1. Dia dan lampu merah (?)

3.6K 245 36
                                    

Dunia gak harus tau tentang perasaan ku, tapi jika menyangkut kamu, jangankan dunia, semesta pun harus tau.

Pada rasa yang tak pernah tersampaikan, pada jantung yang seketika berdetak kencang, pada tubuh yang mendadak membeku, ini adalah hal pertama setelah 12 tahun mereka kembali saling berkomunikasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada rasa yang tak pernah tersampaikan, pada jantung yang seketika berdetak kencang, pada tubuh yang mendadak membeku, ini adalah hal pertama setelah 12 tahun mereka kembali saling berkomunikasi. Bukan karena sesuatu namun karena tidak adanya kesempatan untuk dekat lebih jauh.

Aluna senang, bahkan sangat senang ketika pulpen miliknya dipegang laki-laki itu. Laki-laki yang selalu Aluna tatap wajah indahnya setiap hari ketika disekolah. Menurutnya, tidak ada objek paling menyenangkan untuk dipandang selain wajah laki-laki itu.

"Mau absen?" Tanya laki-laki itu menatap mata Aluna yang menatapnya. Aluna hanya diam saja padahal beberapa murid sedang desak-desakan untuk mengisi absen untuk kegiatan yang sedang ada di sekolah mereka.

Gadis itu menggeleng. Bahkan hanya untuk bilang tidak saja ia tidak mampu.

"Lalu?" tanyanya lagi.

Mulutnya bungkam, bersekolah di sekolah yang sama baru kali ini lagi mereka berbicara setelah 7 tahun lalu ketika Aluna kecil meminjam penghapus putih milik anak laki-laki yang sama sekali tak tau siapa namanya. Aluna kira rasa sukanya ketika masih kelas 1 SD adalah rasa suka biasa. Atau sering orang dewasa bilang itu adalah cinta monyet, ternyata ia salah. Setelah kembali dipertemukan di SMP dan akhirnya kembali satu sekolah di SMA membuatnya berpikir apa benar tuhan ingin bersamainya dengan laki-laki itu?

Kembali pada Aluna, gadis itu menunjuk pena yang laki-laki itu pegang hingga suara Miki —temannya— membuat dia tersadar. "Pulpennya Agaskar!"

Ya, laki-laki yang Aluna suka itu bernama Agaskar Abraham. Laki-laki yang baik di matanya.

Agaskar menyerahkan pena miliknya lalu ia pergi dari sana dengan degup jantung yang membuatnya resah.  Aluna mencari tempat untuk mengirimkan pesan pada sahabatnya dan menceritakan apa yang telah terjadi.

Aluna tak membalas, ia hanya senyum-senyum sendiri apalagi kala Agaskar lewat didepan nya.

Ternyata, jatuh cinta semenyenangkan itu, ya?

Tapi bagi mereka yang saling mencintai.

Lucu, lawakan yang kadang membuat orang-orang memikirkan bahwa ia menyedihkan ketika cinta mereka tak terlihat.

Namun sayang itu hanya sepenggal ingatan abu-abu tentang laki-laki yang sudah terjadi sejak lama, namun nyatanya kesan sederhana yang Agaskar berikan membuat otaknya memberikan memory abadi di pikiran dan hatinya.

Sampai akhirnya ingatan dan bayangan itu hilang dalam sekejap kala sebuah motor hampir saja menabraknya.

"GILA YA LO!" teriaknya sambil memegang dada saking kagetnya.

AKSARALUNA𐦍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang