Prolog

1.4K 88 11
                                    

Dari hari ke hari, dan dari Tahun ke tahun Aku memikirkan sesuatu yang tidak seharusnya di pikirkan oleh anak berusia 9 tahun, Keluarga ku tampak sangat berantakan tapi Harmonis di Depan banyak orang seperti sedang memainkan sebuah drama Keluga ku tampak sangat Herminio di Lingkungan masyarakat

Kenyataan nya tidak, hampir seperti setiap saat ada saja yang jadi perdebatan dan karna mengigat usia ku pada saat itu, aku hanya bisa diam dan menangi ingin rasa nya mengentikan pertengkaran yang terjadi di sana, hingga pada suatu Malam

"Apa kah saya Bisa bertemu dengan Tuan Lee? saya Hamil"

Bertepatan dengan Turunkan Hujan petir pada malam itu Ibu ku tampak sangat syok dengan perkataan sang Wanita yang tampak sangat Cantik, Seksi dan Manis di hadapannya saat ini ia menyentuh perutnya sendiri, "Tidak! Kau bodoh itu pasti bukan anak Suami ku" Tegas Ibu ku

Tapi ketika ibu berniat untuk mengusir Sang Wanita yang merupakan sekretaris sang suami dari rumah nya Tiba-tiba ayah Muncul dan mendorong Tubuh ibu hingga terjatuh, "Jangan kasar Kepada nya.. Baik aku akan Jujur Mari Pisah aku sudah tidak Tahan dengan Sikap Kekanakan mu"

Mendengar kata Pisah sangat membuat ku tidak kuat, aku berlari dengan langkah kecil menghampiri Sang ayah dan memeluk kaki nya, "Appa.. Ania jangan pisahh jangan tinggalin Aku, janji gak akan nakal lagi Huaa tapi jangan pergi"

Seperti tidak mendengar apa pun dan seperti sudah memutus segala hubungan dengan ibu dan Diriku, ayah dengan tega mendorong Tubuh ku dan Hanya ibu yang Memeluk ku dengan air mata yang sudah membahasi wajah nya, "Tanda tangani ini Aku sudah menyiapkan nya"

Sebuah surat ceria Di lemparkan ke arah kami, ibu menatap nya dengan pandangan marah nan membara, ia bangkit lalu memberikan tamparan kuat pada wajah ayah, "Dasar Pria Tidak Berhati Nurani.. kau tega meninggalkan Putra mu Ia masih membutuhkan mu dan Hikss Anak mu ini ia juga akan membutuh mu"

Ibu menyentuh perutnya sendiri, dan sekejap diriku ingat jika Ibu sedang mengandung calon adik ku, tapi ayah ia tidak menunjukkan banyak reaksi ia malah membawa wanita Penganggu itu ke dalam pelukannya, "Teruss Menurut lu gw perduli hum? Lo itu dah tua Gw bosan sama lu Faham dan anak itu Gugurkan saja ia w gak perduli".

Ibu sangat marah sehingga ia Merobek surat cerai itu dan melemparkannya tepat di hadapan sang Suami dan dengan perlakuan nya itu membuat ayah kesal sehingga berniat untuk memberikan Tamparan di wajah ibu tapi ia keburu di tahan oleh Wanita Murahan itu

"Sudah-sudah sayang.. mari kita pergi baby lapar hum" pria tua itu Menganggu lalu pergi begitu saja dengan wanita Jalang itu hujan menjadi Semangkin lebat di luas sana, perlahan aku mendekati kaki sang ibu dan Memeluk nya tapi ibu ku malah Menjauhkan diriku dari nya dan ia pergi begitu saja

'Mommy??'












Dan mau sekuat apa pun Ayah ku meminta tanda tangan untuk perceraian mereka tapi ibu tidak melakukan nya dan menghancurkan apa pun itu surat cerai dari suami nya, Aku hanya bisa menatap wajah depresi ibu ia sudah tidak tidur Beberapa Minggu dan juga pola makan ibu sangat buruk, bahkan Tempramen nya sangat buruk sehingga membuat ku harus selalu bersembunyi di dalam kamar ketika Ibu Pulang dari dunia luar dalam keadaan Mabuk

Aku pernah merasa kan nya satu kali ibu memukulkan Botol bir yang sudah kosong ke kepala ku dan Membuat ku harus menerima Luka yang lumayan besar, Semangkin hari dan demi hari sikap ibu menjadi Semangkin aneh aku merasa ibu sangat jauh meskipun kami duduk bersebelahan rasa nya ibu sulit tuk ku jangkau

"Mommy.. Makan"

tapi tidak di jawab ibu tampak tertidur di meja belajar nya karna tidak ingin Mengangguk istirahat sang ibu diriku yang saat itu begitu polos meletakan perlahan Nampan berisikan makanan yang Maid rumah siapkan dan memberikan Kecupan di salah satu pipi sang ibu, Semua nya menjadi Semangkin buruk menurut ku Ketika Ayah kembali dengan Wanita yang Mengendong seorang bayi di sana

"Apa kah kepala mu tercipta dari Batu, Hai gadis Bodoh kau tampak buruk cepat, Tanda tanda tangani Surat Cerai nya atau, Kau ingin Anak Sial*n ini Mati" Ayah datang ke arah ku dan Menggenggam begitu erat lengan ku sehingga membuat rasa perih di sana, Ibu menatap wajah Ayah dan juga wajah ku bergantian

"jauhkan tangan mu dari Putra ku"

Pertengkaran kembali terjadi Beberapa maid yang ada di Rumah tidak bisa melakukan apa pun, ah tentang kehamilan Ibu kami berduka karna Calon adik ku Mati di dalam kandungan ketika kandungan ibu berusia 6 bulan itu karena pola Hidup ibu yang kurang baik selama beberapa bulan ini, Hasil dari Pertengkaran itu adalah Perpisahan ayah dan Ibu ku, Ibu dengan Terpaksa menandatangani Surat ceria demi nyawa ku

Beberapa malam aku mendapati ibu yang sedang menangis di Kamar nya gelap nya Kamar membuat langkah kecil ku tidak berani maju karna aku takut akan kegelapan, aku berniat untuk menghibur Nya tapi sepertinya aku tidak ahli dalam melakukan itu



Hingga pada hari itu, aku berfikir jika ibu hanya tertidur karna lelah wajah ibu begitu pucat karna dua hari yang lalu ibu mengeluh jika ia sedang sakit dan aku tidak di perbolehkan mendekati nya karna takut Sakit nya akan menular, tapi pagi hari berikutnya Salah Seorang maid Keluar dari kamar dengan Ekspresi wajah panik dan memanggil Para penjaga Rumah dan Maid yang lain

Seorang anak berusia 9 tahun perlahan mendekat ke arah kerumunan orang-orang yang ada di sana, tapi salah satu maid menahan tangan ku lalu membawa ku ke dalam gendongan nya"Tuan Muda anda mau ke mana??"

"Mau Nyapa Mommy "

Ucap sang jagoan kecil Membuat maid yang berusia 45 tahun itu perlahan seperti akan menangis sang pria kecil menata aneh maid yang sudah seperti bibi nya ini, sehingga ia menyentuh pipi dari maid wanita itu lalu bertanya ada apa

"Tidak ada, mau sarapan dulu?"

Tapi di jawab gelengan oleh sang pria manis, ia memaksa untuk turun dan menerobos kerumunan orang-orang yang sudah ia kenal di sana, "Mommy" melangkah perlahan dan tepat di sebelah sang pria kecil ini ada seorang pria dengan masker di wajah nya dan ia sedang Menyentuh tangan Ibu

"Mom- Morning Ayo bangun.. sudah siang" para maid yang ada di sana tidak bisa melihat ini semua dengan Berpura-pura kuat, "Maaf Tuan Muda Tapi Ibu Anda Meninggal akibat operdosis obat secara berlebihan"

Dengan usia nya yang sekarang tidak mungkin sang pria kecil tidak tau dengan apa itu kematian ia sudah tau akan hal itu dan ia menatap sendu sekaligus panik sang Ibu, dengan Tangis tanpa henti Sang pria manis mendekap tubuh dingin sang ibu membuat para maid dan bodyguard yang ada di sana turut berduka cita atas Kepergian Tuan yang benar-benar berhati Hangat dan baik kepada mereka semua, dan tiba lah hari pemakaman hoseok hanya bisa menangis di depan makam sang Ibu dengan sebuket bunga Tulip

Dengan kematian Sang ibu, Tuan Muda kita tampak sangat sedih sehingga Mengurung dirinya berhari-hari di dalam kamar sang Ibu mencoba untuk mengigat semua momen manis kebersamaan nya bersama ayah dan Ibu ketika mereka masih sangat Harmonis, sang pria kecil melihat ke sana dan ke mari dan ia tanpa sengaja menyenggol sebuah Buku yang di mana ada Secari kertas di dalam nya













for my son dear

Sayang.. jika kamu menemukan surat ini itu tanda nya Mommy sudah pergi ke tempat yang sangat indah di awan, Mommy hanya ingin berpesan satu hal pada putra mommy yang Jagoan,
Jangan pernah menyerah dengan takdir dan jangan terpengaruh dengan apa pun yang orang katakan tentang mu, Maaf jika Mommy pergi lebih dulu
Karna Mommy sudah mencapai batasnya, Tetap lah hidup sayang dan kejarlah kebahagiaan mu apa pun itu asal kan kau bahagian, Jung Hoseok apakah kau membenci Ibu??

Madame Jung's Sign







BERSAMBUNG...

Terimakasih yang udah mau mampir, dan sudah mau membaca book yang ini Buat dapat ide bikin cerita baru lagi susah banget di otak nya Authornim yahh.. dan Moga aja ini cerita bagus kalo gak rame yang baca kayak nya Terpaksa di Hapus atau Update Chapter berikutnya akan Butuh waktu 1 kali seminggu

Love you all jaga kesehatan kalian semua

YOU'RE ONLY MINE [ END ]✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang