Pov Jennie.
Setelah satu jam ibuku memperingatkanku tentang pesta dan anak laki laki, dia akhirnya pergi. Dengan pelukan dan ciuman cepat ala Kim, dia keluar dari kamar asrama, mengatakan pada Eunwoo bahwa ia akan menunggunya di mobil.
"Aku akan merindukanmu setiap hari." katanya lembut dan menarikku kepelukannya. Aku menghirup cologne nya yang aku beli tiga Natal berturut turut dan mendesah. Aku akan merindukan aroma yang akrab dan pelukannya yang menenangkan.
"Aku juga akan merindukanmu, tapi kita akan berbicara setiap hari." Aku berjanji dan mengencangkan tanganku disekelilingnya.
"Aku berharap kau ada disini tahun ini," kataku menyentuh lehernya. Eunwoo sangat tinggi dariku, tetapi aku suka walupun tinggi kami sangat berbeda jauh. Dia mengecup pipi bulatku ketika ibuku dengan tidak sabar membunyikan klakson.
Ketika Eunwoo dan Ibuku akhirnya pergi, aku mulai membongkar tasku. Pakaianku terlipat rapi dan disimpan dilemari kecil, sisanya digantung rapi dibagian bawah lemariku. Aku merasa ngeri pada jumlah cetakan kulit dan hewan yang menutupi sisi yang berlawanan.
Merasa kelelahan, aku berbaring di ranjang. Kesendirian sudah merayap masuk kedalam diriku, teman sekamarku yang hilang tidak membantu, tidak peduli betapa teman temannya membuatku tidak nyaman. Aku merasa dia akan sering pergi, atau yang lebih buruk lagi dia mungkin akan mengajak teman teman lainnya masuk ke kamar.
Kenapa aku tidak mendapatkan teman sekamar yang suka tinggal dikamar dan membaca atau belajar? Aku kira itu akan menjadi hal baik karena aku akan memiliki kamar kecil ini untuk diriku sendiri. Sejauh ini, ini bukanlah kuliah yang aku impikan, juga bukan yang diharapkan, tetapi hanya beberapa jam lagi, besok akan lebih baik, itu harus.
Sebelum tidur, aku merangkum perencanaanku dan bukuku, meluangkan waktu untuk mencatat kelas kelasku untuk semester ini dan kemungkinan pertemuanku untuk klub sastra yang rencananya akan aku ikuti.
Aku masih ragu tentang itu, tetapi aku membaca beberapa testimoni siswa dan aku ingin mengetahuinya. Aku akan berjalan jalan keluar kampus besok untuk membeli banyak barang untuk kamar asramaku, aku tidak berencana mendekorasi seperti Joy, tapi aku ingin menambahkan beberapa barang sendiri disisi kamarku. Fakta bahwa aku belum mempunyai mobil akan membuat sedikit sulit, semakin cepat aku mendapatkan mobil, semakin baik.
Aku punya cukup uang dari hadiah kelulusan dan tabungan, tetapi aku tidak yakin apakah aku ingin stress memiliki mobil sekarang. Fakta bahwa aku tinggal di kampus, memberi aku akses penuh pada transportasi umum.
Keesokan paginya Joy tidak ada ditempat tidurnya. Aku ingin mengenalnya tetapi mungkin juga tidak, jika dia adalah tipe orang yang keluar sepanjang malam. Mungkin salah satu dari dua lelaki yang bersamanya adalah pacarnya, demi kebaikannya aku berharap yang laki-laki bernama Yuta adalah pacarnya.
Aku mengambil tas perlengkapan mandiku dan berjalan ke kamar mandi. Salah satu hal yang paling tidak aku sukai tentang kehidupan di asrama sejauh ini adalah kamar mandi, mengapa masing masing kamar tidak memilikinya sendiri, bukan kamar mandi bersama? Ini aneh dan aku berharap kamar mandinya tidak bercampur.
Harapan ku terhenti ketika aku mencapai pintu. Benar saja, ada dua tanda tercetak di papan nama, satu pria dan satu wanita. Ugh. Ada laki laki di kamar mandi yang sama pasti sangat tidak nyaman dan sangat canggung. Aku berencana mengaktifkan alarm setidaknya satu jam lebih awal dari sekarang dengan harapan bahwa kamar mandi bersama tidak ramai.
Pancuran airnya terlalu lama mengeluarkan air hangat dan aku takut seseorang menarik tirai tipis yang memisahkan tubuh telanjangku dari ruangan sebelah. Semua orang tampak nyaman meskipun kenyataannya tidak seharusnya begitu. Kehidupan kampus sejauh ini aneh.
Bilik kamar mandi yang kecil dilapisi dengan rak kecil untuk menggantung pakaian ku sementara aku mandi dan hampir tidak cukup ruang untuk meregangkan tanganku di depanku. Pikiranku melayang ke Eunwoo dan kehidupanku di rumah. Aku teralihkan ketika aku berbalik dan siku ku terbentur rak, pakaianku yang bersih terjatuh ke lantai yang basah. Air terus membasahi tumpukan bajuku, benar benar membuatnya basah kuyup.
"Kau pasti bercanda!" Aku mengerang pada diriku sendiri, dengan tergesa gesa mematikan air dan melilitkan handuk di tubuhku, meraih tumpukan pakaian ku yang berat karena basah kuyup dan bergegas menyusuri lorong, dengan putus asa berharap tidak ada yang melihatku.
Aku sampai dikamarku dan memasukkan kunci, langsung lega sampai aku berbalik untuk melihat anak lelaki berambut hitam yang terlentang diranjang Joy.
—tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
After
FanfictionIni remake cerita After dari Imagination1D versi Jenyong. ______________ Jennie Kim adalah seorang mahasiswi berusia 18 tahun, dengan hidup yang sederhana, nilai baik dan pacar yang manis. Dia selalu merencanakan segala sesuatu sebelumnya, sampai d...