Jisung, seorang anak bungsu yang memiliki kehidupan mewah. Dirawat dengan sepenuh hati oleh kedua orang tua dan dua orang kakak membuat Jisung tumbuh menjadi pemuda yang dipenuhi dengan kasih sayang.
Namun, semua hal berubah ketika dirinya menginjak umur 18 tahun. Secara paksa, dirinya dibawa oleh segerombolan orang untuk menjauh dari kediamannya.
Bagaimana reaksi keluarganya? Tentu mereka panik, tetapi mereka baru menyadari keabsenan Jisung di pagi harinya karena sekelompok orang itu membawa paksa atau bisa kita sebut menculik pada malam sebelumnya.
Jisung yang di kala itu sedang tertidur terbangun paksa karena dirinya yang dibawa oleh orang-orang itu. Saat mencoba untuk melawan, orang-orang itu langsung memukul bagian pundak Jisung yang membuat dirinya kehilangan kesadaran.
Melihat Jisung yang tidak sadarkan diri, sekumpulan orang itu langsung membawa Jisung pergi ke tempat rahasia mereka. Tempat dimana mereka berkumpul untuk merancang segala bentuk aksi yang akan mereka laksanakan berdasarkan arahan dari atasan mereka.
Setibanya mereka di sana, mereka meletakkan Jisung di sofa yang berada di ruangan atasan mereka dan salah satu dari mereka berkata, “Bos, anaknya sudah berhasil kami culik bos.”
Tentu melihat Jisung yang tengah tertidur di sofanya membuat Jaemin tersenyum karena setelah sekian tahun, akhirnya ia dapat memiliki Jisung, “Good job, sekarang kalian bisa pergi.”
Sejak hari itu lah, Jisung hanya dapat diam dan duduk termenung di dalam kamar sang tuan. Ia hanya diperbolehkan untuk makan, minum,.ke toilet dan melayani sang tuan.
“Kenapa kamu murung sekali hari ini babe?” tanya Jaemin sambil memegangi dagu Jisung untuk menatap kedua matanya.
“Aku rindu keluargaku, sudah dua tahun aku ga ketemu mereka tuan.” jawab Jisung dengan lesu.
Mendengar jawaban tersebut seketika membuat Jaemin murka, “Kamu tidak punya keluarga lagi, kamu cuman punya aku. Jadi jangan pernah bilang kalau kamu rindu sama keluarga kamu itu, paham?”
Sebagai balasan, Jisung hanya dapat mengangguk.
“Good boy.” ucap Jaemin yang mengelus rambutnya.
Seketika aktivitasnya terganggu dengan suara alarm yang berdering, secara spontan Jisung langsung berdiri dan berjalan menuju ke meja yang berada di kamar mereka untuk mengambil beberapa vitamin.
“Tuan, ini vitaminnya tuan.” ucap Jisung yang menyodorkan vitamin tersebut kepada Jaemin.
Dengan sedikit usaha, Jaemin mendudukan dirinya untuk menenggak segelas air demi menelan vitamin tersebut.
Mengapa dirinya minum vitamin? Vitamin ini merupakan suplemen yang selalu diminum Jaemin demi menjaga stamina tubuhnya.
Namun beberapa hari belakangan ini, dirinya sering merasa lelah karena aktivitas yang cukup berat.
“Thank you babe.” ucap Jaemin setelah selesai meminum obatnya.
Keseharian mereka berlanjut dengan kejadian yang sama, hal yang membedakan hanyalah Jaemin yang semakin hari semakin lelah mengingat beberapa kejadian yang membuat dirinya harus turun tangan.
“Babe tolong telepon dokter sekarang, kaki aku ga bisa digerakin.” ucap Jaemin yang panik.
Jisung yang mendengar ucapan Jaemin langsung panik dan beranjak untuk mengambil ponsel Jaemin yang berada di mejanya.
Saat tiba di depan Jaemin, ia langsung membanting ponsel Jaemin dengan keras ke arah lantai yang membuat Jaemin terkejut. Belum lagi dengan ucapan Jisung yang cukup membuat dirinya merinding.
“Kamu mau orang asing itu pegang-pegang kamu? Atau kamu mau sembuh biar bisa ketemu sama orang lain? Kamu ga boleh sembuh biar kamu bisa di rumah terus sama aku Jaem.” ucap Jisung yang tersenyum tipis.
“Apa maksudmu Jisung?” tanya Jaemin yang terus berusaha untuk menggerakkan kakinya.
“Kamu mau gerakin kaki kamu sampai besok pun percuma Jaem, kaki kamu sudah lumpuh karena pil anjing yang kamu minum setiap hari.” jawab Jisung.
Mendengar jawaban dari Jisung membuat Jaemin seketika membeku, ‘Bagaimana bisa? Bukannya selama ini gw minum vitamin yang sering gw minum?’ pikir Jaemin.
“Masih bingung ya? Vitamin yang kamu minum itu, isinya aku ganti sama pil anjing. Yaaa ganti isi dari pil mah ga susah Jaem. Cukup worth it lah buat bikin kamu di rumah terus sama aku.” ucap Jisung yang seakan-akan dapat menjawab isi kepala Jaemin.
“Buat apa aku lakuin ini? Pasti kamu mau nanya itu kan?” tanya Jisung sambil melihat ke arah Jaemin yang masih terdiam.
“Simpel sih jawabannya, aku udah lama nunggu kamu buat culik aku Jaem. Cuman malem itu aku gatau kalau bukan kamu sendiri yang jemput aku. Well stupid me, aku lupa kalau kamu boss jadi kamu bakalan suruh bawahan kamu. Singkat cerita pas aku bangun dan ketemu kamu, aku udah tenang karena aku ada di dalam kawasan kamu Jaem.” jelas Jisung yang membuat Jaemin seketika mengingat kembali masa-masa awal saat Jisung siuman.
‘Waktu itu, dia ga nangis, ga marah, ga kebingungan. Kenapa gw ga kepikiran?’ tanya Jaemin yang merutuki dirinya sendiri.
“Tapi tenang aja Jaem, dengan kamu jadi lumpuh begini bukan artinya aku bakal kabur dan ninggalin kamu kok. Aku bakal tetep disini sama kesayangan aku.” ucap Jisung sambil tersenyum.
Melihat senyum yang terpatri pada wajah Jisung seketika membuat Jaemin merinding, ‘Ini ga sesuai sama yang gw rencanakan.”
“Dan kamu ga bakal bisa pergi karena kamu milik aku, se la ma nya.” bisik Jisung pada Jaemin.