note :
baby, listen to some song while reading my novel , relax._______________________________________
BANG!
BANG!
Terlihat sekumpulan manusia yang sedang mencangkung dengan meletakkan kedua telapak tangan mereka di belakang kepala.
" Jangan ada yang terlepas. Faham? " peringatan tegas dari jejaka yang berpakaian baju sleeveless dan seluar polis. Semua berserbah hitam.
" BAIK GENERAL DAMEN!" balas semua yang bertugas dengan menabik hormat.
Damen Lucalence, hanya mengangguk dan memberi pandangan dingin.
Tidak lama kemudian, seseorang jejaka datang menghampiri Damen yang sedang mengawasi banduan yang telah ditangkap.
" General. " panggil jejaka dengan nada yang sederhana tetapi penuh hormat. Damen yang membelakanginya hanya memusing kan kepalanya ke kanan, mata tajam melihat suara empunya. Jejaka yang memanggilnya serta merta menurunkan pandangannya.
" Semua sudah dikumpulkan, General. "
Damen hanya mengangguk. Dia mengembalikan pandangannya ke depan.
" Angkut semua. "
------------------------------------------------------
" SAYA TAK TAHU APA APA!!" bengis jejaka sambil menghentak meja dengan kuat. Damen yang duduk di hadapannya sambil menyilangkan tangannya dan kaki kanannya berlapikkan kaki kirinya.
" KALAU KAU TAK TAHU KENAPA KAU ADA DI SITU BODOH!" jerkah Callem Xavier yang berdiri di sebelah. Panas dengan jawapan yang diberikan oleh jejaka yang berusaha membela dirinya itu.
" A-aku cuma pelayan disana. " jejaka itu membuangkan pandangannya ke tempat lain. Damen hanya melihatnya dengan pandangan maut.
" Pelayan? Berapa kau jual badan kau? rm 10? " sindir Damen dengan sinis. Raut wajah jejaka itu sudah berona merah.
Callem ketawa sinis. Damen memberi signal kepada Callem. Callem hanya mengangguk.
Callem pun maju mendekati jejaka itu, dia memegang dagunya lalu mendekatkan jarak mereka.
" Ren.. right?.." goda Callem sambil merenung bibir ren. Ren terpesona dengan ketampanannya.
" y..yes..."
" Siapa bos korang?.. hm?.. " soal Callem yang ingin memerangkap Ren dalam godaannya.
" er-erh..."
" who is it sweetheart?..."
" Wi-wiliam-"
" Fang." celah Wang Liu Cheng yang baru memasuki bilik soal siasat itu. Damen menolehkan kepala ke arahnya.
" Whatsup bro " sapa Wang yang merupakan detective yang menyiasat kes bersama Damen.
" Hm. Bad. " balas singkat Damen. Wang mengambil tempat duduk di sebelah Damen.
" Eh Callem takkan laki pun kau nak terkam? " Callem dengan laju menolak wajah Ren hingga dia tersungkur.
" I'm fucking straight you fucker. " maki Callem ke arah Wang sambil menunjukkan jari tengah ke arahnya.
" Wa tak main jari tengah, wa main tembak terus. " Wang mengacu pistol Desert Eagle yang berukiran warna emas itu.
Callem ketawa sinis. " Bitch, I have all my babies collection at my fucking house. " lagaknya. Wang hanya tersenyum sinis dan menaikkan keningnya.
" Does that mean war? " Wang menaikkan keningnya. Callem ketawa, tercabar dengan ungkapan Wang.
" GAME ON FUCKER!"
Damen menurunkan kakinya. Serentak Wang dan Callem terdiam.
Just one move, you can feel the aura is changing.
Damen bangun dari kerusi pelawat yang berwarna hitam itu.
" Wang, Callem. " Damen mengatur langkah keluar dari bilik soal siasat itu. Wang dan Callem menuntut langkah Damen.
Keluar sahaja dari bilik itu, terpancak seorang pegawai yang bertugas di situ.
" General, Inspector Callem , Detective Wang " tunduk hormat pegawai itu kepada mereka.
" Urus dia. I don't need to tell you what to do. You know your job. " dingin Damen jalan melewatinya.
" Yes general. "
______________________________
" So this is the drugs that we found Damen. " nyata Wang menunjukkan plastik kedap udara yang mengandungi pelbagai jenis warna serbuk.
" Drug?" Callem menjongketkan kening kirinya.
" Yes its drug, this was their new creations. "
" Is there anything special about this drug? " soal Damen mengambil plastik itu dari pegangan Wang. Hmm.. It's look like an ordinary drugs to me.
" There is. Not only special, but extra triple special. " jarinya dipetik seperti penemuan yang sangat menarik. Callem menoleh ke arah Wang.
" Extra triple special? Can revive dead people ah?" jawab Callem dengan memimik loghat Wang. Wang menghadiahkannya jelingan.
" If can, no people dead by now sohai
" Wang membalas jawaban bodoh Callem.Callem menayangkan muka menyampahnya.
" Okay back to the road, this drug was been mixed up with lots of other drugs such as flakka, heroin, crystal meth and more."
" People can get real high kalau diorang ambil ni. High sampai semua saraf berkemungkinan besar akan bermasalah or mati. They can be out of control, can't think straightly. "
" Like a fucking zombie??" seram Callem dengan penyataan Wang. Wang mengangguk.
" Anything else? " soal Damen yang baru mengeluarkan suaranya itu.
" There's more new drugs on their hq. "
" And fucking hell, they have hundred of hq in Malaysia. " runsing Callem pening kepalanya memikirkan tentang kes mereka ini. Kawasan tadi adalah baru hq yang keberapa mereka jumpa.
Wang menghela nafasnya. Penat. Otaknya sudah diperas dengan kuat untuk mencari lokasi hq mereka.
Damen menaikkan kepalanya lalu menoleh ke arah Wang.
" That William Fang guy, you know him?"
He scoff. " He's a host at Sex Club. Suprisingly, he is an fucking distributor too. " Callem tertarik dengan ceritanya itu.
" Woah , sex club? "
" Kau dengar sex ja kau up eh dasar pervert. " Callem hanya ketawa. " Welp baby, It's Callem Xavier your talking about!" tidak menafikan penyataan kawannya itu.
" Should I remind you, you have religion, Callem Xavier?" peringatan sindir Damen kepada jejaka gila nafsu itu.
" Hmm, need a girl to change me first i guess. "
" Sape yang nak change kau, takde, takde " Wang menggelengkan kepalanya. Tiada harapan sudah kawanku ini.
" I will change."
" Your the one who said it. " Wang menguku bahu yang berotot keras itu.
" Anyway, continue the searching." arah Damen. Mereka pun berpisah menuju ke destinasi masing masing.
I didnt hurt anybody kan? If i did, my apology, i didnt mean to made u hurt by what i wrote.
Anyway, comment about your thoughts !
YOU ARE READING
My Suspect
RomanceGrace Aurora, gadis berumur 17 tahun itu dengan tidak sengajanya termasuk dalam kawasan larangan. Tidak sengaja? Ehem, maafkan saya. Dengan SENGAJANYA dia memasuki kawasan itu. Kenapa? Adakah dia ada hal yang perlu dia selesaikan? " YOOHOOO!!! Sekar...