Bagian 13

7 1 0
                                    

Happy Reading🌼

**

"Mara apa aku terlihat seperti anak kecil?" Angkasa tiba-tiba bertanya.

Alexandra menggeleng, "tidak. Kamu tidak seperti anak kecil, jika pun iya, memangnya ada anak kecil yang bisa membawaku lari dari neraka itu?" jawab Alexandra.

Angkasa melepaskan pelukan itu, ia membawa Alexandra menuju kamarnya, dan mendudukkan di kasur sedangkan Angkasa, ia berjongkok dihadapan Alexandra.

Tatapan matanya seolah menyiratkan luka yang dalam, keduanya saling berkomunikasi lewat sorot mata itu. Tak ada sepatah kata yang mereka ucapkan, mereka hanya saling menatap satu sama lain seperti hanya mereka yang memahami komunikasi itu.

"Apa ini sakit?" ucap Angkasa bertanya.

Alexandra mengangguk.

Angkasa memegang tangan mungil milik Alexandra yang penuh luka itu lalu ia kecup disana, ia tak berniat apapun, ia hanya ingin menghilangkan luka itu.

"Mana lagi yang sakit?" Angkasa bertanya.

"Semuanya," jawab Alexandra.

"Mara, menikahlah denganku." ucap Angkasa mengejutkan Alexandra.

Alexandra yang tak tak kuasa menahan air mata pun seketika menangis, nangis kebahagiaan.

"Iya Asa. Aku mau," jawabnya yang langsung memeluk Angkasa.

"Besok kita akan menikah, kita sudah tidak punya siapa-siapa. Dan besok Rean yang akan jadi saksinya," ujar Angkasa seraya melepaskan pelukan itu.

"Apa boleh aku melakukannya hari ini? Aku hanya ingin menghilangkan luka yang mereka berikan padamu, aku murka saat tau mereka menyentuhmu Mara! Gejolak ingin membunuh semakin membara, tetapi aku tahan, karena aku tidak ingin melukaimu. Aku mencintaimu Alexandra!" ujar Angkasa menggebu-gebu.

Alexandra menggeleng, "jangan panggil aku Alexandra. Karena mereka menyebut nama itu saat menyiksaku, call me Mara, hanya Mara."

"Aku mengijinkan kamu untuk menghilangkan bekas luka itu Asa," ucap Alexandra yang langsung diangguki oleh Angkasa.

"Aku mencintaimu Mara."

"Aku juga mencintaimu Asa."

Setelah mereka berucap demikian, mereka melakukannya. Sudah jangan dibayangkan!

Keesokan harinya, mereka terbangun dengan wajah yang berseri. Seperti tak ada luka yang menimpa mereka, luka yang ada dalam hati mereka seakan hilang seketika.

"Sayang bangun, kamu tau kan hari ini hari special bagi kita?" ucap Alexandra yang bersemangat.

"Ngeuhh. Kau bilang apa?" ujar Angkasa bertanya.

"Cepat bangun."

"Bukan, bukan yang itu," ucap Angkasa menggeleng.

"Kamu tau hari ini hari special kita?" ucapnya.

"Yang pertama Mara."

"Yang pertama apa Asa?" Alexandra mengerutkan keningnya.

"Kamu memanggilku dengan panggilan sayang."

"What? No, aku tidak memanggil seperti itu," bantah Alexandra.

"Sudahlah sayang, tidak apa-apa, beberapa jam lagi kau akan memanggilku seperti itu," ucap Angkasa yang kini tengah memeluk Alexandra.

**

Setelah melakukan pernyataan cinta diatas altar, mereka pun akhirnya sah menjadi pasutri.

REALLY ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang