.
.
.Luffy selalu sadar bahwa keadaan yang menimpanya saat ini hanyalah mimpi. Sebuah padang savana nan rimbun di sepanjang mata memandang, serta bunga liar berwarna-warni menambah keindahan tempatnya terbaring. Jangan lupakan pula kupu-kupu dan beberapa burung camar liar yang beterbangan dan sesekali hinggap ke atas dahan pohon apel.
Luffy tak pernah absen memanen apel-apel ranum dari satu-satunya pohon berbuah rimbun tersebut. Tiap ia dengan rakus mengunyah apel, tiap itu pula keheranannya muncul. Ia bingung kenapa seberapa banyak pun dirinya memakan apel dari pohon itu, keesokan harinya ketika mimpi ini datang kembali, apel dari pohon tersebut sudah kembali berbuah seakan belum tersentuh orang.
Otak paspasan Luffy pun dengan sederhana menyimpulkan; semua bisa terjadi di dalam mimpi.
Ia pun tak lagi heran ketika di dalam mimpinya selalu muncul sosok pria yang sama dan memiliki rupa yang tak dapat Luffy ingat ketika bangun keesokan harinya. Ia hanya bisa memastikan kalau dirinya belum pernah menjumpai pria itu di dunia nyata. Anehnya meski demikian ia merasa sudah memiliki keterikatan batin, seakan orang itu memang diperuntukan hanya untuknya. Demikian pula keberadaan Luffy juga hanya untuk orang tersebut.
.
.
.Entah sudah berapa kali mimpi serupa selalu hadir, saling berkesinambungan bagai sebuah episode dalam drama yang tayang di televisi. Luffy menikmati mimpi-mimpinya, dan tanpa disadari ia selalu menantikan mengunyah apel manis dengan alunan ceracau burung camar, di tengah padang savana, di bawah pohon berdaun lebat, dan berbincang serta melakukan hal tak wajar bersama sang pria misterius yang secara mengejutkan menjadi sangat wajar seiring berjalannya waktu.
Luffy rindu, juga menjadi ketagihan tiap pria lainnya mengelus rambutnya. Menyibak poni-poninya yang terhempas angin, memilin cuping telinganya hingga ia tak sadar menutup mata sambil mendengkur kegirangan.
Luffy pun sangat menantikan ketika bibirnya bersatu dengan bibir pria lainnya. Ia menjadi liar dan tak sabaran tiap kali lidahnya dan lidah orang itu saling bersentuhan, meliuk, menari, bergesekan diiringi kecipak saliva yang menyatu. Tanpa sadar saling mengeluarkan erangan ketika salah satu tak sabar menyesap, menggigit, dan merengkut napas satu sama lain.
Saat itu mungkin sudah kesekian kalinya mereka saling melampiaskan hasrat, sehingga menjadi wajar ketika tubuh Luffy didorong turun ke atas hamparan rumput. Kupu-kupu yang mulanya sibuk menyaring saripati bunga liar di sekeliling kedua lelaki itu pun tunggang langgang beterbangan kabur karena terkejut.
Pria lebih besar di atasnya tak membuang waktu, kembali menautkan dua bibir yang sempat terputus. Kedua tangan Luffy secara reflek memutari leher lawannya, sementara pria lainnya mulai meraba, mengelus tengkuk, mengusap leher, membelai bahu, lengan, lalu semakin turun mencapai pinggang, berhenti sejenak di sana sebelum akhirnya merambat kembali, mengelus dengan sedikit pijatan ke atas gundukan gemuk di bawah perut Luffy.
"Mmhh!"
Pemuda kecil itu kontan melenguh terkejut melepaskan tautan bibir mereka. Pria di atasnya lantas mencium pucuk hidung Luffy, menggigitnya gemas, lanjut mencium lagi dengan gerakan lebih erotis.
Luffy diperlakukan selayaknya hidangan terlezat yang harus dinikmati hati-hati dan perlahan. Ia kembali mendengkur menikmati sentuhan di beberapa titik sensitifnya. Pinggang rampingnya meliuk dengan geliat geli namun ketagihan. Sementara cuping telinganya dijilat, disesap, lalu lehernya dilumuri dengan saliva.
Ia menjadi semakin liar.
Tak ubahnya kucing betina saat sedang birahi, Luffy bisa merasakan adik kecilnya yang kini tengah dipijat menjadi lembab. Lebih parahnya ia seperti merasakan bagian tubuh yang tidak seharusnya bereaksi, justru merespon adrenalin binalnya secara tidak wajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil King Bride (LawLu) 🔞
FanfictionApa yang terjadi kalau kucing oranye yang Luffy pungut dan ia rawat penuh kasih mendadak berubah menjadi pria tampan bertubuh seksi?