Song : Salah mencintai – Betrand Peto Putra Onsu
Genre : Romance
Jumlah Kata : 1.234
Lavensia Gracellina sesuai namanya merupakan sosok gadis cantik murah senyum, dalam pandangannya dunia sangat indah dan akan lebih indah jika bisa memberikan cinta yang indah pula. Namun, Laven biasa ia disapa tidak pernah berfikir jika cinta tulus yang ia berikan harus terpatahkan.
Di ruangan berukuran tidak terlalu besar dengan sebuah lemari pakaian di sudut ruangan serta meja rias dan meja belajar yang diletakkan sejajar. Jangan lupakan ranjang yang hanya muat untuk gadis yang saat ini masih bergelung di bawah selimut. Matanya sudah terbuka menandakan ia sudah bangun tapi untuk beranjak dari singgasananya saat ini mungkin membutuhkan waktu lama, ia masih sibuk dengan smartphone di tangannya.
Lavensia Gracellina, gadis yang bulan December lalu ini baru merayakan ulang tahunnya yang ke 19 tahun, sedang menempuh pendikan di salah satu kampus teknik di kotanya. Laven mengambil jurusan Teknik Telekomunikasi dan saat ini sedang berada di tahun ke duanya. Dua tahun menempuh pendidikan hari-harinya tidak pernah lepas dari sosok Arga Pradipta. Dalam setiap kesempatan sosok nama laki-laki ini selalu disebutnya. Seperti kali ini.
"Kalian cuman berempat?, Arganya mana?" tanyanya saat baru saja sampai di meja kantin tempat teman-temannya menunggu.
"Yaelah Ven, baru juga sampai duduk dulu kek, udah nanyain aja Arga di mana?, kayaknya kamu suka ya, sama Arga?" timpal temannya bernama Kiran.
Bagaiman perasaan Laven, tidak ada yang tahu kecuali temannya Vira yang saat ini menatapnya tersenyum. Laven bukan tidak percaya dengan teman-temannya tapi pembawaan Vira yang tenang dan dewasa lebih membuatnya nyaman untuk bercerita mengenai perasaannya.
"Ngarang kamu!, ya gak lah!, tumben aja gitu Arga gak ada," sangkal Laven.
"Itu Arga di sana!" timpal teman laki-lakinya bernama Ardi.
Terlihat sosok tinggi dengan setelan kemeja seperti mahasiswa kampus pada umumnya. Arga Pardipta, sosok laki-laki dengan segala karismanya, memiliki sisi lembut dan pelindung yang dicari setiap perempuan dari laki-lakinya, dan jangan lupakan otak encer dan keahliannya dalam bidang olahraga basket. Menjadikan sosok Arga menjadi idola kampus dan incaran mahasiswi di kampsunya termasuk Laven.
Namun, bedanya jika mahasiswi yang lain terang-terangan menunjukan rasa sukanya pada Arga, untuk Laven sendiri ia lebih memilih memendam rasa itu sendiri, dan menutupinya dengan sikap diamnya.
"Eh, ga! darimana aja?, kok baru datang?" Tanya Laven, saat Arga sudah duduk disamping Kiran, tepat di depan Vina.
"Dari ketemu Pak Alvin buat latihan basket, persiapan pertandingan dengan kampus Rajawali nanti." Laven mengerti karena ia juga sempat mendengar jika akan ada pertandingan basket antar kampus, bukankah segala tentang Arga, Laven harus tahu.
"Eh Vir! Nanti kamu nontonkan?" tanya Arga ke Vira, sementara yang lain termasuk Laven memperhatikan, mereka bingung kenapa hanya Vira yang ditanya, sementara Vira yang menyadari atmosfer sekitar canggung memilih menjawab diplomatis "Iya, nonton kok, nanti sama yang lain juga"
Sementara temannya yang lain sudah tidak memikirkan perkataan Arga ke Vira, beda halnya dengan Laven, hingga ia sampai di rumah, ia masih tetap memikirkan kejadian tadi.
"Apa Arga suka sama Vira ya? Ah tapi gak mungkin" gumamnya.
Laven berusaha menepis segala fikirannya, tapi sulit ia tetap memikirkan kemungkinan apa saja yang mungkin terjadi antara Arga dan Vira. Kegiatannya yang hanya melamun sedari tadi membuatnya melupakan jam makan siang dan malamnya, bahkan sang kakak yang memanggilnya untuk makan menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita di balik nada (Kumpulan Cerpen)
RomanceSetiap nada yang tercipta memiliki kisahnya sendiri, dan ini adalah kisah dari sudut pandangku.