_16°

5.4K 461 47
                                    

Happy Reading
Tandai typo



Masih di kediaman Sagrag, setelah makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga.

"Adek kenapa hm kenapa jauhin kakak?," tanya Haris yang sangat peka kalau sedari tadi Anzel menjauhinya bahkan tidak meliriknya.

"Tatap mata kakak dek biar kakak tau salah kakak gimana?," tanya Haris kembali.

Anzel melangkah pergi, bergegas menuju kamar.

"Dad!," panggil Heru meminta penjelasan.

"Anzel takut saat kalian punya pasangan kalian lupain Anzel dan sepertinya pemikirannya semakin negatif saat kalian gak sadar pas dia pergi untuk sebelum keluar mansion daddy datang dan ya Anzel menangis," jelas Hartawan lalu pergi ke ruang kerja.















Hari rabu ini, Anzel memilih berangkat diantar daddy nya.

Sesampainya di sekolah, siswa/i sudah heboh karena Heru, Haris, Satya dan Adri menggandeng pasangan masing-masing.

Anzel berjalan melewati mereka yang bergandengan dengan mesra.

Bruk!

"Hiks kenapa hiks Anzel ngik dorong aku srot hiks aku hiks salah apa?," ucap Fanis yang terduduk di depan Anzel.

"Eh masa sih Anzel dorong Fanis?"

"Kayaknya engga deh"

"Fanis aja yang cari perhatian"

"Gak akan ada yang bela lagi kecuali anjingnya"

"Tunggu aja pasti dateng tuh"

"LO APAIAN FANIS HAH?!," teriak Angga dari kejauhan.

Tanpa disadari semua orang, Anzel menyunggingkan senyum miringnya.

Srak!

Brak!

Dengan santai namun penuh tenaga, Anzel menarik kerah belakang baju Fanis, menyeretnya lalu melemparinya dengan epic.

Fanis masih syok begitupun bagi yang melihat.

"Eh bekas cupangnya banyak ya bunda"

"Aduh berapa ronde tuh sampe kemaren gak berangkat?"

"Satu jam berapa neng?"

"Hiks ANZEL JAHAT!," teriak Fanis sambil menutup bagian tubuh atasnya yang terbuka dan menahan sakit.

"LO! Jangan main fisik sama perempuan maju sini Lo!, " ucap Angga menantang Anzel.

Bug!

Bug!

Brak!

Bug!

Bug!

Bug!

Srak!

Brak!

Angga dihajar habis-habisan oleh Anzel, bahkan tubuh Anzel yang kecil dapat menyeret Angga hingga baju yang digunakan robek.

"Eh ada bekas cupang juga dong,"

"Cie samaan apa jangan-jangan ngen bareng tuh"

"Angga 1 jam berapa sih?"

"Pasangan menjijikan"

Greb!

Tubuh Anzel menegang saat ada seseorang yang memeluknya dari belakang, dan tambah menegang kala ia hafal pemilik parfum yang memeluknya itu.

"Vincent," ucap lirih Anzel untuk pertama kalinya.

Silent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang