2. like

248 38 8
                                    

Happy Reading 🫐

Bukan hanya Naura yang terguncang psikisnya karena kehilangan tunangannya. Tetapi ada Jerry juga yang kehilangan sosok Abangnya di depan mata membuatnya trauma.

Sejak tadi dia hanya berpura pura kuat di hadapan keluarga dan orang-orang yang hadir di pemakaman Abangnya.

Kini ia hanya berdua dengan Naura di ruang rawatnya, satu jam yang lalu semua keluarganya dan keluarga Naura pulang.

Jerry menyuruh semua keluarganya dan keluarga Naura untuk pulang, beristirahat di rumah saja. Selain faktor fisik mereka yang sama sama sedang lelahnya, Jerry beralasan jika tubuhnya lebih kuat daripada mereka. Memang dari faktor daya tahan tubuh Jerry yang penuh otot, ia nampak lebih kuat.

Bahkan hingga Chandra sang adik bungsu pun, ia suruh pulang. Alasan terkuat yang membuat mereka tidak punya pilihan lain adalah, alasan Jerry yang ingin melakukan peran pertamanya sebagai calon suami yang akan menjaga dan memastikan Naura baik baik saja.

Yah, Jerry menyetujui keinginan Bubunya untuk menikai Naura.

Sebenarnya ada sofa yang agak besar dan agak empuk jika Jerry ingin tidur di sana. Namun Jerry memilih duduk sambil bersedekap di kursi single di samping ranjang menatap Nana yang masih tertidur. Khawatir Nanti saat Naura terbangun, Jerry tidak mendengarnya jika agak berjauhan.

Mungkin karena ia merasa lelah fisik dan fikiran, kesunyian di ruangan ini membuat Jerry perlahan terlelap sambil bersedekap walupun hanya di kursi samping ranjang rawat Nana yang jelas sangat tidak nyaman untuk tubuh besarnya.

Pukul tiga dini hari lewat, Naura membuka kedua matanya. Rasanya sangat nyeri di bagian kepala dan pergelangan tangannya.

Hal pertama yang ia lihat saat membuka mata adalah langit langit putih polos di atas kepalanya, hal kedua yang membuatnya kaget adalah keberadaan Jerry yang duduk kursi sampingnya, tertidur dengan tangan bersedekap.

Jika di tilik lebih intens, beberapa bagian wajah Jerry dan Jeffry banyak memiliki kemiripan, namun rahang tegas dan hidung tingginya lah yang membuat perbedaan mereka menjadi mencolok.

Rahang Jeffry juga tegas, namun tertutupi dengan pipi gembulnya, dan hidungnya ta se tinggi milik Jerry.

Seketika perasaan Naura kembali menyendu, di kamar rawatnya yang sepi ini. Ingin rasanya Naura pergi keluar saja, namun apalah daya kepalanya sangat sakit dan tubuhnya juga agak lemas.

"Bruk!" Jerry terjatuh dari kursi.

Naura sempat kaget, namun detik berikutnya ia tertawa melihat wajah kaget Jerry yang mencium lantai rumah sakit.

"Aduh." Jerry memegangi pipinya yang terasa berdenyut, karena terlebih dahulu menyentuh lantai.

Mendengar tawa lirih Naura, Jerry mengangkat wajahnya memastikan bahwa ia tidak salah dengar.

Tawa Naura semakin mengeras melihat ekpresi Jerry.

Bayangkan saya, Jerry yang terduduk di lantai, mendongakkan kepalanya dengan tatapan kaget, dengan tangan kirinya yang masih memegangi pipinya plus matanya yang memerah nampak berkaca kaca. Naura jadi teringat dengan ekpresi kucingnya saat ia marahi.

"Malah ketawa, udah enakan lo?" Jerry akhirnya bangkit dan kembali mendudukan dirinya di kursi.

"Heem, yang lain kemana?" Suara serak Naura.

"Gue suruh pulang, biar bisa istirahat. Lo mau minum?" Tawar Jerry.

Naura berdeham, kemudian mengangguk. Dengan sigap Jerry membantu Naura bangun dan memposisikan Naura agak setengah duduk setelah ranjangnya ia naikkan sedikit.

Strawberry Cake🥢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang