"Kelompok Ibu yang memutuskan!" Ujaran sang ibu guru di depan kelas terdengar mutlak membuat seluruh murid mendesah kecewa dan sebal. Sampai ada yang membanting buku, atau bahkan mendorong meja.
Sontak berhasil membangunkan tidur nyeyak seorang siswi yang sejak tadi berlindung di balik punggung orang itu. Dia berjengit, lalu segera menegak badan. Dikiranya lagi-lagi ia ketahuan, ternyata sedang mengadakan tugas kelompok.
"Aturan tadi deal aja, sih. Ribet banget tau nggak? Jadi begini, kan!" Protes sekaligus sindir dilontarkan oleh salah siswi yang duduk terdepan untuk anak lelaki yang tidak terima karena tidak sekelompok dengan kawan-kawannya.
Sang empu tentu menolak gagasan itu dengan sedikit emosi. "Eh, lu jangan egois, dong, jadi orang! Pikirin temen lu juga yang nggak dapet kelompok!"
"Ya, itu lu bisa gabung, sih, sama mereka! Emang kenapa?!" Si perempuan tetap menyolot. Pasalnya kalau diatur guru bisa-bisa dia gagal sekelompok dengan bestie-nya.
"Ini nggak adil namanya!"
"Nggak adil darimananya?! Emang elunya aja yang nggak mau sama mereka."
"Makanya udah biar Ibunya aja yang atur. Kita liat di sini siapa yang bener egois."
Sementara di hiruk-pikuk keributan sengit itu, Dona menarik napas dan membuangnya gusar. Sial. Dia malas sekali kalau ada tugas kelompok. Percuma. Ujung-ujungnya hanya anak perempuan yang mengerjakan, atau biasanya hanya seorang saja saat sungguh-sungguh kumpul. Sisanya bagian foto-foto atau mengobrol. Wajar Dona memiliki spekulasi itu, karena dulu ia selalu digabungkan dengan anggota seperti itu.
Lagipula, kenapa pakai bikin tugas kelompok segala di saat dua bulan lagi sekolah selesai?! Bermaksud melukis kenangan? Dona tak mengharapkan momen apapun dari mereka semua. Dia inginnya kerja, kerja, dan sukses.
Dona cuma bisa berharap, setidaknya dia tidak sekelompok dengan dia, si masa lalu. Hidup Dona setahun belakangan ini benar-benar kesepian. Jika Dona dan lelaki itu kembali dekat, ia pasti meminta rujuk.
Walaupun kelas masih ribut, ibu guru tetap menentukan nama-nama murid untuk disatukan pada papan tulis putih.
Mata sendu ala tahan kantuk Dona menatap apa yang ditulis guru secara seksama sembari tangan dilipat di atas perut. Punggung kecilnya bersadar pada kursi. Dia duduk sendiri. Teman sebangkunya masih belum bisa lepas dengan teman lamanya yang duduk di barisan kanannya. Agak menyedihkan, sebenarnya. Dona yang hidupnya sudah sepi, menjadi merasa semakin menyendiri. Akan tetapi, Dona tidak berkuasa menyuruh orang lain untuk tetap di sampingnya.
Kelompok 4
-Riyan Byambara
-Sulistiyani
-Arasya Putrinawa
-James Pamungkas
-Satria Suherman
-Dona AzrelliyaKenapa kalau tidak diharapkan justru terkabul?
***
Dona yang hanya memakai tank top menyibak rambut hitam panjang basahnya yang habis keramas itu menghadap cermin kamar mandi, kemudian keluar dan mengambil ponselnya di atas kasur yang sejak tadi berbunyi. Ia kira itu list grub kerjanya, ternyata kelompok membuat bingkisan.
Kelompok 4
Sulis
Mau kerjain kapan?Ara
TerserahSatria
Besok ajaRiyan
Udh gausah ngerjain wkwkSatria
Aslinya gua juga males cok tapi terpaksa aja demi lulus
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamis Usai ✔
FanfictionSelalu ada masanya kembali asing. --- OC x James Trainee A. Bahasa semi/baku. Oneshoot lokal. --- Dibuat: 22 Mei 2022