PROLOG

32 18 0
                                    

BIANCA POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BIANCA POV

tatapan datarku layangkan pada
pukan berkas yang menjulang tinggi di depanku. entah sampai kapan semua berkas ini akan habis. yang pasti itu sudah sangat cukup membuat rambut kepalaku beruban. Tangan malangku bahkan terasa keram dan linu karna terlalu banyak ku gerakkan.

Mengemban beban sebagai chief executive officer atau lebih sering di kenal dengan CEO. Membuatku harus ekstra memperbudak otakku di usia 21 tahun ini. Bisa di bayangkan seberapa depresotnya diriku? Bisa-bisa aku mengalami penuaan dini.

Setelah ku priksa dan tandatangani berkas terakhir. Aku letakkan berkas tersebut dengan kasar hingga membuat Lio tersentak kaget di tempatnya. Adelio! Sekertaris tampanku itu tampak mengernyit heran menatapku yang kini sedang memijat pangkal hidung. Mencoba menghalau rasa pusing yang mendera walau tak seberapa efeknya.

Lio bangkit dari tempatnya dan menghampiriku."Apa kau baik-baik saja bi?" tanya Lio khawatir sementara tangannya yang sibuk menyusun berkas-berkasku hingga rapi.

Aku meliriknya sebentar lalu  memutar kursi kebelakang. Menatap jendela kantorku yang langsung meperlihatkan padatnya jalanan yang ramai di malam hari dan pemandangan gedung tinggi di kota New York.

"Hanya sedikit lelah." jawabku yang kini menyenderkan punggung mencoba merilekskan tubuh yang kaku. Kulihat jam tanganku sudah menujukan pukul 11 Malam. Aku harus bergegas pulang.

Lio kembali ke mejanya dan mengambil tas kantor miliknya lalu kembali menghampiriku.

Seakan ingat sesuatu aku kembali memanggilnya "Lio tolong kosongkan jadwalku selama 2 minggu kedepan dan siapkan juga helikopter di mansion ku." kernyitan tampak jelas di wajahnya tapi tak ayal Lio pun mengangguk patuh.

"Ku mau saat pulang nanti semuanya sudah siap dan rapi." lanjutku dengan tegas seakan tak mau di bantah. Lio kembali mengangguk patuh sesaat. Kemudian tatapan Lio tampak ragu menatapku dan hanya ku balas dengan menaikan sebelah alisku.

"Bolehku tahu mengapa kau mengosong jadwalmu selama itu?" Lio bertanya seraya menghadap lurus diriku yang sedang duduk di kursi kebesaranku.

"Tentu saja untuk mencari ketenangan li.. Kau tau seberapa frustasinya diriku dalam menghadapi semua Tumpukan kertas ini" aku menepuk ringan tumpukan kertas sialan di atas mejaku yang sayangnya dapat menghasilkan banyak uang.

"kau bilang selama 2 pekan kedepan aku tak memiliki jadwal penting bukan?" tanyaku lagi yang malah di balas kerutan di dahinya seolah sedang berfikir.

Karna jengah dengan keterdiamannya akupun bangkit dan melangkah pergi melewatinya berniat untuk pulang.

"Sebenarnya bi aku lupa memberi tahumu bahwa 10 hari mendatang kau memiliki rapat tepat jam 10." ucap Lio yang akhirnya memberi tahu. Aku berbalik menatapnya.

"Lalu?" tanyaku heran, pasalnya jika aku sedang tak ada atau tak bisa menghadiri rapat secara otomatis Lio lah yang akan menggantikanku. lalu mengapa Ia bingung?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My King (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang