Drama

89 5 1
                                    

Oneshoot AU ✨
Cast: Jinny, Minji, Zuu
(Secret Number)






































Setiap hari merupakan perjalanan baru dan lembaran baru dari sebuah buku berjudul kehidupan. Terkadang begitu menyenangkan, tetapi juga bisa menyedihkan, menegangkan, mengharukan, ataupun menjengkelkan.

Begitupun hari-hari Zuu, kadang ia begitu bersyukur karena hadiah-hadiah indah semesta, tapi tak jarang juga ia merasa tidak bahagia karena drama-drama rumah tangga ayah dan ibunya.

"Pagi Zuu!" sapa Jinhee yang tak lain adalah ayahnya.

"Pagi juga Ayah!" balas Zuu.

Kini mereka sedang berada di meja makan untuk sarapan, hanya mereka berdua. Jika kau bertanya dimana ibunya, jawabannya adalah sang ibu sudah tidak pulang selama 2 hari. Entah kemana perginya wanita itu, pikir Zuu.

"Ayah sibuk hari ini?" tanya Zuu di sela sarapannya.

"Iya, ada beberapa pekerjaan juga di luar kota," jawab Jinhee. "Lalu apa kuliahmu lancar, sayang?" tanyanya kemudian.

Zuu mengangguk.

"Cukup baik. Banyak hal yang baru di kampus, teman baru, guru baru, suasana baru, bahkan pelajaran dan tugas-tugas baru yang lebih rumit," jawab Zuu.

"Apa tidak ada pacar baru?" goda Jinhee.

"Aish, Ayah. Aku masih 19 tahun oke? Belum saatnya aku pacaran."

"Hahaha, bahkan dulu ayah sudah punya lima mantan pacar saat seusiamu ini, Zuu."

"Cih! Itu kan Ayah, bukan aku. Ya sebenarnya aku punya gebetan, cuma aku nggak berani aja bilangnya."

"Haduh, gimana sih Zuu. Anak ganteng ayah satu-satunya ini harus berani dong. Jangan malu, terobos aja!"

"Iya kalo dia suka balik sama aku, kalo nggak?"

"Yakin aja, seorang Young Zuu Park nggak akan pernah tertolak."

"Oke, sebagai anak tunggal dari Jinhee Park, aku bakal lebih pede lagi."

"Good boy!"

Dalam hatinya kini ada kehangatan. Kalimat dukungan sang ayah begitu menguatkannya dan membuatnya tersenyum setidaknya untuk pagi ini.

Setelah selesai sarapan, Jinhee mengantar Zuu ke kampus kemudian pergi ke kantor.

Pekerjaannya begitu menyita waktu setahun belakangan. Maka dari itu Jinhee tak punya banyak waktu berharga untuk anak dan istrinya. Dan sejak enam bulan lalu, ada drama tak mengenakan di tengah rumah tangganya.

Awalnya Jinhee hanya menganggapnya gosip semata, tetapi ternyata itu kebenaran yang sangat menyakitkan bagi Jinhee. Ya, sesuai kabar yang beredar, istrinya pergi berkencan dengan pria lain.

Sangat menyakitkan memang. Dua puluh tahun membina rumah tangga, menjalani suka duka bersama, tapi pada akhirnya dikhianati begitu saja.

'Dita, Dita. Saya tahu saya sangat sibuk dan hampir tidak punya waktu untukmu, tapi saya masih sempat menghubungi dan memberikan hadiah untukmu, setidaknya itu cara saya menunjukkan bahwa saya masih menganggapmu ada.' batin Jinhee.

Jauh di dalam hati kecilnya, Jinhee ingin menceraikan istrinya, sebab ia paling tidak bisa dikhianati. Namun, logikanya berkata bahwa ia harus bertahan demi Zuu. Jinhee juga membicarakan ini dengan Dita, tapi tetap saja wanita itu terlalu keras kepala.

"Permisi Pak! Ini dokumen yang perlu ditandatangani," ucap sekretarisnya.

"Oh, baiklah. Terimakasih," jawab Jinhee sedikit tersentak karena sedari tadi ia melamun.

"Baik Pak," jawab sekretarisnya dengan tersenyum manis.

Setelahnya Jinhee berkutat dengan dokumen-dokumennya juga jadwal pertemuan dengan petinggi perusahaan.

Malam hari pun tiba, Jinhee sudah selesai dengan segala keribetan pekerjaannya hari ini.

"Saatnya pulang!" serunya dengan lantang sembari keluar dari ruangannya

"Bapak sudah ingin pulang hari ini?" tanya sekretarisnya.

"Iya, mau saya antar?" tawar Jinhee.

"Ah, tidak perlu Pak. Masih ada yang perlu saya kerjakan," jawab sekretarisnya.

"Sudahlah Minji, besok saja. Hari sudah malam, sudah waktunya pulang dan beristirahat."

Minji, si sekretaris, hanya tersenyum kikuk. Lalu ia mulai membereskan mejanya. Nampaknya ia juga ingin pulang.

Jinhee melenggang lebih dulu. Minji pikir, bosnya itu sudah pulang. Namun, dugaanya salah. Pria itu masih ada di lobby saat ia turun.

"Bapak menunggu siapa?" tanya Minji.

"Kamu," jawab Jinhee.

"Saya?!" Minji terkejut.

"Iya, kan saya tadi bilang kalau mau nganterin kamu," jawab Jinhee.

"Nggg-nggak perlu Pak. Saya sudah pesan taksi tadi."

Selain tidak suka dikhianati, Jinhee juga tidak suka ditolak. Maka dari itu, Minji pun hanya bisa pasrah saat Jinhee bersikeras untuk mengantarnya pulang.

Ada rasa tidak nyaman bagi Minji, sebab ia tahu kalau rumah tangga bosnya itu sedang tidak baik-baik saja. Bahkan Minji dan Jinhee sempat memergoki Dita berciuman mesra dengan lelaki lain.

"Minji!" panggil Jinhee. "Saya ingin berbicara, tapi kamu cukup dengarkan saja," lanjutnya.

Setelah itu, Jinhee membicarakan masalah keinginannya untuk bercerai dengan Dita. Jinhee juga sempat membahasnya dengan Zuu, meski Zuu tidak menjawab apapun. Jinhee yakin kalau anaknya bisa menerima keputusannya.

Jinhee juga telah bertemu Dita dan wanita itu langsung menyetujuinya. Tampaknya, rumah tangga mereka memang tidak bisa diselamatkan lagi. Biarlah memang seperti itu jika memang harus seperti itu.

Minji hanya bisa memberikan kalimat penyemangat untuk Jinhee. Ia juga berdoa semoga proses perceraian keduanya berlangsung dengan baik dan keduanya tetap memiliki hubungan yang baik.

Setelah malam itu, proses perceraian berlangsung selama 2 bulan. Dan selama 2 bulan itu, Zuu kecanduan alkohol. Ia berusaha menerima keputusan kedua orangtuanya, tapi tak bisa. Young Zuu Park yang terkenal ceria menjadi pemurung. Ia sangat hancur.

Dan saat kedua orangtuanya resmi bercerai, Zuu memutuskan untuk pergi, untuk selamanya.


Aku ada karena mereka. Young Zuu Park lahir karena cinta kedua insan itu, menjadi pelengkap di keluarga kecil tersebut. Namun, saat keduanya berpisah, maka Zuu tak lagi sama.

Zuu bukan lagi sumber kebahagiaan keduanya, bukan lagi menjadi pelengkap bagi mereka. Lalu untuk apa Zuu bertahan? Lebih baik Zuu pergi. Tiada, seperti sebelum ayah dan ibu bersama. Maka dari itu, mereka tak perlu mengingat kembali masa lalu.

Ayah, ibu, pergilah menuju masa depan kalian yang lebih baik. Young Zuu Park pernah ada, tapi hanya menjadi saksi sejarah tentang cinta kalian yang pernah tertambat. Selebihnya ia hanya kenangan yang sangat indah untuk dilupakan.

Seoul, 30 Desember 2017
Young Zuu Park❣️

Untold StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang