Berbaikan

643 67 12
                                    

Beomgyu membuka matanya perlahan, ia melihat sekitarnya dan melihat Yeonjun berdiri di samping kanannya. Ia pun mengalihkan pandangannya ke kiri

"Kenapa Beomgyu bisa selemah ini hanya karena bertemu teman lamanya?" Tanya ayahnya

"Aku juga bingung. Dia inikan kanker otak bukan serangan jantung" jawab sang ibu

"Dia izin pergi ke wahana kemarin"

Mata wanita itu membulat menatap suaminya "lalu diberi izin?"

"Katanya kau sudah mengizinkannya. Makanya aku izinkan juga"

"Iya dia izin pergi, tapi tidak mengatakan bahwa dia akan pergi ke wahana. Dia hanya bilang 'jalan - jalan dengan teman - temanku'"

"Mungkin tidak jika dia naik wahana? Aku pulang dan melihatnya ke kamarnya, ia sepertinya meminum obatnya karena posisi botolnya dalam keadaan terbuka dan posisi tidurnya pun tidak benar"

Yeonjun menundukkan kepalanya, mendengar itu rasanya ia sangat menyesal dengan kejadian kemarin

"Ah astaga. Kenapa anak ini melakukan hal yang harusnya tak ia lakukan"

"Wajar. Dia sudah remaja dan pastinya ingin merasakan hal seperti ini sekali dalam hidupnya. Kau tahu keadaan dia seperti apa kan sayang? Dan untungnya efeknya tidak begitu parah"

"Tapi tetap saja"

Beomgyu kembali memutar kepalanya menatap Yeonjun. Yeonjun sedang menahan tangisannya

"Maaf" ucapnya tanpa suara sambil meraih jemari Beomgyu

Beomgyu menarik tangannya. Yeonjun pun terduduk berlutut disamping ranjang itu dan melepaskan tangisannya

Ayah dan ibu Beomgyu yang berada disana pun menatap kedua anak itu dan menyadari bahwa Beomgyu sudah sadarkan diri. Mereka pun berlari mendekati Beomgyu

"Nak kau tak apa kan?" Tanya ibunya dan sang anak hanya membalas dengan gelengan kepalanya "Yeonjun ayo bangun" Ibunya Beomgyu mengangkat tubuh Yeonjun  untuk berdiri

"Ini salahku bibi, aku kemarin meng-

"Eomma aku haus" potong Beomgyu, ia tak mau orang tuanya mengetahui bahwa Daniel alias Yeonjun lah yang membuat ia seperti ini saat ini. Lagian ini juga bagian dari salahnya yang tak mengatakan bahwa dia tak bisa bermain wahana itu kemarin.

"Yeonjun duduklah. Tenanglah dulu ya"

Ibu Beomgyu pun membantu sang anak untuk minum

"Sayang, kita keluar dulu saja. Mungkin mereka ingin bicara berdua" ajak ayah Beomgyu dan istrinya pun mengangguk, mengikuti langkah sang suami untuk meninggalkan kamar sang anak

Hening. Mungkin Yeonjun takut untuk memulai perkataannya, takut ia salah bicara dan membuat keadaan semakin tak baik. Beomgyu menatap ke arah Yeonjun lagi dengan tatapan datar "tak perlu katakan pada orang tuaku jika kita bertemu kemarin dan kau mengajakku bermain"

"Maaf"

"Kau bisa disalahkan atas itu semua. Dasar bodoh"

Yeonjun mengangkat kepalanya dan membulatkan matanya ke arah Beomgyu "apa katamu?"

"Bodoh"

"Aku tau kau marah. Tapi setelah lama tidak bertemu, hanya kalimat itu yang ingin kau katakan"

Beomgyu mengangguk "Bodoh" Beomgyu menyengir "bagaimana teman barumu? Kau suka? Kau tertarik padanya yang terlihat sempurna diluar? Aku iri padanya. Kau memprioritaskan untuk bertemu dengannya"

"Kalian orang yang sama"

"Tetap saja. Kau berniat bertemu dengan Berry dulu daripada aku. Kau suka padanya? Tatapanmu tak lepas darinya. Apa kau dulu menatapku seperti itu?"

Can i see you?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang