25. || When You're Gone 2

1.8K 200 95
                                    

Sampai sang fajar mulai menampakkan sinarnya yang berwarna jingga, Jake masih belum menemukan keberadaan istrinya. Lelaki itu mencari hampir keseluruh penjuru kota Seoul, namun hasilnya tetap nihil. Hana seolah menghilang tanpa jejak.
Bahkan Jake sampai menyusuri sepanjang sungai Han, takut-takut Hana melakukan hal nekat seperti awal pertemuan mereka dulu.

Membayangkannya saja sudah membuat hatinya dilanda nestapa. Jake benar-benar merana tanpa Hana. Kata menyesal tak akan cukup menggambarkan perasaannya saat ini. Luka yang ada diwajahnya saja tak ia pedulikan, darah disudut bibir dan pelipisnya bahkan sampai mengering dengan sendirinya. Seolah seluruh tubuhnya kebas akan rasa sakit kecuali hatinya.

Setahu Jake, Hana sudah tak punya sanak saudara, yang ia punya hanya dia dan mungkin beberapa teman. Lagi-lagi Jake merasakan hatinya seperti ditikam, ia sudah tau bahwa Hana tak memiliki siapapun lagi untuk dimintai perlindungan, namun dengan teganya ia mengabaikan istrinya itu. Jake hanya bisa mengumpat, menyumpah serapahi dirinya sendiri yang begitu tolol.

Dia memang bukan suami yang baik untuk Hana.

Pagi ini  Jake berniat mendatangi kampus Hana, mencari keberadaan temannya yang bernama Gaeul yang mungkin saja tahu keberadaan istrinya. Atau jika beruntung Jake bisa bertemu Hana disana.

Jake memutuskan untuk pulang lebih dulu untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Ia tak ingin Hana melihat penampilannya yang berantakan jika nantinya mereka akhirnya bertemu.

.

.

.

.

Jake menatap miris keadaan rumahnya yang terasa sepi seolah tak ada tanda kehidupan disana. Biasanya sepagi ini ia sudah menemukan sosok Hana  sedang berkutat didapur membuat sarapan untuk mereka. Ia berjalan gontai, membuka kulkas yang dipenuhi oleh sticky notes warna warni berisikan pesan dengan tulisan Hana diatasnya. Membacanya satu persatu yang membuat ia ingin meneteskan air mata.

Jake merindukan Hana, tak peduli dengan cara apapun ia harus menemukan istrinya, bahkan jika harus mengerahkan seluruh anggota polisi yang ada dinegeri ini akan ia lakukan. Jake sudah menghubungi sahabatnya Jay untuk turut membantunya. Semoga saja  ia segera mendapatkan kabar baik dari sahabatnya itu.

Dan ternyata bukan hanya Jake yang sibuk mencari keberadaan Hana. Diam-diam Heeseung pun demikian, lelaki itu semalaman mengelilingi kota Seoul demi mencari sosok Hana. Heeseung merasa menyesal karena membiarkan Hana seorang diri yang saat itu terlihat sangat rapuh dan butuh sandaran. Jika saja ia sedikit bersikeras untuk tinggal, mungkin saat ini Hana tidak akan menghilang seperti sekarang.

Heeseung mendatangi tempat yang sekiranya masuk akal wanita itu datangi, termasuk salah satunya club tempat Hana pernah bekerja.

"Maaf Tuan Lee, sudah lama sekali Hana tidak datang kesini. Mungkin hampir setahunan. Emm lebih tepatnya setelah Hana meminta tolong pada anda terakhir kali" Chaerin sedikit tak enak hati mengucapkan kalimatnya yang terakhir. Seolah Heeseung-lah yang membuat Hana berhenti dari pekerjaannya di club miliknya.

"Bisa kau menghubungiku jika nantinya Hana berkunjung kemari?" Pinta Heeseung.

"Tentu Tuan Lee"

"Kalau begitu aku pamit, terima kasih sebelumnya Nona Chaerin" Heeseung bangkit dari kursinya dan keluar dari ruangan sang pemilik club.

Sudah lama sekali sejak terakhir kali Heeseung berkunjung, jadi Chaerin sedikit heran karena Heeseung tiba-tiba datang bahkan repot-repot menyambangi dirinya langsung keruangannya. Ia ingin bertanya lebih, namun urung karena takut dikira kepo akan urusan orang lain.

DESTINY | JAKE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang