga menyaksikan sesekali Rosie menekan kedua bibirnya atau mendongak. Dan dia tahu jika sang istri tengah menahan bulir kristal itu agar tidak meluruh di pipi.
"Aku tidak tahu kenapa mereka masih mendiskriminasi Zee dan keluarganya, Tae." Rosie menoleh, menatap dalam iris jade Taehyung. "Mereka kaum minoritas di sini, seharusnya kita melindungi mereka bukan mendiskriminasi atau mencelakai mereka hanya karena ... hanya karena keyakinan yang berbeda." Air mata Rosie tumpah. Dia tidak mampu lagi menahannya.
Diskriminasi kaum minoritas, sebuah topik dari sekian problematika yang terjadi di berbagai penjuru dunia, yang mana seharusnya mendapatkan perhatian khusus bukan hanya oleh sebagian kalangan, atau mereka yang memangku jabatan, namun juga oleh jiwa yang dibekali akal dan nurani yang mengilhami seorang individu untuk melakukan kebaikan.
Pernahkah kita merenungkan hal kecil yang dapat kita lakukan untuk menjaga dan melindungi saudara kita yang menjadi kalangan minor di sekitar kita?
Bukan hanya dari segi perbedaan keyakinan ataupun ras. Mereka para penduduk surga yang Tuhan takdirkan menjadi seseorang yang spesial, bahkan tidak luput dari stigma negatif dan diskriminasi nyata yang terjadi di lingkungan sosial.
Berkatalah yang baik, jika tidak maka diamlah.
Oh, satu aksi kecil dengan dampak besar. Andai kita lebih bisa menahan lisan dan jemari kita, tentunya hal kecil ini dapat menumbuhkan suatu keamanan dan kenyamanan untuk mereka yang merasa berbeda.
Taehyung menarik Rosie ke dalam pelukan. Dia biarkan gadis brunette itu menangis tersedu tanpa mengucapkan sepatah kata pun, hanya tangan kekarnya yang menepuk lembut punggung istrinya yang bergetar.
Tak berselang lama, Rosie menarik diri setelah merasa tenang. Kepalanya tertunduk, namun Taehyung dapat melihat sekilas jika mata Rosie memerah dan sedikit sembab, hidung mungilnya juga memerah dan mengeluarkan ingus bening.
"Chaeyoung-ah." Taehyung memanggilnya dengan lembut.
"Hmm ..." Chaeyoung mendongak. Namun dia terkejut saat Taehyung tiba-tiba mendekatkan wajahnya dan mencium kelopak matanya. "T-Tae ..."
Kini Taehyung menangkup kedua pipi Rosie dan kembali mencium kelopak matanya, serta menyesap sisa bulir kristal yang masih tertinggal di dalamnya.
"Kau tahu dia gadis yang kuat, Chaeng."
Manik keduanya bertemu dan Rosie dapat mencium aroma segar mint-berry setiap bariton lembut Taehyung mengalun di telinganya.
"Dan kita mungkin bisa memberikan sedikit bantuan pada Zee." Taehyung menjeda ucapannya lantas tersenyum. "Kita bisa menawarkan apartemenku padanya. Zee dan keluarganya akan aman di sana, aku bisa jamin itu."
Iris almond Rosie bergetar saat mendengar tawaran Taehyung. "M-maksudmu ... Zee dan keluarganya—"
"Hmm ..." Taehyung mengangguk.
Pria ravenette itu tersenyum, menurunkan kedua tangannya dan menatap lembut sosok gadis brunette yang tidak bisa menyembunyikan perasaan harunya. Detik berikutnya, dia dibuat kelimpungan karena gadis itu memeluknya erat dan menangis dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDENIABLE LOVE
FanfictionApa jadinya jika seorang Kim Taehyung dijodohkan dengan Park Chaeyoung? Yang notabene adalah sahabat dari kekasihnya sendiri, Lalisa! Akankah keduanya dapat menjaga hati pasangan masing-masing? ** "Aku tahu ini mungkin terdengar gila, tapi kalian bi...