laki laki itu . . .
pertanyaan 1 : "apa yang diri ini inginkan?"
baiklah, apa ini? sebuah buku catatan kecil berwarna kuning cerah tergeletak di atas meja kantin. benar - benar kuning cerah tanpa corak apapun. Dan, sepertinya, buku ini baru dibeli? harum kertas dan satu coretan kecil di halaman pembuka. terang saja, pertanyaan ini menarik perhatianku. Masalahnya, siapa yang memprakarsai pertanyaan ini? aku menghela nafas pelan. memasukkan buku itu ke saku dengan harapan semoga pemiliknya ketemu. sebagai gantinya, aku menarik buku lainnya dari saku celanaku. catatan kecil berwarna hitam yang selalu kubawa di saku celanaku. Mengambil bolpen dan menuliskannya,
jawaban 1 : "hidup"
***
perempuan itu . . .
Rasanya, aku ingin mati saja. buku catatanku hilang!kutegaskan sekali lagi, buku catatanku hilang! buku catatan kuning cerah tanpa corak yang baru saja kubeli. sial. sial.sial. ah, pertanyaan itu! uh, rasanya ingin mati saja. dengan langkah memburu, aku kembali ke kelas setelah menyisir area kantin. dan, oh tuhan, sepertinya kesialanku belum berakhir. saat melewati lorong yang menghubungkan halaman belakang dengan kelasku, tubuhku menubruk seseorang. ah, sial. sial. sial. sembari berdiri aku berpikir apakah wanita sepertiku hanya ada satu di dunia ini? dan sebelum sempat kusadari, seseorang tadi sudah tak ada lagi di hadapanku. aku mengumpat sekali lagi lalu melanjutkan langkah.
srak!
hm? ada sesuatu yang mengganjal di kakiku. buku catatan kecil berwarna hitam polos . sekilas mengingatkanku pada buku catatanku. halamannya terbuka separuh. menampakkan sebuah kata berbunyi : "jawaban 1 : "hidup". aku terbeliak kaget. alih - alih berpikir untuk mengembalikan buku itu, aku lebih tertarik untuk menelusuri buku tersebut lebih jauh. terutama pada kata yang barusan kubaca. apakah ini ada kaitannya dengan pertanyaan yang kutorehkan di buku catatan kecilku? entahlah
halaman pertama. penuh dengan coretan tinta. tak berbentuk. abstrak. apa maksudnya? kubalikkan lagi lembar demi lembar. hingga terpampanglah jawaban tadi. kesimpulanku, siapapun pemilik buku ini, ia memiliki cita rasa seni yang buruk. ralat, sangat buruk. sebuah perpaduan antara alirran romantisme dan realisme-dan abstrak.
ping! inbox email. kutarik ponsel dari saku rokku.
dari : oranganeh123@gmail.com
subjek : penting! bisa jadi..
.kau harus cepat kembali ke kelas. ada kejadian penting yang tak bisa kujelaskan. bergegas! kutunggu di bangkumu
baiklah. baiklah. sepertinya cukup sampai sini kegiatan 'melanggar privasi' nya. saatnya kembali ke kelas. ah, buku itu kubawa pergi bersamaku.
***
kita itu. . .
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tanpa Wajah
Poetrykala kau berpulang, pada rumah yang berdiri kokoh untuk menampung tangismu hingga kemudian asbab yang kau tanyakan pasal wajahnya bahwa beriman pada senyap adalah satu-satunya cara untuk memahami apa dalang dibalik wajahnya