Semuanya di mulai dengan suara deburan ombak.
Di tepi pantai Bridlington, dengan kaki telanjang dan matahari senja yang perlahan terbenam. Semuanya bermula.
Pantai yang sepi, deburan ombak yang mendayu, dan angin yang berhembus membawa rasa hampa entah dari mana. Membawa hidupku mulai berubah secara perlahan.
Saat itu aku sadar. Hidupku yang hampa mulai berwarna karena pertemuan pertama kami.
Karena, senyumannya.
Karena, percakapan kami.
Pertengkaran kecil, canda tawa kami, bahkan rahasia kami.
...
Kali pertama bertemu dengan Hange, kesan pertama yang bisa Levi simpulkan adalah cantik. Senja seolah menjadi hal yang luar biasa ketika gadis itu tertawa.
Manik sienna yang berkilau di balik lensa kotaknya, rambutnya yang seolah di lumuri madu terikat dengan serampangan. Levi jatuh hati.
Ia bukanlah tipikal pemuda yang menomor satukan hubungan romansa antara pria dan wanita. Dan itulah alasan mengapa ia belum menikah di usianya yang kini menginjak tiga puluh empat tahun.
Dan dia tidak menyesal. Justru karena menunda pernikahan, Levi bertemu Hange. Sebuah kencan buta yang direncanakan oleh sang Ibu, wanita pilihan yang jenius dengan segala hal sempurna yang mengekor di belakangnya.
Walau setelah seminggu berkenalan, Levi menyadari Hange adalah gadis yang ribut. Suaranya seolah melengking acap kali ia bersemangat membahas suatu hal yang ia sukai. Levi tidak keberatan dengan hal itu.
Atensinya sudah di jerat dalam senyum cerah Si Gadis Musim Panas.
Di bulan ke tiga, Hange meminta kejelasan dalam hubungan.
"Kita berkencan?"
Levi sedang meneguk teh hitamnya dan tersedak mendengar pertanyaan Hange yang tiba-tiba.
"Apa?"
"Eum ... Maksudku, kita sudah sering jalan bersama di akhir pekan. Tapi, kamu sama sekali tidak pernah membahas hubungan diantara kita dengan jelas."
Ah, Levi pikir, Hange tidak seperti gadis di luar sana yang selalu ingin menuntut sebuah kejelasan. Padahal, sejak awal Levi sudah menganggap mereka berkencan.
"Selama ini aku sudah menganggap hubungan kita spesial. Tidak mungkin aku terus mengajakmu bertemu, jika aku tidak menganggap mu istimewa."
Seperti biasa, senyum lebar menghias wajahnya. Levi memalingkan pandang dengan semu di kedua pipinya karena terpesona.
"Jadi, apa saat pulang nanti aku bisa menggandeng tangan mu?!"
Tapi, Levi tahu. Hange itu sederhana. Dia tidak mencolok, namun pesonanya memikat. Dan itu adalah salah satu dari banyak alasan mengapa Levi menyukai Hange.
"Bo-boleh."
Malam yang sedikit basah, bagaimana Hange bersemangat membahas perihal antariksa, juga bagaimana tangan mereka saling menggenggam. Levi tidak akan lupa momen indah sepanjang hidupnya itu.
•••
Tbc.
[ Kembali dengan mempublish cerita yang udah lama menunggu di draft, hehe ... Sementara Cattleya belum bisa update chapter terbaru, mari kita bertemu di sini♡. Book ini episodenya pendek seperti Kakurenbo. Semoga kalian suka, ya.]
Makassar, 1 Agustus 2022
Nuii Matsuno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Pea [√]
Fanfiction[LeviHan Fanfiction] Semuanya di mulai dengan suara deburan ombak. Di tepi pantai Bridlington, dengan kaki telanjang dan matahari senja yang perlahan terbenam. Semuanya bermula. Pantai yang sepi, deburan ombak yang mendayu, dan angin yang berhembu...