Bangun

0 0 0
                                    

"Allahu Akbar"

Gadis itu sedikit tersentak, terbangun. Suara Imam shalat shubuh yang terdengar lewat sound sistem seakan mengingatkannya,

Ah telat bangun lagi.

Meski gadis itu berhalangan sholat, tetap saja hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk telat bangun pagi. Ia memandang lampu yang padam itu, alasan pendukung tidurnya yang lelap.

"Kenapa mereka yang shalat tidak menyalakan lampu asrama saat bangun?" Gumamnya kesal.

Ia mengacak rambut panjangnya yang terurai, sembari memaki-maki dirinya sendiri di dalam hati.

Mengumpulkan nyawa, ia perlahan berjalan keluar dari asramanya yang masih gelap itu, berdiri di depan pintu, melihat sekeliling halaman pesantren.

Greeeeek..

Gerbang masuk dibuka, tampak mobil van hitam mulai mundur perlahan memasuki halaman pesantren putri,

"Oh, ada yang sakit lagi?" Pikirnya.

Entah sejak kapan gadis ini menganggap orang-orang yang sakit lalu datang ke pesantrennya untuk berobat adalah hal yang lumrah.

Benar saja, sekumpulan santriwati bagian kesehatan yang masih menggunakan mukena putih di masjid segera bangkit menghampiri mobil van hitam itu dan membuka bagasi belakang, mengangkat seorang gadis yang tak sadarkan diri dengan jubah putih dan rambutnya yang panjang, mendudukkannya di atas papan panjang yang entah sejak kapan terletak di tengah-tengah halaman pesantren.

"Aneh, bukankah biasanya mereka akan dibawa ke UKS, kenapa diletakkan disitu?" Gadis itu masih terpaku didepan pintu, mengamati dari kejauhan.

Segerombolan santriwati lainnya ikut berdatangan, mengitari gadis itu, dan mulai membaca surah-surah ruqyah.

Sebenarnya, alih-alih tak sadarkan diri, gadis yang terbaring itu tampak seperti sudah mati, wajahnya yang pucat pasi, badannya yang kaku dan dingin, detak jantungnya yang bahkan hampir tak terdeteksi stetoskop dokter.

Seperti sudah tak ada kehidupan di tubuh gadis itu.

"Dan tiba-tiba saja gadis itu terduduk dan terbangun mengejutkan semuanya, hahah"
Entah sejak kapan gadis itu mengejeknya dari depan pintu.

Perlahan ia beranjak, dengan senyumnya yang meremehkan, bergegas keluar dan berjalan menuju kamar mandi belakang, jangan sampai ia terlambat mengikuti halaqah tahfidz pagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MetaforaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang