Prologue

156K 8.3K 463
                                    

Hi, how are you, girls?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hi, how are you, girls?

💓💓💓💓💓

Jakarta

Aria turun dari taksi dan menatap resah apartemen di kawasan Setiabudi ini. Dia sebenarnya merasa gamang berada di Jakarta setelah seumur hidup tinggal di Jogja. Jakarta terlalu..ramai dan berkilau untuknya.

Dalam enam bulan ini, sudah tiga kali Aria mengunjungi Jakarta. Bukan untuk bekerja seperti business trip, tapi mengunjungi suaminya. Aria menghela napas berat. Sudah enam bulan menikah dan dia masih terasa berat menjalani ini semua.

Satu-satunya hal yang membuat Aria bersemangat ke Jakarta hanyalah bertemu dengan mertua dan keluarga suaminya yang ramah dan hangat serta menerima apa adanya. Lebih dari suaminya sendiri.

Aria tanpa sadar sudah berdiri di depan unit milik suaminya di lantai dua puluh. Aria membaca doa dan berdebar ketika menempelkan key card-nya. Hal yang selalu dia lakukan selama ini. Ketakutan utamanya adalah menemukan Satriya, suaminya, bersama perempuan lain di dalam unitnya. Walaupun tidak ada cinta dalam pernikahan mereka, dia tidak yakin masih sanggup berdiri apabila imajinasinya menjadi kenyataan.

Setelah terdengar bunyi bip, sekali lagi Aria merapalkan doa dan dia membuka pintu unit bernomor 2016 ini. Dia disambut dengan kegelapan ruangan. Aria menyalakan lampu dan meletakkan koper kecil dan tas Kate Spade oleh-oleh dari suaminya ketika business trip di Singapore di ruang tengah dan menuju kamar tidur utama di apartemen ini setelah melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan jam sembilan pagi dan tak ada tanda-tanda kehidupan.

Sekali lagi, Aria merapalkan doa singkat sebelum masuk ke master bedroom di apartemen ini. Dia nggak akan sanggup apabila menemukan perempuan lain di tempat tidur mereka. Dia sungguh lega ketika menemukan Satriya yang tidur telungkup di tempat tidur. Sendirian.

Aria mengernyit ketika tercium aroma alkohol. Setelah dia membuka gorden dan membiarkan cahaya matahari menghujani kamarnya, dia mendekati Satriya. Dia menggelengkan kepala ketika mendekati aroma tajam alkohol dari kemeja kerja yang masih menempel di tubuh Satriya yang acak-acakan. Bahkan Satriya masih mengenakan kaos kaki.

"Sat, bangun Sat," panggil Aria mengguncangkan tubuh suaminya.

Setelah hampir lima menit tanpa kemajuan yang berarti karena Satriya tidur seperti orang pingsan, akhirnya Satriya bisa membuka matanya dan mengerjap karena sinar matahari yang terang masuk ke dalam kamarnya.

"Jam berapa, Bee? Kamu kok disini?" tanya Satriya menguap, "Kapan nyampe?"

"Barusan," jawab Aria malas, "Kamu ngapain semalem?"

Satriya nyengir, "Aku aja nggak tau, gimana bisa aku sampe apartemen semalem. Ryan mungkin."

Aria mengedikkan bahunya tidak peduli, "Mandi. Kamu bau banget. Aku bisa muntah kalo cium aroma badan kamu yang begini."

God Gives Me YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang