Qian Kun
"Betapa beruntungnya aku, sedari lahir Tuhan sudah menutup indra pengelihatan ku agar aku tak menyaksikan kegilaan yang dilakukan oleh sepasang suami istri yang sayangnya adalah orang tuaku."
Li Yongqin
"Lahir sebagai anak sulung sungguhlah menyenangkan. Aku harus selalu mengalah demi adikku. Bahkan jika itu artinya merelakan salah satu kaki ku pun, aku rela."
Dong Sicheng
"Mulut orang terlalu pedas, itulah sebabnya aku memutuskan untuk menghilangkan pendengaran ku."
Huang Xuxi
"Aku tak pernah belajar untuk bicara dengan kata-kata. Sudah ku terbiasa memberi kode lewat tatapan mata ini."
Xiao Dejun
"Jangan sekali-kali kalian bicara buruk tentang orang tuaku. Aku tak mau mereka kecewa di atas sana jika melihat tangan anaknya ini penuh darah."
Wong Kunhang
"♪I see things that nobody else see♪. Apa? Aku hanya menyenandungkan kenyataan hidupku."
Liu Yangxian
"Kalau bodoh, jangan terlalu kentara. Kan malu, jika akal busuk mu itu ku ketahui. Apa lah jadinya dirimu jika ku beberkan rahasiamu ini."