Bab 1

661 41 2
                                    

+++

Pov Jennie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pov Jennie.

"Jennie," Aku mendengar suara ibuku dari lantai bawah. Aku mengerang pada diriku sendiri dan bangun dari tempat tidurku yang kecil namun nyaman. Sambil menyelipkan sudut sudut seprai ku dengan rapi ke kepala ranjang, aku meluangkan waktu sejenak karena ini adalah pagi terakhirku sebelum aku bertarung dengan tugas tugas selama berbulan bulan.

"Jennie." Dia memanggil lagi.

"Aku bangun!!" Aku membalas berteriak.

Pintu lemari terbuka dan ditutup lagi, ibuku pasti menyiapkan sarapan dengan panik. Kejang diperutku muncul seiring langkahku ke kamar mandi, pada saat aku mulai mandi, rasa itu hampir tak tertahankan. Aku menghabiskan beberapa tahun terakhir dengan gelisah mengantisipasi bagaimana kuliah. Akhir pekan ku dihabiskan untuk belajar dan mempersiapkan hari ini dimana teman temanku keluar untuk mabuk, membuang buang waktu dan membahayakan masa depan mereka.

Pada hari surat penerimaan ku ke Washington State University datang, aku senang, aku sudah mengira akan diterima, tetapi itu tidak menghilangkan kegembiraan ku. Ibuku menangis selama... berjam-jam dan aku harus mengakui aku bangga pada diriku sendiri. Semua kerja keras ku akhirnya membuahkan hasil. Aku pernah mempertimbangkan meninggalkan Washington untuk kuliah tetapi akhirnya memutuskan untuk tidak melakukannya, aku suka keakraban dan rutinitas yang ada disini sama seperti ibuku.

Air panas mengendurkan otot ototku yang tegang. Sudah berapa lama aku disini? Aku bergegas mencuci rambut dan tubuhku, dengan malas menggunakan pisau cukur ke kaki ku untuk menghilangkan rambut rambut pendek yang muncul selama akhir pekan.

Saat aku membungkus handuk ke tubuhku yang basah, ibuku memanggil namaku lagi. Aku mengabaikannya, aku tahu dia gugup karena ini hari pertama ku datang ke perguruan tinggi, tapi aku telah merencanakan hari ini sampai berjam jam selama berbulan bulan.

Pacarku, Eunwoo akan segera datang kesini untuk mengantar ku bersama ibuku. Dia satu tingkat lebih muda dari ku dan untuk kesekian kalinya aku mememarahi ibunya karena terlambat setahun menyekolahkannya di TK.

Eunwoo tetap menjaga nilai nya dengan rata rata yang sempurna, dia cerdas dan akan bergabung dengan ku di WSU tahun depan. Aku berharap dia masuk perguruan tinggi sekarang, mengingat aku tidak mengenal satu orang pun di perguruan tinggi. Aku hanya ingin teman sekamar yang layak dan cuma itulah satu satunya hal yang aku harapkan.

"JENNIE RUBY KIM!!"

"Aku turun sekarang, tolong jangan panggil namaku lagi!" Aku berteriak ketika aku menuruni tangga.

Eunwoo duduk di kursi di seberang ibuku, mengenakan pakaian normalnya, kemeja polo biru dan celana khaki. Rambut pirangnya disisir dan diberi gel untuk menambah kesempurnaanya.

"Hei gadis kuliahan!" dia tersenyum cerah, senyum sempurna sambil berdiri untuk menarik ku kepelukannya yang erat.

"Hei." aku memberinya senyum yang sama cerahnya dan menyanggul rambut pirangku yang kotor begitu dia melepaskan ku dari pelukannya.

"Sayang, kita bisa menunggu beberapa menit sementara kau memperbaiki rambutmu." kata ibuku pelan, menatapku dengan pandangan tidak setuju.

Aku berjalan ke cermin dilorong dan mengangguk, dia benar. Rambutku harus rapi hari ini dan tentu saja dia tidak ragu untuk mengingatkan ku. Dia tidak pernah ragu melakukannya.

"Aku akan meletakkan tas mu ke mobil." Eunwoo menawarkan dan mengambil kunci dari mejaku. Dengan ciuman cepat dipipiku, dia menghilang dari ruangan.

Kupu kupu di perutku menari saat aku berjalan ke mobil, setidaknya aku punya waktu dua jam untuk membuatnya menghilang. Aku tidak tahu seperti apa itu kuliah, apakah aku akan memiliki teman?

—tbc.

Kalau kata-kata kurang pas. Kalian bisa koreksi. Ini novel terjemahan jadi harap maklum.

After Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang