Unpredictable

718 14 10
                                    

here i am, di Hearthrow airport. mencari-cari sepupuku, Carissa Delevingne di bandara terpadat ke-5 di dunia ini. Carissa yang katanya sudah menungguku dari 1 jam yang lalu. pesawat yang ditumpangiku di delay 30 menit karena cuaca yang buruk.

 aku pergi ke UK selain untuk liburan dan menemani grandma di Edensor, aku juga cuti dari Barcelona Institute of Architecture (BIArch) untuk melepaskan beban-beban tuntutan tugas yang sama sekali tidak aku minati, ya, itu paksaan dad karena arsiteklah cita-cita dad, bukan aku. aku seorang Elenna Ashley Claire ingin menjadi seorang photographer handal, bukan arsitek. untung saja orangtuaku mengerti keadaanku yang sangat frustrasi sekarang, jadi mereka memperbolehkanku ke desa indah sana yang berbeda sekali dengan hiruk pikuk Barcelona, Spanyol. Mamaku memang orang UK dan dulu waktu masih balita aku tinggal di Edensor. dadku blasteran Hungaria dan Prancis yang jadi kedubes di Spain. dan Carissa adalah keponakan mama yang sekarang akan mengantarku ke Edensor, dan aku juga dekat dengannya.

bandara yang sepadat ini bertambah sesak dengan banyaknya fans dari One Direction, aku tahu mereka fans One Direction karena mereka membawa poster yang bertuliskan "WE LOVE YOU ONE DIRECTION!" "Zayn! will you marry me?" "Harry! i love you" "Nialler, i have a nandos!" "Loui, i'll bite ur bum!" "Daddy Liam take me a rose!!!!" dan sebagainya. such an amazing crazy fans!

'drrttttt... dddrrrttt' getaran iphone di saku celana membangunkanku dari keheranan.

"hey! where are you Lenna?! i'm so boreeeeeeeddddd. aku ada di parkiran G5 ya, aku bosan menunggumu di dalam" terdengar Carissa yang kesal di sebrang sana

"w-wait babe, bentar lagi mau keluar dari sini ko"  jawabku tergagap karena roda koperku macet di tengah-tengah orang yang berlalu lalang, dan dari kejauhan terlihat 5 orang lelaki yang dikejar segerombolan fans yang kulihat tadi, ya mereka One Direction.

aku bertambah panik karena mereka sudah sangat dekat dan roda koperku masih macet. saat aku akan mengangkat koperku, tiba-tiba ada yang menarik tanganku hingga aku terbawa lari.

 Zayn POV

"Wey Heeeyy! hola my lovely London!!" teriak Niall tanpa malu saat turun dari jet pribadi kami, itulah yang ia katakan setiap sampai di tanah Britain ini,

akhir November ini sampai Januari nanti kami istirahat dulu tanpa konser dan jadwalnya tidak sepadat bulan bulan lalu. IT"S TIME TO REST!!

"Hey, banyak sekali directioners yang nunggu kita. damn, i love them!!!!!" aku hanya melirik Niall yang sedang merapikan bajunya. 

"don't be so dramatic! we loves them too!!!'" teriak Louis yang baru turun bersama Harry dan Liam dari jet pribadi kami. 

aku hanya diam dan hanya mengangguk tak jelas menanggapi mereka. aku malas bicara karena masih jetlag, ya, kau tahu itu.

aku melihat Louis sedang memikirkan sesuatu lalu tiba-tiba berbalik ke kami dan tersenyum licik. perasaanku langsung tidak enak.

"hey lads, daripada bosan nunggu kru yang lain, kita main dare aja. siapa yang duluan sampai ke bus, dia pemenangnya dan bakalan diperlakukan seperti raja. dan yang ga ikutan bakalan di teror selama 3 hari. deal!!" alis Louis bertautan sambil tersenyum, senyum itu.. rasanya tidak ingin melihat wajahnya!

"bagaimana? mau? deal?"  

"DEAL!" dengan lantang Niall dan Harry menyetujui ide gila itu.

"emm, deal! daripada diteror selama 3 hari, mendingan ikutan deh" Liam menyetujuinya dengan ragu. tinggal seorang Zayn Malik. aku masih bertengkar dengan pikiranku sendiri.

"masa seorang badboi yang bertato dan beranting tidak berani" Harry memanas-manasi. 

"yayayayaaaaaaa DEAL!" oke aku menyetujuinya, jika dipikir pikir seru juga.

"oke semua! kita nanti lewat pintu samping kiri karena disana sedikit sepi dari directioners, dan nanti aku akan teriak 'ONE DIRECTION' dan saat itulah lomba di mulai. dan katanya bus kita sangat pas di depan pintu masuk bandara dan disana sudah ada bodyguard. siap? mulai" Louis dengan wajah sok bijaksana menjelaskan semua strateginya. ia sepertinya sudah memikirkan semua ide gila ini. ternyata orang ini pintar juga.

Louis menyuruh Paul mengambil Mac Harry yang katanya tertinggal di dalam jet agar kita tidak ketahuan, saat Paul sudah masuk kedalam jet, Louis menyuruh Harry sms Paul dan bilang kita duluan menuju bus. 

kami mengendap-ngendap memasuki pintu sebelah kiri, belum ada yang menyadari kehadiran kami. kita berhenti dan Louis teriak "WE'RE ONE DIRECTION!!" dengan suara yang melengking. otomatis directioners yang dipintu utama tertuju kepada kami dan berlari sambil berteriak histeris.

"READY? GO!"

kita berlari sekencang mungkin karena segerombolan directioners dibelakang kami tidak kalah kencang. 

di depan sama terlihat seorang perempuan ditengah jalan sedang ada masalah dengan kopernya dan ia juga sedang mengapit handphonenya diantara bahu dan telinga. 

"ada perempuan disana! kalo kita berhenti bakalan di keroyok sama pacar-pacar kita, dan kalau lanjut perempuan itu bakalan terinjak-injak" seru Harry sesekali kehabisan nafas. 

tidak ada waktu lagi, perempuan itu berada beberapa meter dari kita yang juga terlihat panik. "watch out!!!!" teriakku dan reflek meraih tangannya dan membawanya lari. tak terbayang jika perempuan ini terinjak injak.

"kalau aku melepaskanmu, kau akan menjadi mangsa mereka. maaf" 

UnpredictableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang