Ohm POV
Love memelukku dengan erat sambil terus membuat kemejaku basah dengan air matanya. Sedari tadi ia hanya menangis sendu sambil berucap bahwa aku harus merelakan ia untuk menikah besok, dan memintaku untuk menjadi pendampingnya menuju altar.
Laki-laki mana yang sanggup mengantarkan wanita yang ia cintai menuju pelaminan bersama pria lain?
"Hanya kau satu satunya orang yang ku anggap keluarga, aku tidak punya siapa-siapa lagi" ucap nya dengan sesegukan
Aku masih diam mematung sambil tersenyum getir, melihat Love terus membujukku. Ini bahkan sudah tiga puluh menit ia menangis, aku yakin, mata cantiknya pasti sudah sembab. Perlahan aku menggerakan tanganku untuk memeluknya juga.
Jika sudah seperti ini, tidak ada hal yang bisa aku lakukan lagi bukan? Semua impian masa depanku dengannya, semua rencana dan tujuan hidupku dengannya seperti hancur begitu saja. Jika aku terus memaksanya bersamaku, namun ia tidak pernah bahagia, semua akan percuma.
"Aku mohon, aku mohonnn" Love terus terisak, sampai akhirnya aku memeluknya erat, mungkin ini akan menjadi pelukan terakhir kami. "Iya, aku akan menjadi pendampingmu besok" ujarku.
Love seakan terkejut, ia menatap wajahku dengan matanya yang sangat sembab. "KAU SERIUS?"
Aku mengangguk sambil menghapus sisa air mata di wajahnya. "Aku menyayangimu! Terimakasih, terimakasihhh, kau memang kakak terbaik!"
Author POV
"Para hadirin yang terhormat, dimohon untuk berdiri, karena kita akan segera menyambut mempelai Pria yang akan segera memasuki Altar" ujar Master of Ceremony yang bertugas
Jimmy membenarkan letak bunga yang berada di saku jas sebelah kirinya sebelum berjalan menuju Altar. Ia menarik nafasnya panjang, dan segera berjalan kedepan dengan gagahnya. Semua tamu yang hadir memberikan tepuk tangan saat dirinya berjalan.
"Dan kita sambut, sang mempelai Wanita yang hari ini sangat cantik dengan balutan gaun putih, mari berikan tepuk tangan yang meriah"
Ohm melihat ke sisi kirinya, wanita tercantik yang ia harap bisa berdiri didepan sana dengannya, namun kenyataannya tidak seperti itu. Love melihat ke arah Ohm dengan gugup, ia sangat panik sekarang. Bahkan ia terus meremas jas milik Ohm. "Atur nafasmu. Semua akan baik-baik saja, percaya padaku, kau sangat cantik hari ini" ujar Ohm menenangkan Love
Mereka berjalan menuju ke Altar, secara perlahan di iringi tepukan tangan dari para hadirin dan lantunan musik yang indah dari saxophone. Sesampainya di Altar, Ohm tidak langsung menyerahkan Love pada Jimmy, ia memegang lengan Jimmy dengan kuat, dan berkata "Jika kau sudah tidak bisa menjaganya, kembalikan ia padaku"
Jimmy hanya mengangguk, karena enggan membuat keributan di hari besarnya, di depan semua para tamu undangan.
Pemberkatan berjalan dengan lancar, dan Pastor mengumumkan bahwa mereka berdua telah sah menjadi sepasang suami isteri. Love dan Jimmy melakukan Wedding Kiss, disertai keriuhan para tamu yang ikut berbahagia atas pernikahan ini.
Nanon yang duduk di kursi terdepan ikut bertepuk tangan sambil melihat sekeliling. Ia mencari keberadaan Ohm yang seharusnya duduk bersebelahan dengannya, tetapi pria itu hilang entah kemana.
Nanon POV
Setelah melewati segala rangkaian acara pernikahan P'Jimmy dan P'Love yang diselenggarakan sejak Pemberkatan hingga After Party, Aku berjalan keluar dari venue pernikahan dan menuju kamar Hotel. Hari yang sangat amat panjang dan melelahkan, harus bertemu ratusan orang dengan berbagai latar belakang, membuat energiku habis terkuras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Too Late (OhmNanon)
Fanfiction"Kau tidak tau bagaimana kehidupan ku!" "KAU PUN TIDAK TAU BAGAIMANA KELUARGAKU!" teriakku padanya. "Entah apa yang diperbuat keluargaku, tapi sedari tadi kau selalu menyalahkan keluargaku, sebenarnya ada apa denganmu?" Apa hal yang membuat Ohm san...