Let's Kill God of Death!

60 11 0
                                    

Puzzle City, tempat dimana pertempuran terakhir melawan White Star dan Dewa yang tersegel.

"Haaah...''

Cale menghela nafas yang dia tahan, tangannya kini berlumuran darah dari pria di depannya, White Star.

Cale berhasil menusuk White Star dengan pedang yang diberikan oleh Pohon Dunia. Pria itu- White Star meringis kesakitan dari pedang yang Cale tusuk tepat ke jantungnya.

Cale menyeringai puas walaupun jantungnya juga kesakitan, rasa sakitnya teralihkan oleh pemandangan White Star yang mengalirkan darah tanpa henti. Akhirnya bajingan pengganggu kehidupan bahagianya dengan nona tercintanya aka Slacker Life sudah pergi, saat ini Cale berpikir nona Slacker Life pasti sedang menyemangatinya dengan keras.

Seringaian Cale perlahan menghilang saat dirinya melihat White Star menyeringai balik kepadanya. Tawa yang menjengkelkan masuk di telinga Cale. Saat itulah Cale baru merasakan ada luapan mana berkumpul ke tubuh White Star.

Bom bunuh diri.

''Ahahaha- Cale, kalau aku mati kau juga harus mati bersamaku!''

"Apa-apaan?!''

White Star mencengkram lengan Cale agar dia tidak bisa lari. Cale juga sudah tidak punya tenaga lagi untuk bergerak, dia sudah sangat lelah. Luapan mana di tubuh White Star menarik perhatian semua party Cale.

"MANUSIA!/CALE!!/TUAN MUDA!"

Cale melihat ketiga anaknya, Hong, On dan Raon berlari ke arahnya.

Tidak, tidak, tidak!

Raon melesat sangat cepat bersama kedua anak suku kucing itu.

"CALE!"

"Anak-anak...''

White Star menyeringai lebar saat naga kecil dan dua anak suku kucing sudah sangat dekat dengan Cale dan dirinya. White Star mengaktifkan kekuatan kunonya, Water Wall.

"Bajingan, kau sengaja memancing mereka...''

White Mana hitam menyembur keluar dari tubuh White Star dan ledakan pun terjadi di saat ketiga anak itu mulai selangkah lagi menyentuh ujung rambut Cale. Tubuh mereka menghilang tanpa jejak, tidak ada mayat di sana.

"Cale nim...!!''

"Tuan muda Cale...!''

"Dongsaeng!!!''

"Cale...! Anak-anak!!!''

'Bajingan sial, pada akhirnya kau juga pergi meninggalkan kami begitu cepat...'

Hujan pun turun seakan alam ikut menangisi kepergian pahlawan beserta anak-anaknya.

***

3 hari kemudian acara pemakaman pun di mulai, banyak orang datang ke pemakaman, tokoh-tokoh kuat serta ras kuat yang diadakan di kastil hitam di tengah hutan kegelapan.

Pemakaman yang diadakan sebagai bentuk penghormatan terakhir walaupun tanpa jasad sekalipun sampai selesai. Anggota keluarga kini berada di Vila Super Rock masih meratapi dan menangisi kepergiannya. Sheritt yang kehilangan putra serta manusia yang menjadi penyelamat putranya putus asa sampai tidak bisa menangis lagi. Eruhaben sekuat tenaga menenangkannya.

BRAK!

Pintu di tendang terbuka oleh seseorang. Semuanya otomatis menengok kearah orang yang menendang pintu tersebut, Cage dengan Taylor yang menemaninya sambil terlihat mencoba menenangkannya.

"C-Cage tenanglah sedikit...''

"Taylor! Ini satu-satunya kesempatan kita! Diam dan ikuti saja aku!''

Cage berdiri menghadap mereka semua, Taylor yang ada dibelakangnya hanya bisa menghela nafas.

"Pendeta Cage apa maksudny-'' sebelum Ron menyelesaikan kalimatnya, Cage membuka mulutnya dengan lantang.

"Ayo kita lakukan!''

"A-Apa? Lakukan apa?'' Rosalyn bertanya membuat Cage tersenyum lebar, lalu dia mengeluarkan sesuatu.

Sebuah buku hitam.

"Tuan muda Cale memberikan ini padaku dulu, katanya 'jaga-jaga jika sesuatu yang gawat terjadi.'.''

Semua orang menatap buku itu lalu membaca judulnya dengan seksama.

〈Cara membunuh kematian〉

Semuanya langsung menatap Cage dengan mata bersinar, Cage menganggukkan kepalanya dengan antusias lalu mengepalkan tangannya.

"AYO KITA BUNUH DEWA KEMATIAN!"

Disisi lain, Dewa Kematian merinding dan merasa dirinya akan tertimpa musibah yang sangat besar.

━━━━━━━━━━━━━━━・・・

Three Ways to Get Slacker LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang