[1] tiga bersaudara

23 3 0
                                    

Jujur saja sampai usianya 19 tahun, Sigma masih heran darimana Ayahnya mempunyai ide untuk memberi nama depan anak-anaknya. Ichi, Ni dan San. Iya, benar, itu adalah angka dalam bahasa Jepang. Tapi setiap kali Sigma bertanya, Ayahnya hanya akan tergelak dan berkata 'ya kebetulan aja papa kepikiran, malah jadi unik kan?'. Iya, unik. Tapi, disaat bersamaan juga seperti aneh. Mereka bukan keturunan Jepang. Nama depan orang-orang yang menggunakan 'angka' biasanya menggunakan Bahasa Sanskerta atau Bahasa Arab.

Tapi, Ayahnya memang serandom itu. Seperti memanggil anak-anaknya dengan nama depan mereka misalnya. Jadi tepat setiap pukul 7 pagi, teriakan dengan hitungan satu sampai tiga dengan Bahasa Jepang akan menggema di seluruh rumah. Membuat Mama mengomel karena merasa Ayah terlalu berisik dan Kakak tertuanya yang bangun tidur dengan panik hingga berakhir menabrak pintu.

Oh ya, jadi apa kalian penasaran dengan nama lengkap dari anak-anak Ayah? Oke baiklah, dengan baik hati, Sigma akan memperkenalkan Kakak dan Adik yaah yang tidak terlalu dia sayangi. Tidak, tentu saja itu tadi bercanda. Meski terkadang Sigma ingin sekali menendang kedua saudaranya ke palung mariana, Sigma tetap menyayangi mereka.

Kakak pertamanya, laki-laki berusia 21 tahun yang sedang fokus menekuni seni musik di salah satu Universitas Swasta, Ichi Sandi Sagara. Sigma biasa memanggilnya Abang Saga--karena Abangnya menolak untuk dipanggil Sandi khusus oleh adik keduanya. Sigma harus mengakui kalau kakak sulungnya itu lumayan tampan, meski bagi Sigma tidak mungkin setampan idol kesayangannya, Oh Sehun. Tapi dengan wajah yang menurut Sigma hanya 'lumayan tampan' itu, abangnya pandai sekali menggaet hati perempuan. Sandi cuma senyum aja, cewek-cewek langsung merasa baper karena merasa Sandi naksir pada mereka.

Sigma bergidik, andai para cewek itu tahu bagaimana seorang Sandi yang mereka puja itu saat dirumah. Mungkin mereka akan langsung ilfeel dan memikirkan ulang untuk naksir kepada Sandi.

Kemudian dengan dirinya sendiri, Ni Sigma Sagittari. Mama dan Papa sepakat untuk memanggilnya Sigma, orang-orang juga begitu. Tapi tidak dengan dua saudara laki-lakinya. Bang Saga alias Sandi menanggilnya dengan Sagi, alasannya supaya nama mereka seperti anak kembar. Saga dan Sagi. Sedangkan adiknya memilih memanggil dengan nama depannya yaitu 'Ni'. Kakak Ni. Tidak pernah 'Kak', 'Kakak', ataupun 'Kak Ni.' Selalu lengkap sepaket 'Kakak Ni.'

Sigma hanya 2 tahun lebih muda daripada sang Kakak. Berbeda dengan Sandi yang menyukai musik, Sigma menyukai sastra. Maka dari itulah, Sigma menekuni Sastra Indonesia di Universitas yang sama dengan Sandi.

Dan adiknya yang hanya terpaut setahun dengannya, karena katanya Mama 'kebobolan' yaitu San Dirga Samudera. Dirga masih duduk di kelas 12 SMA dengan jurusan MIPA demi mengejar cita-cita yang sejak kecil ia impikan. Dokter. Dalam waktu kurang lebih 6 bulan lagi, adik laki-lakinya itu bersiap mengikuti SBMPTN untuk masuk ke Fakultas Kedokteran. Karena meskipun pandai dan gemar mengoleksi lempengan medali, Dirga tidak mau pasrah hanya dengan SNMPTN. Ia belajar dari kedua kakaknya bahwa ia tidak bisa mengandalkan SNMPTN meskipun ia siswa paling cerdas sekalipun.

Musik. Sastra. Kedokteran. Tiga bersaudara itu memiliki kesukaan dan tujuan yang berbeda. Beruntungnya, Papa dan Mama tidak menuntut apa-apa. Karena bagi mereka berdua, anak-anak memiliki hak untuk memilih jalan mereka masing-masing. Mereka tidak memaksa Sandi, Sigma atau Dirga untuk ini dan itu. Papa dan Mama juga tidak pernah khawatir akan jadi apa kelak Sandi dan Sigma yang mempelajari Musik dan Sastra? Papa dan Mama selalu percaya dan mendukung pilihan anak-anak mereka, entah bagaimana akhir yang diterima sang tiga bersaudara kelak. Bagi Papa dan Mama, semua orang 'kan memiliki jalan mereka masing-masing.

Sebagaimana Sigma dan dua saudaranya yang memiliki jalan masing-masing, mereka juga memiliki karakter berbeda. Sigma adalah seorang introvert, sama seperti Mama. Sedangkan dua saudaranya ekstrovert seperti Papa. Maka tidak heran jika Sandi dan Dirga bisa berbaur dengan siapa saja. Termasuk cewek mana saja. Dan karena satu hal itu, Sigma sering merasa kesal dengan keduanya. Sigma tidak melarang Sandi dan Saga untuk berteman dengan perempuan. Tapi entah sadar atau tidak, mereka berdua memliki kharisma yang memikat para gadis. Yang lebih menyebalkan, kadang mereka sengaja bermain-main dengan hati para gadis itu. Sigma berani jamin, dua saudara laki-lakinya sudah layak untuk mendapat predikat playboy sejati.

Lalu, dengan pasal apa Sigma melabeli Sandi dan Dirga dengan predikat playboy? Karena setiap dalam kurun satu minggu, Sigma selalu didatangi oleh beberapa cewek. Kadang hanya marah-marah biasa dan kadang juga melabrak Sigma hanya karena mereka pernah melihat Sigma turun dari mobil Sandi atau dari boncengan motor Dirga. Hingga pernah satu kali, Sigma pulang dengan keadaan compang-camping karena para gadis itu menyerangnya tanpa ampun seperti singa hamil yang sedang mengamuk. Berakhir dengan Sigma yang langsung berteriak kencang ketika ia pulang ke rumah.

"SIAPA LAGI KALI INII? CEWEK SIAPA HAH? SAGAA DIRGAA SINI LO BERDUA!"

Dan ketika dilihatnya Sandi dan Dirga justru asyik bermain Playstation, maka Sigma tidak perlu berfikir dua kali untuk mengamuk dan menghajar keduanya.

"ADOH AMPUN DEK ANJIR WOY ARGHH SAKIIT!"

"KAKAK NI AMPUN! ITU BUKAN CEWEK DIRGA ITU CEWEK ABANG!"

"Weh anjir bisa-bisanya lo fitnah gue Ga! Eh--eh bentar Gi, biar kita luruskan ini cewek siapa jadi lo bisa pukul salah satu dari kita."

"Lah emang cewek Abang 'kan???!"

"Mana ada anjirr gue aja gak inget minggu ini gue deket sama cewek!"

"Gue juga sih bang, gue ga inget cewek mana--"

"DIRGAA LARII KAKAK LO NGAMUK ITUU AAAAAAA!"

Bagaimana Sigma tidak mengamuk, ketika dua saudaranya itu justru berdebat tentang cewek siapa yang melabraknya. Brengseknya, mereka bahkan tidak ingat siapa cewek itu karena mungkin mereka mengenal terlalu banyak cewek.

Hari itu, diakhiri dengan Sigma yang mengejar Sandi dan Dirga mengelilingi ruang tamu. Dan ketika berhasil menangkap keduanya, Sigma menjambak rambut dua laki-laki hingga rontok dan botak sedikit. Tapi kemudian, Mama marah-marah karena rumah yang berantakan dan menyuruh ketiganya untuk beres-beres rumah selama seminggu penuh tanpa dibantu Papa atau Mama. Tiga bersaudara itu merengut, terlebih Sigma yang merasa ini semua salah Sandi dan Dirga. Papa sih, besoknya hanya tertawa sambil duduk ganteng dan memakan keripik kentang di depan tiga anaknya yang sibuk membereskan rumah.

•••••

Bismillahirrahmirrahim.

Halo, semuanya! Setelah istirahat, akhirnya aku memutuskan untuk post cerita baru nih. Cerita ini terinspirasi dari Kim Sunwoo The Boyz & Kim Doyoung Treasure yang suka ngalus sama cewek haha. Jadi, cast untuk Sandi itu Sunwoo dan Dirga itu Doyoung. Untuk Sigma, terserah kalian mau bayangin siapa. Jadi, selamat datang di About Perfect dan berkenalan dengan tokoh-tokoh di dalamnya. Semoga suka!

Tivana Kiran

Padang, 11 Novemver 2022.

About PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang