WOLF PART 2

1.9K 89 2
                                    

BRUK!

Suara itu terdengar sangat
mengerikan dan langsung saja tubuh
gadis ini limbun dan jatuh dari
trimbun yang sangat tinggi itu
sebentar lagi kepalanya akan
mendarat kebawah lantai.

Tapi khayalan itu digagalkan oleh
seorang Pria yang memakai nomor
punggung 7.

HHUUSSSSTT!

Lompatannya sangat tinggi entah dari mana dirinya belajar lompat jauh dan setinggi itu, Penonton ternganga dengan aksi gila Pria itu, Tidak ªϑª terselip prasangka buruk kepada Pria itu maklum saja dia seorang Atlet basket wajar bila melompat setinggi itu.

Sekarang (namakamu) jatuh
dipangkuan Pria tampan itu.

"Bagaimana keadaanmu?"Tanya Pria ini khawatir.

"Kepalaku sangat pusing"Jawabnya
singkat dan langsung matanya
terpejam begitu saja.

Iqbaal langsung memopong tubuh
gadis itu kePuskesmas terdekat
pertandingan dinyatakan selesai, Skor sudah tidak bisa terkejar lagi.

"Hey aku ikut"Teriak seorang gadis
teman dari (namakamu), Steffi.

Iqbaal sudah memasuki (namakamu) kedalam mobilnya , Mobil Limousin seharga 50Jt Miliyar itu.

"Kau temannya bukan ?"Tanya Iqbaal pada Steffi.

"Iya, aku ikut"

"Silahkan"

Steffi dan Iqbaal menyusul masuk
setelah (namakamu), Iqbaal
mengendarai mobil sangat cepat dan
was was , dirinya begitu khawatir
dengan keadaan gadis yang baru saja dia celakai.

Sampainya diPuskesmas terdekat
iqbaal memakirkan mobil dengan
mantap dan buru buru memopong
gadis itu kedalam.

"Suster tolong pasien ini"

Suster mengangguk dan langsung
membawa (namakamu) kedalam
ruangan.

Iqbaal dan Steffi menunggu dengan
gelagat sangat khawatir.

Steffi tak hentinya memandangi
Iqbaal dari ujung kaki hingga kepala, matanya sekakan tak kedip ketika memandangi sosok Iqbaal dari dekat tapi , kejadian saat ditrimbun tadi terekam ulang oleh pikiran steffi.

Otaknya mulai memutar , dari gerak
gerik Iqbaal saat bermain , saat
menangkap tubuh (namakamu) dan
dilihatnya badan Iqbaal begitu
terawat/Sispax (GueKagakTauTulisannya).

Hal yang tidak tidak mulai menyerang fikirannya , kemudian berhenti disuatu titik sepertinya Iqbaal adalah tokoh idola yang sangat dirinya banggakan itu.

"Hey"Sapa Steffi.

Iqbaal menoleh kearah steffi, steffi
tidak bisa menahan nafsunya ketika
Melihat indahnya bola mata Iqbaal
yang seakan menusuk kematanya.

Berselang beberapa detik dokter dan
suster keluar dari ruangan.

"Bagaimana keadaa gadis itu , dok ?"

"Dia baik baik saja, kalian boleh
mengunjunginya sekarang"Jawab
Dokter itu.

Iqbaal tersenyum legah begitupun
juga steffi, Kemudian mereka berdua
masuk kedalam Ruangan
(namakamu).

Disana sudah terlihat (namakamu)
sedang terduduk diujung kasur
sembari memegang ujung keningnya.

"Bagaimana keadaan mu ? Apa masih terasa sakit ?"Tanya Iqbaal
menghampiri (namakamu).

"Keadaanku baik baik saja"Jawab
(namakamu) biasa.

"Steffi ayo pulang aku ingin sekali
beristirahat"Timpal (namakamu)
menarik tangan Steffi.

"Hey tunggu"Iqbaal menghampiri
(namakamu) yang sudah melangkah
sampai ambang pintu.

"Ada apa lagi?"

"Boleh kah aku mengantarmu ?
Kumohon untuk sekali ini saja,
sebagai permintaan maafku"Ucap
Iqbaal dengan wajah melas.

(Namakamu) memandangi sosok
Iqbaal dengan tatapan tak ingin
ditolak.

"Ehem"(namakamu) mengangguk.
Iqbaal menarik tangan Steffi dan
(namakamu) bersamaan.

Sampainya diparkiran Iqbaal
membukakan Pintu untuk
(namakamu) tapi tidak untuk steffi.

"Kenapa kau tidak membukakan pintu untukku?"Ujar Steffi.

"Dia sedang sakit"Umpat Iqbaal,
kemudian masuk kedalam mobil
tanpa memperdulikan ucapanya
kepada steffi.

Malam harinya , bulan sangat
bersinat terang dimalam ini entah
apa sebab hanya sang maha
pencipta yang tahu.

Seorang Pria gagah sedang terduduk
diatas tebing jurang , bulan itu tepat
berdiri diatas kepalanya.

"Sudah malam ayo pulang"Seorang
gadis menepuk pundaknya dari
belakang.

"Kapan kau berada disini?"

"Sudah cukup lama dan aku melihat
kau tak kunjung pergi dari tebing ini"

"Aku merindukan ibuku"Lirihnya.

Pria itu beranjak dari duduknya dan
menghampiri seorang gadis yang
sedari tadi berdiri dibelakangnya.

"Jika kau mau pulang,
pulanglah"Ucapnya pelan.

"Kau tidak seperti Iqbaal yang
kukenal saat dikampus itu"

"Aku memang begini, dan dikampus
itu hanya panggung sandiwaraku"

"Pakailah ini , aku tidak suka melihat kau tanpa pakaian"Perintah Gadis itu yang bernama , Salsha.

Iqbaal menerimanya sembari
mengernyitkan alisnya "Baiklah"

Malam itu Pria ini hanya mengenakan celana Selutut kemudian baju kaos ketat yang diberikan oleh Salsha.

"Begitu lebih baik"Komentar salsha
setelah melihat Iqbaal sudah
mengenakan baju kaos
pemberiannya.

"Iqbaal"Lirihnya.

Iqbaal menoleh kearah Salsha ,
seperti menunggu ucapan gadis itu
selanjutnya.

"Aku mencintaimu"Terang Salsha,
tubuhnya langsung dirapatkan
ketubuh Iqbaal.

"Ta..tapi kita bersaudara , aku tidak
mungkin menjadi kekasihmu"Ujar
Iqbaal sepertinya menolak.

"Aku tahu tapi, perasaanku tidak bisa dibohongi"Salsha semakin memeluk tubuh iqbaal dengan erat.

Iqbaal hanya menunduk tanpa
membalas pelukan salsha, tiba tiba
salsha mendangakan dagu Iqbaal
dan sangat terpaksa Iqbaal menatap
Salsha begitu dekat.

Iqbaal merasakan wajahnya sangat
amat dekat dengan wajah Salsha,
Mata Iqbaal dimalam itu yang
diterangi dengan sinar bulan semakin membuat Nafsu salsha memuncak.

Semakin dekat dan semakin dekat
sangat dekat dan...

"Maaf aku tidak bisa melakukan
itu"Ucap Iqbaal disela saat saat itu.

Iqbaal pergi meninggalkan Salsha
ditebing itu seorang diri.

Bersambung..

WOLFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang