02 : Where am I?

344 55 32
                                    

-

"....lia."

"... Tartaglia."

"Pangeran Tartaglia."

"Pangeran Tartaglia, apakah Anda mendengar saya?"

Childe mengernyitkan dahinya ketika cahaya terang telah menembus retinanya. Apakah Tonia tidak mematikan lampu saat ia tertidur? Ah, mungkin ini salahnya karena lupa mematikan lampunya.

"Ck, Abang masih ngantuk, dek. Kamu matiin dulu aja lampunya. Lagian, Abang 'kan masih cuti kuliah." Racaunya sambil menarik selimut tebal itu hingga menutupi wajahnya.

"E-eh?"

Tapi, entah kenapa suara perempuan ini tidak mirip dengan adiknya, Tonia. Suaranya terdengar lebih tegas. Sedangkan suara Tonia terkesan lembut.

Childe mengerjapkan matanya perlahan, lampu terang yang menyinari sepanjang ruangan yang elok pun terlihat jelas.

Seorang wanita dengan pakaian seperti karnaval (?) tersenyum kecil melihat ke arahnya.

Childe dibuat panik. Seketika ia melempar segala hal yang ada di dekatnya. Entah itu selimut, bantal, guling apapun.

"L-lo siapa woi? Kenapa ada disini?" Mata Childe melotot tajam menatap wanita itu.

Wanita itu kebingungan melihat atasannya dengan sikap yang cukup aneh. Ia pun mencoba mendekat tapi Childe malah menjadi.

"P-pangeran? Apakah racun kemarin masih berefek pada Anda? Kenapa sikap Anda jadi aneh?"

Wanita itu masih menatap Childe dengan khawatir.

"H-hah? Pangeran apa sih? Iya gue tuh cakep tapi gue bukan pangeran! Yang pangeran itu Diluc, noh! Punya usaha amer. Gue mah pengangguran."

Ucapannya makin tak karuan.
Lalu Childe baru tersadar. Ini bukan kamarnya. Nostalgia aneh yang muncul di pikirannya pun saling bertabrakan.

"LAH INI KAMAR SIAPA ANJING? CAKEP BANGET KAYAK KAMAR PRESIDEN. MEKSIPUN GUE GA PERNAH MASUK."

Childe berteriak cukup keras. Apakah ia diculik? Tapi, kalau diculik kenapa ruangannya seperti istana presiden begini?

Wanita itu menutup kedua telinganya, teriakan Childe bisa saja membuat tuli. Ia pun menghela nafas pelan.

"S-saya akan memanggil Dokter Baizu. Pangeran, tolong tetap disini selagi saya pergi."

Childe masih shock, menatap kepergian wanita itu. Hatinya mencoba tetap tenang meski tidak bisa.

Oke, mari kita analisis kejadian aneh ini. Pertama, Childe emosi karena membaca novel, sampai lupa makan. Kedua, ia pun rebahan sebentar. Ketiga, Tonia menegurnya, karena sudah malam. Keempat, ia tidur.

Lalu, bangun - bangun dia sudah di ruangan mewah yang mewahnya melebihi rumah Diluc juragan amer itu? Wow! Dia harus pamer ke Diluc, fix!

"Eh, bentar, cok. Cewek tadi kok manggil gue Pangeran Targi-? Apasih? Dah, intinya dia manggil gue Pangeran?"

Childe terdiam sejenak.

"HAH MASA SIH GUE PANGERAN?" Tawa menjengkelkan pun keluar.

Gyut.

"Fuck, kenapa lagi ini?"

Childe memegang kepalanya yang terasa pusing dan panas. Lalu, ingatan - ingatan yang tidak pernah ia alami pun muncul, seolah hal itu sudah menjadi kebiasaannya.

Dimana gambaran ia dan wanita tadi menandatangani sebuah kertas yang jumlahnya ribuan.

Makan malam dengan beberapa orang yang mengenakan pakaian rapih dan terlihat sangat menawan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Became the Second Male Lead「Tartali」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang