BAB 1 | Sebuah pikiran mengenai ekspetasi.

1 0 0
                                    

Ekspetasi memang kadang selalu membuat overthinking yang sangat-sangat besar, namun saat kita sudah dijatuhkan melalui ekspetasi rasanya semua yang ingin digapai lenyap seketika. Aku dulu berpikir jika kita sudah merancang sesuatu sehebat mungkin, yang sejalan dengan ekspetasi, itu akan sama hasilnya. Namun setelah hari itu terjadi, semua yang sudah dirancang sehebat mungkin itu lenyap termakan oleh realita yang tak terduga. Waktu itu pun aku tak menduga akan sehebat itu kenyataannya, semua yang begitu indah dirancang ternyata tak sebegitu kenyataannya. Maka, seiring dengan berjalannya waktu aku tersadar bahwa jangan terlalu berharap pada sebuah angan-angan yang begitu indah. Aku pun mulai merancang lagi, namun juga memperhatikan sekitar apakah harus ini atau itu. Aku tak mau muluk-muluk terlebih dahulu. Sebagai seorang remaja menengah, Aku memang tahu jika kadang aku labil dengan suatu keinginan, tak menentu, kadang juga sok dewasa yang tak tahu apa-apa. Terlebih untuk menata masa depan seindah samudra, aku tak muluk-muluk jika memang benar kadang aku masih lamban untuk mengerti suatu hal. Maka dari itu aku ingin melenyapkan semua keinginan indah dan mau bersikap realitis saja, karena masih banyak hal yang harus diperhatikan dahulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku dan semua pikirankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang