A untuk AHAHAHA

7 4 2
                                    

"Rissa!!!!!"

Cewek yang masih merebahkan tubuh dikasur itu langsung mengerjap bangun.

"Aishh." Cewek itu menepuk jidat. "Apa!!" Jawabnya dengan nada khodam nya yang tinggi.

Cewek itu mengerengek sambil memukuli guling yang dia cekik. Dia baru bermimpi akan berciuman dengan seorang pangeran dari kerajaan langit, tapi kenapa? Kenapa? Kenapa ada yang meneriaki namanya hingga membuatnya terbangun.

Ah iya, ini sudah pasti, manusia yang dari dulu ingin Rissa cekik seperti gulingnya sekarang.

Rissa membuka pintu kamar dan BUG!!

Jidatnya dipukul dengan genggaman tangan yang besarnya dua kali lipat dari genggaman tangan Rissa sendiri.

"Bukan salah gue, tadinya gue mau ngetok pintu, lagian lo ngapain hah? Liat jam berapa?! Jam tiga sore! Dari tadi dipanggil mamah lo gak denger? Sana pergi lu!" Cowok itu mengomeli.

Rissa tertawa paksa tanpa ekspresi. "Harusnya gue kan yang marah?" Ujarnya. "Dasar gila!"

Rissa turun ke bawah menemui mamah nya yang katanya dari tadi memanggil namanya. Agak rumit ya bacanya tapi baca ajalah ya.

"Mamah manggil?" Tanya Rissa sambil menggaruk kepalanya dengan kasar.

"Ya Allah, anak gadis kok gini bentukannya." Ujar Lia mamah nya Rissa.

"Astagfirullah mamah, teganya menghina anak sendiri." Jawab Rissa sambil meremas dada membuat ekspresi sakit hati.

"Lagian, rambut kamu sisir dulu kenapa si? Malesnya minta ampun."

"Bentar lagi juga mandi kalo udah adzan ashar, ah mamah mau ngapain si?" Tanya Rissa, dia hanya turun ke bawah karena katanya dipanggil, kalau hanya mau mengomeli saja Rissa mau masuk ke kamarnya lagi, lanjut tidur sambil menunggu waktu sembahyang sore.

"Ini, kasih ke tetangga sebelah ya." Ucap Lia sambil memberikan sebuah kotak makan berisi masakan dan juga kue-kue kering.

"Buat apa?"

"Buat dimakan lah."

"Maksudnya kenapa ngasih ini ke tetangga? Terus kenapa gak bang Rian aja?" Rissa terus bertanya sambil memikirkan beberapa alasan untuk menolak.

"Ya kan kita baru pindah, sekalian kenalan aja kita bakal jadi tetangga gitu, udah sana kamu anterin jangan bikin alesan gak jelas, bang Rian udah bantuin beres-beres tadi, sekarang giliran kamu, gih sana!" Titah Lia sedikit mendorong tubuh Rissa agar segera pergi.

Terpaksa Rissa pergi keluar dengan penampilan seadanya, tanpa ganti pakaian, tanpa cuci muka atau merapikan rambutnya.

Rissa berlari ke rumah sebelah, dia ingin cepat-cepat selesai menyelesaikan tugas dari mamah nya, masih ada waktu sepuluh menit untuk kembali tidur, waktu sepuluh menit juga berharga bukan?!

Tok! Tok! Tok!

"Assalamualaikum! Permisi!" Panggil Rissa sambil mengetuk pintu rumah tetangganya itu.

Lima menit kemudian masih lengang, tidak ada jawaban atau tanda-tanda adanya sebuah kehidupan disana, Rissa mulai berpikir tidak logis, apakah penghuni rumah ini benar-benar manusia?

"Ihh kok gak ada jawaban, hallo! Assalamualaikum! Gak ada orang ya?!" Teriak Rissa lebih kencang.

"Ketok lagi jangan ya? Ketok lagi ah!" Batinnya.

BUG! BUG!

Rissa sedikit memiringkan kepalanya, suara pintu rumah ini terdengar sangat berbeda dari pintu rumah biasanya.

Bukan suara pintunya yang aneh, tapi Rissa yang salah ngetuk, dia malah mengetuk dada seorang cowok yang kini berdiri kesakitan mengusap dadanya, oh maaf bukan ngetuk jatuhnya meninju/memukul, pasalnya Rissa mengetuk dengan genggaman tangan dan dengan kekuatan seribu gajah yang dibantu dengan khodam-khodam nya.

Dah lah, pengen nangis aja.

Rissa membuka mulutnya lebar-lebar, lalu menutupinya dengan kedua tangan. Tunggu dulu, dengan kedua tangan? Lalu makanannya?

Tentu saja dia jatuhkan.

Sepersekian detik Rissa sadar bahwa kotak makanan yang dia bawa tak sengaja terjatuh, Rissa cepat berjongkok untuk mengambilnya, namun saat hendak berdiri, kepalanya menyundul sesuatu. Barang pribadi milik cowok itu, sesuatu yang sensitif.

Merasa terkejut dengan perlakuan Rissa yang tiba-tiba dan sangat dipertanyakan tujuannya apa. Cowok itu mundur kebelakang sambil menutupi tubuh bagian bawahnya. "Siapa lo?!" Tanya cowok tetangga itu. Merasa ternodai, baru ketemu aja langsung pegang-pegang udah gitu nyundul lagi.

"Tuyul!" Jawab Rissa sambil berbalik dan lari kembali kerumahnya.

Rissa berlari terbirit-birit langsung masuk kedalam kamar, dia menampar sendiri pipinya, dia juga mengomeli dirinya sendiri di depan cermin, melihat penampilannya sekarang, rasanya dia ingin menghilang saja dari bumi, entah pergi ke mars atau langsung ke surga saja asal jangan neraka.

"Anjir, ada beleknya lagi, tai lu Rissa! Gila lu! Dasar cewek aneh!" Teriaknya pada cermin. "Tapi gue cantik juga sih, tapi tetep aja." Rissa merengek dan berteriak sambil menutup wajahnya dengan bantal.

"Rissa! Dipanggil mamah!" Teriak Rian dari balik pintu kamarnya.

"Apalagi ya ampun, orang lagi nangis juga." Gerutu Rissa.

"Rissa! Keluar gak lo?! Gua dobrak pintunya nih, biar aja lu gak ada pintu." Ancam Rian yang kesal.

"Iya anj-- astagfirullah gak usah Rissa, bahkan umpatan tidak cukup untuk menyumpal mulut abang mu." Rissa mengelus dada lalu membuka pintu kamarnya, Rissa berjalan dengan arah selaras, sengaja ingin menabrak tubuh kakaknya. Ceritanya ingin melabrak.

Ohh tapi sayang, tidak kena :)

Alhasil dia sendiri yang hampir tersungkur. Dia menoleh kebelakang menatap wajah abangnya dengan tatapan elang mencari mangsa.

"Awas lu ya!" Geram Rissa.

"Stress." Gumam Rian pelan.

COMEDY RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang