Genangan air membuat diriku menyingkir, sepertinya kemarin malam hujan sangat deras terlihat dini pagi wilayah disekolahku ada banyak genangan air. aku melangkah lambat kearah kelasku
"Rin" panggilan suara membuat diriku menoleh kearah suara yang memanggil diriku, ah ralat sepertinya pemanggil itu memanggil seseorang yang berada dibelakangku , lelaki dengan nama Erga aeron itu melambaikan tanganya kearah yang dipanggil Rin Laura
Kusebut mereka berdua adalah pemeran utama di dunia ini, aku menghela nafas untung saja tadi dirinya tak menyahut kala Erga memanggil Rin,nama mereka memang hampir sama untung saja dirinya tak kepedean
Terlihat Rin melangkah cepat kearah Erga tak mempedulikan air genangan yang kian sedikit mengotori sepatunya, Erga menatap Rin dengan pandangan dibuat marah
"jalan yang bener, nanti basah" ucapan Erga membuat Rin menyengir, ia kini memegang tangan Erga kuat
"ayo ke kelas bareng" ucapnya yang langsung berjalan riang dengan Erga disampingnya
Mereka berdua berpacaran sudah hampir 2 minggu, dirinya bukan kepo atau apalah hanya saja gosip selalu ada yang langsung masuk ketelinga dirinya salahkan mereka yang selalu berduaan dan membuat gosip
Bel berbunyi membuat diriku melangkah malas kearah kelas, suara bising kelas membuat diriku enggan untuk menghentikan kegaduhan mereka hais itu membuang buang waktu
Aku duduk bagian belakang paling pojok, didepan terlihat Erga dan Rin yang duduk bersebelahan dengan Rin yang kini sedang berceloteh ria yang hanya didengarkan oleh Erga, hari ini jamkos membuat kelasnya sangat berisik
Disaat jamkos seperti biasa aku akan selalu duduk diam seperti kebanyakan siswa disini, hanya pemeran utama yang akan selalu mencari dialog
Teman?aku tidak memiliki bukan tidak mau berteman hanya saja mereka selalu mengabaikan diriku ralat sepertinya disekolah ini tak ada yang mengenalku hanya menganggap aku tidak ada seperti kebanyakan siswa lain yang memang tidak dibutuhkan didialog, mungkin ada sebagian dari contohnya bertabrakan ataupun berkomunikasi dengan pemeran utama yang selebihnya diabaikan.
pov author.
Brak
Suara benda jatuh membuat arah mata mengalihkan kearah suara tadi, terlihat Rin yang menjatuhkan buku yang entah buku apa itu sepertinya itu buku milik Erga
"ada apa?" tanya Erga, tadi dirinya sedang duduk sambil membaca bukunya tapi Rin langsung mengambil alih buku itu dan langsung menjatuhkannya, ia sangat tak suka jika waktu membacanya diganggu bahkan pacarnya sekalipun. semua orang mengalihkan tatapan kearah mereka berdua
Rin tak mempedulikan jika pasang mata semua orang menatap mereka berdua, ia sangat jengkel kepada sang pacar
"kamu mengabaikanku" ucap Rin, ia menginjak buku Erga yang kini ada di lantai "Ega selalu baca buku ini, ga pernah dengerin Rin ngomong" lanjutnya dengan nada marah
Erga tak kuasa melihat bukunya diinjak injak oleh sang pacar, hanya karena ia mengabaikan dirinya kini bukunya diinjak bahkan ia tak pernah mencoret bukunya saking ia sangat menjaga buku pemberian ayahnya itu
Erga mengambil bukunya , ia mendorong tubuh Rin tidak terlalu kasar tapi membuat Rin sakit hati
"Rin jangan kekanakan" ucapan dingin itu membuat pasang mata disekitarnya merinding terkecuali gadis yang kini masih duduk anteng dipojok belakang
Rin terdiam, ia mendongkak menatap kearah mata Erga sambil memainkan ujung jarinya. Rin menyentuh tangan Erga tapi langsung Erga tebas
"maaf maafin Rin" ucap Rin
Maaf maaf hanya itu yang selalu ada diotak Rin saat ia selalu membuat kesalahan besar kepada Erga , sudah berapa kali kejadian seperti ini terulang Rin tak pernah mengerti,
Erga hanya diam setelah kata maaf keluar dari bibir gadisnya, sepertinya dirinya sudah muak terhadap pacarnya itu
Rin mencoba menyentuh tangan Erga saat Erga akan keluar dari kelas tapi langsung ditepis oleh sang pacar
Erga berhenti melangkah didepan pintu kelas, ia berbalik menatap Rin dengan pandangan diam "kita putus" ucapan Erga membuat banyak pasang mata tak percaya melihat adegan sang pemeran utama yang mengakhiri hubungannya
Rin menatap tak percaya kearah Erga, ia mengambil langkah lebar agar mendekat kearah Erga. manik matanya menatap Erga dengan pandangan lirih, air matanya mengalir kepipinya dengan perlahan
"kenapa?" tanyanya
"bukannya Lo tau kita putus karena apa?" ucap Erga , ia langsung melangkah keluar kelas tak mempedulikan suara heboh siswa siswi dikelasnya
o0o
pov Airin
"akhirnya mereka putus"ucapan sarkas membuat diriku menoleh menatap kearah gadis berambut sebahu dengan nama aera Febrian disinya terlihat sang sahabat Sera agustian itu menjitak dahinya mungkin karena perkataan sarkas aera
Mereka berdua kusebut sebagai pemeran tambahan, mereka tak mendukung sang pemeran utama. sepertinya mereka sama sepertiku hanya saja mereka agak terkenal disekolah karena rupa wajah mereka
Tapi sepertinya bukan karena wajahnya, dilihat lihat wajahku tidak jelek amat malah tergolong cantik tapi aku selalu tak terlibat, sudahlah aku tak mempedulikan itu , aku hanya menginginkan hidup tenang itu saja sudah cukup . tapi seorang manusia pasti membutuhkan seseorang untuk dibutuhkannya, hais sudahlah kenapa malah membahasnya
"aku suka kaka" suara perempuan membuatku mengalihkan lagi tatapan kearah seorang gadis yang kini sedang memeluk coklat, didepannya terlihat seorang pria Erga aeron. ah dia lagi sepertinya penulis sangat menyayangi tokoh dengan nama Erga aeron itu
Erga terlihat tak berkutik saat adik kelasnya menyatakan cinta kepadanya, ia menutup mata sambil menghembuskan nafas pelan "sorry" ucapnya singkat,
Aku menatap tak percaya, memang pesona pemeran utama tidak main main rupanya sampai sampai banyak yang mengatakan cinta, ew meskipun jika hanya Erga seorang pria didunia ia tak akan jatuh cinta terhadapnya apalagi jika menikah membayangkannya membuatku jijik, bukanya aku tidak suka hanya saja aku harus menjauhi pemeran utama agar hidup tenangku tidak terancam.
Krak
'sialan' batinku,
Ah botol Aqua yang menjengkelkan, siapa pula yang menaruh sampah disini? sial pasti dirinya ketahuan jika ia sedang mengintip
"sedang mengintip heh" ucapan seseorang membuatku terdiam kaku
KAMU SEDANG MEMBACA
There will be
Teen FictionTak terlihat, itu yang selalu aku inginkan Hanya menjadi penonton dan akan selalu dibelakang itulah diriku, aku menginginkan ketenangan dalam hidupku Sampai dia datang ,dan membuat hidup tenangku terancam Hingga kini aku tau bahwa aku memang akan s...