T

249 36 2
                                    

Jam pelajaran pertama baru saja dimulai, namun entah kenapa perutnya terus bergejolak, tak bisa diajak berkompromi, padahal sang guru killer telah menandainya dengan tatapan tajam.

"Mysta Rias! Diam atau maju, menggantikanku mengajar di depan, hm?!"
Ah, si*l! Sang guru telah memanggil namanya sebagai peringatan terakhir.

"Baik, Sir!"
Walau begitu, sebenarnya ia ingin mengatakan hal lain pada sang guru. Jika di perbolehkan, ia akan ijin ke toilet untuk beberapa waktu ke depan. Perutnya mulai sungguhan nggak mau diajak berkompromi.

Pengen berak kali.

Tepat, bel istirahat pertama berbunyi, Mysta dengan kecepatan cahayanya pergi ke toilet tak jauh dari ruang kelas. Ia menjatuhkan diri pada lantai toilet di salah satu bilik. Tak lupa wajah ia tundukkan pada closet duduk di hadapan. Mengeluarkan semua makan malam juga sarapan paginya.

"[Name].."
Geramnya dengan menggumamkan namamu. Dia pikir, ini semua karena ulahmu padanya ketika istirahat makan siang kemarin.

Brak!
Genggaman pada ganggang pintu terhenti, kala pendengaran menangkap sebuah suara.

"Apa yang kau lakukan, Alban? Hah!"
Di ujung toilet, kamu tengah memojokkan Alban. Tak lupa tangan mencengkram erat kerah kemejanya.

"Kenapa? Itukan yang kau mau! Memperlakukan mainanmu dengan sedikit kurang ajar itu nggak apa, lho, [Name]."
Seringai menyebalkan ia tampilkan padamu, yang justru membuat amarahmu semakin menjadi.

"Sedikit kurang ajar, katamu? Jangan gila, Alban! Kalau dia mati, gimana?"

"Dia nggak bakal mati, bodoh!―"

Bruk!

"Ugh! Apa-apaan kau?"
Kamu memberinya kepalan tangan tepat pada pipi kirinya, cukup keras hingga ia terpental mengenai pintu bilik toilet yang tertutup.

"Dengar, Alban! Aku ini kakakmu, [Name] Knox. Dan orang yang kau beri racun itu mainanku, Mysta Rias. Jangan sampai ini terulang, Alban!"
Tatapan membunuh kamu lempar pada Alban yang tengah mengepalkan tangan di sana. Entah kemana nyalinya pergi, kini ia tak dapat berkutik pada setiap ucapanmu. Ia hanya dapat menggeram kesal seraya menatap punggung sang kakak menjauh.

"Kau dengar kan, Mysta. Kakakku sebenarnya menyayangimu. Maaf telah membuatmu muntah saat guru killer mengajar. Hahaa..."
Mysta tersentak mendengarnya. Seketika ia menunduk dengan bulir-bulir air yang jatuh membasahi pipi.

Apa-apaan ini? Ia menangis? Menangisi seorang [Name] Knox yang bernotabene pembully-nya sendiri? Jangan melawak, Mysta Rias! Sadarlah, jika orang yang kau tangisi bukanlah orang baik.

Namun bukannya berhenti, air matanya justru mengalir semakin deras.

"Si*l! Caramu nggak lucu, [Name]..."

🍂

Alban Knox

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alban Knox

🍂


HEY!

Aku balik! Cerita ini masih lanjut, Cantik. Cuma aku lupa buat update

Forgive me, oke?

Makasih udah baca🧡

Makasih juga udah setia buat nunggu update-nya🧡

Jangan lupa vote dan comment

B∆stardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang